Liputan6.com, Jakarta - Kapuspen TNI Laksda Julius Widjojono menyampaikan pesan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, terkait misi penyelamatan Pilot Susi Air yang bernama Philip Mark Merthens. Diketahui, yang bersangkutan saat ini ditawan dan berstatus sandera dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
“Panglima TNI selalu komando utama untuk operasi ini dan perintahnya sangat jelas, jangan ragu ambil tindakan,” kata Laksda Julius saat jumpa pers, Minggu (16/4/2023).
Advertisement
Laksda Julius menegaskan, tindakan prajurit TNI di Papua adalah bagian dari operasi militer. Karena itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono berharap anggotanya dapat menjalankan misi dengan strategi pintar.
“Perintahnya jelas, Panglima TNI lakukan operasi militer, sifatnya menegakkan sifat humanis kemudian lebih tepatnya adalah smart operation, di mana ingin mengurangi jatuhmya korban,” jelas dia.
Namun demikian, dalam operasi ini diketahui satu prajurit bernama Pratu Miftahul Arifin. Almarhum dinyatakan tewas usai bertempur melawan KKB di Nduga dalam operasi penyelamatan sandera pilot Susi Air.
"Panglima TNI turut berduka cita atas gugurnya prajurit terbaik TNI atas nama Pratu Miftahul Arifin yang gugur pada 15 April 2023 pukul 16.30 WIB," kata Kapuspen TNI Laksda Julius.
Julius memastikan, demi membela NKRI maka TNI tidak pernah mundur sejengkalpun untuk menjaga kedaulatan wilayah RI dan anggota TNI masih konsisten dalam menjalankan misi terkait di Papua.
“Panglima TNI dengan tegas menyampaikan, untuk ambil tindakan jangan ragu-ragu,” pungkas Julius.
Komunikasi Prajurit Terhambat Cuaca Buruk
Selanjutnya, Julius membenarkan, situasi anggota TNI saat ini yang masih ada di medan operasi mengalami kesulitan akses komunikasi. Hal itu disebabkan kondisi cuaca yang tidak menentu.
“Panglima TNI secara terus menerus memerintahkan untuk melakukan pencarian dan bantuan tempur dengan kekuatan maksimal,” dia memungkasi.
Advertisement