Gempa Hari Ini Minggu 16 April 2023 Getarkan Buton Tengah, Provinsi Sulawesi Tenggara

Hanya ada satu kali lindu yang terjadi hingga pukul 20.00 WIB pada hari ini di akhir pekan, Minggu (16/4/2023). Begitulah laporan gempa hari ini yang dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

oleh Devira Prastiwi diperbarui 16 Apr 2023, 20:25 WIB
Hanya ada satu kali lindu yang terjadi hingga pukul 19.45 WIB pada hari ini di akhir pekan, Minggu (16/4/2023). Begitulah laporan gempa hari ini yang dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). (Liputan6.com/ BPBD TTS)

Liputan6.com, Jakarta - Hanya ada satu kali lindu yang terjadi hingga pukul 20.00 WIB pada hari ini di akhir pekan, Minggu (16/4/2023). Begitulah laporan gempa hari ini yang dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Lindu tersebut terjadi pada pukul 10:29:28 WIB di wilayah Kabupaten Buton Tengah, Provinsi Sulawesi Tenggara.

"Pusat gempa berada di laut 22.9 kilometer barat daya Kabupaten Buton Tengah," terang BMKG melalui laman resminya www.bmkg.go.id.

BMKG menyatakan, lindu dirasakan MMI (Modified Mercalli Intensity) II-III di Kabaena dan Talaga Raya. Lalu MMI III di Bombana dan Muna Barat.

Episenter gempa terletak pada koordinat titik 5.5 Lintang Selatan (LS) dan 122.25 Bujur Timur (BT). Lindu itu memiliki kekuatan 4,5 dengan kedalaman 17 kilometer.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyiapkan aplikasi untuk memantau cuaca selama mudik Lebaran 2023 hingga skala kecamatan. Dengan begitu, BMKG berharap masyarakat bisa melakukan perjalanan dengan aman.

"Masyarakat dapat mengakses situs web resmi yang diluncurkan BMKG untuk pantauan selama mudik di publik.bmkg.go.id/cuaca-mudik/," ujar Koordinator Bidang Layanan Informasi BMKG Agus Fitrianto, dikutip dari Antara, Minggu (16/4/2023).

Dia menjelaskan, pantauan prakiraan berbasis dampak hingga skala kecamatan yang merupakan sinergi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dinamakan Signature BMKG.

Menurut Agus, masyarakat bisa mengakses pantauan cuaca baik darat, laut, maupun udara pada satu situs tersebut.

"Selain itu, masyarakat juga bisa memantau media sosial resmi infobmkg baik di Instagram, YouTube, maupun Twitter," papar dia.

 


Jalur Udara dan Laut

Kenderaan melintas saat hujan di Bundaran HI, Jakarta, Senin (1/11/2021). BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir, dan angin kencang untuk berbagai wilayah di Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kemudian, lanjut Agus, bagi pemudik yang menempuh jalur udara bisa mengakses BMKG SIAM dan INA-WIS BMKG bagi yang ingin memantau prakiraan cuaca di jalur laut.

"Ada pun pantauan yang dilaporkan BMKG hingga Minggu pukul 13.00-19.00 masih relatif aman bagi pemudik, karena di jalur darat, kondisi cuaca di Pulau Jawa relatif cerah hingga berawan," terang dia.

Ada pun pantauan yang dilaporkan BMKG, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat atau petir pada jalur mudik diperkirakan terjadi di Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Pangkal Pinang, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Untuk jalur laut, umumnya berawan hingga ringan. Terdapat potensi hujan lebat disertai petir di wilayah Laut Jawa, Selat Makassar, Perairan Kalimantan Utara, Perairan selatan Sulawesi Utara, Laut Maluku bagian selatan, Perairan Kepulauan Kai - Kepulauan Aru, Laut Arafuru bagian timur, Teluk Cendrawasih dan Perairan Jayapura-Sarmi.

