Liputan6.com, Kashmir - Ramadhan disambut suka cita oleh umat Islam di seluruh dunia. Mereka berkumpul di masjid-masjid untuk sholat, berdoa, dan membaca Al-Qur’an sambil berpuasa.
Di Srinagar, di ibu kota Kashmir yang dikuasai India, setiap hari jemaah memadati Masjid Sheikh Abdul Qadir Jilani. Mereka menyimak khotbah yang disampaikan bergantian sepanjang hari.
Advertisement
Abdul Qadir Jilani adalah sufi dari abad ke-12. Ia dimakamkan di Baghdad, Irak, dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu (16/4/2023).
Sheikh Qadir Jilani tidak pernah ke wilayah Himalaya. Namun, ia sangat dihormati di lembah tersebut. Namanya diabadikan pada masjid yang dibangun pada abad ke-18 dan merupakan salah satu masjid yang paling populer di Srinagar.
Mudasir Geelani telah menjadi imam di masjid tersebut dalam beberapa tahun terakhir. “Bulan suci Ramadhan mengingatkan kami pada penderitaan orang miskin. Seseorang tidak akan memahami rasa lapar yang diderita orang miskin sampai, dan kecuali kalau, ia sendiri berpuasa. Nabi kami dan Qur’an telah memerintahkan kami untuk berpuasa dalam bulan ini,” jelasnya.
Di tempat lain, Masjid Jamia yang berusia 600 tahun, biasanya ribuan jemaah datang untuk sholat selama Ramadhan. Bangunan dari batu bata dan kayu ini merupakan salah satu masjid tertua di Srinagar. Karena berkali-kali menjadi pusat protes antiIndia dan bentrokan, masjid ini ditutup. Penutupan ini bagian dari tindakan keras sejak 2019 setelah pemerintah India mencabut status semiotonomi yang telah lama dipegang wilayah Kashmir.
Ramadhan juga merupakan bulan bersukacita, menikmati makanan lezat, dan berbelanja. Keluarga memasak untuk berbuka puasa dan makan malam yang disebut iftar.
Pembuat Roti Tradisional Kashmir
Ramadhan adalah saatnya bagi pembuat roti tradisional Kashmir bereksperimen dan pamer keterampilan. Mereka akan mencoba resep baru untuk membuat roti spesial yang penampilan, warna, ukuran, tekstur dan aromanya berbeda, khusus untuk Ramadhan.
Pembuat roti Owais Nazir mengungkapkan, “Roti ini dibuat khusus untuk Ramadhan. Kami tidak menjualnya dalam bulan lain. Alasannya, supaya orang yang berpuasa bisa mencicipi makanan enak dan mereka mengingat kami dalam doa mereka.”
Pasar-pasar di Srinagar ramai. Orang-orang membeli makanan dan camilan untuk berbuka puasa. Tetapi kali ini, mereka merasakan tekanan inflasi. Naiknya harga makanan dan minuman memaksa rumah tangga mengurangi barang-barang yang biasa dibeli, termasuk kurma, buah-buahan dan aneka jus. Bahkan daging dan unggas dijual melebihi harga yang ditetapkan pemerintah setempat.
Penduduk Srinagar yang sedang berbelanja, Muzaffar Ahmed, merasa terpukul oleh harga yang sangat tinggi. “Harga berubah sebelum dan sesudah Ramadhan. Harganya tidak sama. Ramadhan adalah bulan suci. Harga-harga seharusnya turun. Tetapi sayangnya, mereka menaikkan harga selama bulan ini. Orang miskin tidak mampu membayar harga makanan yang begitu tinggi. Semuanya mahal, baik itu buah maupun sayuran.”
Selain berpuasa, membayar zakat adalah bagian dari lima rukun Islam. Selama Ramadhan, masjid dan badan amal secara rutin menyediakan makanan untuk orang miskin. Organisasi bantuan dan amal di wilayah tersebut menyiapkan paket makanan bagi mereka yang paling membutuhkan.
Advertisement
Langkah Atasi Inflasi
Athrout, lembaga swadaya masyarakat yang berbasis di Srinagar, mengambil langkah-langkah supaya orang yang tidak mampu, tidak terlalu terimbas inflasi, karena bahan pangan seperti beras, tepung dan minyak nabati sulit didapat. Tim relawan mengemas 'paket khusus sembako Ramadhan' di kantor LSM tersebut.
Javid Ahmed, manajer umum LSM tersebut mengatakan, "Dibandingkan dengan tahun lalu, kami telah menggandakan jumlah paket sembako tahun ini. Kami merasa kenaikan inflasi memperburuk kondisi keuangan masyarakat. Akibatnya, kami sibuk luar biasa," jelasnya.
Selain organisasi amal, jemaah di masjid-masjid dan musala-musala menyediakan buka puasa bagi komunitas. Suasana sedih ketika jemaah mengangkat tangan dan berdoa bagi perdamaian di wilayah yang dilanda kekerasan itu.
Wilayah Kashmir telah memerangi pemerintahan India sejak 1989. Mereka menuntut Kashmir yang dikuasai India dijadikan bagian dari Pakistan atau disatukan dengan wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan untuk menjadi negara merdeka.