Liputan6.com, Jakarta - Investor legendaris sekaligus miliarder Warren Buffett percaya bakal ada lebih banyak bank gagal ke depan. Akan tetapi, deposan tidak perlu khawatir.
“Kami tidak melupkan kegagalan bank, tetapi deposan tidak mengalami krisis. Bank bangkrut, tapi deposan tidak akan dirugikan,” ujar CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffett, dikutip dari CNBC, Minggu (16/4/2023).
Advertisement
Runtuhnya Sillicon Valley Bank, Signature Bank, kegagalan bank terbesar kedua dan ketiga dalam sejarah Amerika Serikat mendorong tindakan penyelamatan luar biasa dari regulator yang mendukung semua simpananan di pemberi pinjaman yang gagal dan menyediakan fasilitas pendanaan tambahan untuk bank bermasalah.
Warren Buffett mengungkapkan, beberapa hal “bodoh” yang dilakukan bank secara berkala terungkap selama periode ini termasuk aset dan kewajiban yang tidak sesuai serta akuntansi yang dipertanyakan.
“Para bankir tergoda untuk melakukan itu selamanya. Prosedur akuntansi telah mendorong beberapa bankir untuk melakukan beberapa hal yang telah sedikit membantu laba mereka saat ini dan menyebabkan godaan berulang untuk mendapatkan spread yang sedikit lebih besar, sedikit lebih banyak dari pada laba,” ujar dia.
Buffett menuturkan, beberapa bankir akan melanjutkan perilaku ini. Hal itu akan membahayakan pemegang saham di beberapa saham. Namun, ia menuturkan, ada ketakutan dan kepanikan yang tidak perlu tentang kehilangan uang deposan, ketika sistem disiapkan untuk melindungi seluruh simpanan negara.
Warren Buffett Ingatkan Bank Pertahankan Kepercayaan Publik
“Biaya (Federal Deposit Insurance Corp) ditanggung oleh bank. Bank tidak pernah bebani pemerintah federal sepeser pun. Publik tidak mengerti itu,” ujar dia.
“Tidak ada yang akan kehilangan uang dengan deposito di bank AS. Itu tidak akan terjadi. Anda tidak perlu mengubah keputusan bodoh oleh para manajer menjadi membuat panik seluruh warga Amerika Serikat tentang sesuatu yang tidak perlu membuat mereka panik,” kata dia.
Ia menekankan sangat penting bagi bank untuk mempertahankan kepercayaan publik dan dapat kehilangan kepercayaan itu dalam hitungan detik seperti yang disoroti saat ini.
Buffett telah menjadi penyelamat untuk bank bermasalah pada masa lalu. Ia datang ke Goldman Sachs untuk suntikkkan dana USD 5 miliar setelah runtuhnya Lehman Brothers pada 2008. Pada 2011, Buffett menyuntikkan USD 5 miliar ke Bank of America.
Advertisement
Orang Terkaya Dunia Warren Buffett Sebut Bitcoin sebagai Token Perjudian
Sebelumnya, Maestro keuangan sekaligus salah satu investor paling sukses dalam sejarah, Warren Buffett membahas Bitcoin selama wawancara bersama CNBC pada 12 April 2023.
Seperti yang telah dia lakukan dalam wawancara lainnya, Buffett kembali memberikan pandangan negatifnya pada Bitcoin. Kali ini dia menyamakan bitcoin dengan skema perjudian. Dia meringkas penjelasan bitcoin sebagai “token perjudian” dan dia bersikeras dunia telah melihat “ledakan perjudian”.
Buffett memang terkenal menjadi salah satu sosok yang tidak mendukung kripto. Buffett sebelumnya mengatakan bitcoin adalah “racun tikus yang dikuadratkan”.
"Dorongan untuk berpartisipasi dalam sesuatu yang terlihat seperti uang mudah adalah naluri manusia yang selalu ada,” kata Buffett, dikutip dari Bitcoin.com, Kamis (13/4/2023).
Selain mengatakan Bitcoin sebagai racun tikus, Buffett juga sempat mengungkapkan di masa lalu kripto tidak memiliki nilai intrinsik, tetapi itu tidak menghentikan orang untuk ingin bermain kripto.
Tak hanya Buffett, rekan kerjanya yaitu Wakil Ketua Berkshire Hathaway Charlie Munger, bahkan lebih blak-blakan atas penghinaannya terhadap cryptocurrency selama bertahun-tahun, awal tahun ini menyerukan AS untuk meniru China dalam melarang kripto.
“Ini adalah kontrak perjudian dengan keunggulan hampir 100 persen untuk rumah, masuk ke negara di mana kontrak perjudian secara tradisional hanya diatur oleh negara bagian yang bersaing dalam kelemahan,” tulis Munger dalam sebuah opini untuk Wall Street Journal.
Influencer Kripto Ancam Pengacara yang Urus Gugatan FTX
Seorang influencer cryptocurrency yang juga terdakwa dalam gugatan class action sebagai promotor pertukaran kripto FTX menghadapi pengawasan hukum baru setelah diduga mengirim pesan ancaman kepada pengacara yang memimpin gugatan.
Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis (23/3/2023), Ben Armstrong dikenal sebagai "BitBoy Crypto" adalah salah satu dari beberapa influencer yang telah ditetapkan sebagai tergugat dalam gugatan class action atas promosi akun FTX mereka ke YouTube dan pengikut media sosial mereka.
Saluran BitBoy Crypto Armstrong di YouTube memiliki 1,45 juta pelanggan. Penggugat menuduh influencer tidak mengungkapkan mereka dibayar untuk mendukung atau mensponsori FTX atau melakukan uji tuntas yang memadai.
Pengacara yang memimpin gugatan class action mengatakan dalam dokumen yang diajukan ke pengadilan pada Senin setelah gugatan diajukan minggu lalu, Armstrong telah melecehkan salah satu pengacara penggugat dengan "panggilan telepon, Tweet, dan email tanpa akhir kepadanya secara pribadi, dan publik.
Armstrong juga dituduh memposting postingan yang menghina dan mengancam di media sosial. Armstrong diduga membuat 21 panggilan ke kantor pengacara dalam waktu 45 menit dari nomor anonim dan meninggalkan pesan suara kepada Adam Moskowitz, salah satu pengacara yang memimpin gugatan class action.
Menurut pengajuan, Armstrong juga mengirim email berisi kata-kata kotor ke Moskowitz. Setelah gugatan diajukan minggu lalu, Armstrong mengirimkan serangkaian tweet tentang Moskowitz yang disertakan dalam pengajuan pengadilan.
Firma hukum Moskowitz terlibat dalam gugatan class action terpisah yang melibatkan promotor FTX, termasuk Tom Brady, Gisele Bündchen, Shaquille O'Neal, Steph Curry, serta bintang olahraga dan selebritas lainnya.
Advertisement