Liputan6.com, Jakarta - SpaceX berencana untuk melakukan uji terbang pertamanya Starship pada Senin (17/4). Roket tersebut diklaim sebagai roket paling kuat yang pernah dibuat, yang dirancang untuk mengirim astronaut ke Bulan dan luar angkasa lainnya.
Peluncuran Starship dijadwalkan berlangsung pada pukul 07.00 waktu setempat dari pangkalan Texas yang milik perusahaan ruang angkasa swasta milik miliarder Elon Musk.
Advertisement
Namun jika upaya peluncuran yang direncakan pada Senin (17/4) terkendala, roket itu dijadwalkan akan diluncurkan pada akhir pekan depan, dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu (16/4/2023).
Badan antariksa AS NASA telah memilih kapsul Starship untuk mengangkut astronautnya ke Bulan sebagai bagian dari misi Artemis III, yang ditetapkan paling cepat akhir 2025.
Starship terdiri dari kapsul yang dapat digunakan kembali yang membawa awak dan kargo serta roket pendorong Super Heavy tahap pertama.
Pesawat ruang angkasa Starship setinggi 50 meter itu berada di atas roket Super Heavy setinggi 70 meter.
SpaceX melakukan uji coba 33 mesin Raptor pada booster tahap pertama Starship pada Februari dan uji coba itu berlangsung sukses.
"Sukses mungkin, dijamin seru!" cuit Musk pada Jumat (14/4) malam.
NASA akan membawa astronot ke orbit Bulannya sendiri pada November 2024 menggunakan roket beratnya sendiri yang disebut Space Launch System (SLS), yang dikembangkan selama lebih dari satu dekade.
Starship disebut memiliki ukuran yang lebih besar dan lebih kuat dari SLS.
Roket Hasilkan 17 Juta Pon Daya Dorong
Roket itu menghasilkan 17 juta pon daya dorong, lebih dari dua kali lipat dari roket Saturn V yang digunakan untuk mengirim astronaut Apollo ke Bulan.
SpaceX memperkirakan dapat menempatkan Starship ke orbit, dan kemudian mengisi bahan bakarnya dengan Starship lain sehingga dapat melanjutkan perjalanan ke Mars atau lebih jauh.
Gagasan peluncur yang dapat digunakan kembali merupakan Musk untuk memangkas harga. Setiap penerbangan Starship dapat menelan biaya "kurang dari $10 juta," katanya pada awal tahun lalu.
Roket super berat lainnya yang sedang dikembangkan termasuk New Glenn dari Blue Origin, Long March 9 dari China dan Yenisei dari Rusia.
Advertisement