"Berdasarkan pantauan di Pelabuhan Merak, Ketapang, Gilimanuk, Padangbai, dan Lembar, cuaca diperkirakan berawan, sedangkan Bakauheni diperkirakan hujan ringan," kata Agus.

Sedangkan, lanjut dia, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Utara-Timur dengan kecepatan angin berkisar 3-15 knot, sedangkan Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Barat Daya-Barat dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot.

"Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan Kepulauan Lingga, Laut Jawa bagian Barat, dan Teluk Bone bagian utara," jelas Agus.

 


BMKG Ingatkan Oles Sunscreen SPF 30

Ilustrasi Penggunaan Hand Body Credit: pexels.com/pixabay

Sebelumnya, Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melansir peringatan terkait level sinar ultraviolet (Sinar UV) ekstrem yang melanda sebagian wilayah Indonesia pada pekan ini, termasuk pada Sabtu, 15 April 2023.

Hal itu didasarkan pada Indeks UV atau angka tanpa satuan untuk menjelaskan tingkat paparan radiasi sinar ultraviolet yang berkaitan dengan kesehatan manusia.

"Dengan mengetahui UV index kita bisa memantau tingkat sinar ultraviolet yang bermanfaat dan yang dapat memberikan bahaya," Sabtu 15 April 2023.

Merujuk laman resmi BMKG, sinar UV dengan level bahaya risiko tinggi - ditandai dengan warna oranye - mulai berlangsung pada pukul 10.00 WIB di kawasan Indonesia Barat.

Di waktu hampir bersamaan, sebagian wilayah Indonesia bagian tengah mulai didominasi dengan level bahaya risiko sangat tinggi (warna merah) atau bahkan level bahaya ekstrem yang ditandai dengan warna ungu.

Pada sinar UV level merah, orang yang terpapar matahari tanpa pelindung sangat rentan dengan kerusakan pada kulit dan mata. Kulit dan mata bisa rusak atau terbakar dengan cepat. Sementara, pada sinar UV level ungu, tingkat bahayanya sangat ekstrem bagi orang yang terpapar matahari tanpa pelindung.

"Diperlukan semua tindakan pencegahan karena kulit dan mata dapat rusak rusak dan terbakar dalam hitungan menit," jelas BMKG.

Beranjak ke pukul 11.00 WIB, warna merah dan ungu terjadi hampir merata di seluruh wilayah Indonesia. Situasi itu diprediksi terjadi sampai pukul 12.00 WIB.

Tetapi, kondisi sinar UV masih belum lepas dari level risiko bahaya tinggi dan sedang hingga pukul 16.00 WIB. Untuk itu, BMKG mengingatkan masyarakat agar rajin mengoles sunscreen atau tabir surya dengan minimal SPF 30.

 


Saran BMKG Hadapi Situasi Sinar UV Level Ekstrem

Ilustrasi Tabir Surya | pexels.com/@moose-photos-170195

Untuk itu, BMKG merilis sejumlah rekomendasi untuk menghindari efek buruk paparan sinar UV. Warga diminta untuk meminimalkan waktu di bawah paparan matahari antara pukul 10 pagi hingga pukul 16.00.

Sedapat mungkin masyarakat tetap berada di tempat teduh pada saat matahari terik di siang hari. Hindari melewati permukaan yang cerah, seperti pasir, air, dan salju, karena akan meningkatkan paparan UV.

Jangan lupa untuk mengenakan pakaian pelindung matahari, topi lebar, dan kacamata hitam yang menghalangi sinar UV saat berada di luar ruangan.

"Oleskan cairan pelembab tabir surya SPF 30+ setiap 2 jam bahkan pada hari berawan, setelah berenang atau berkeringat," imbuh BMKG.

Sinar ultraviolet merupakan bagian gelombang elektromagnetik dari energi radiasi matahari pada pita 100-400 nm. Radiasi matahari yang menjangkau permukaan bumi sendiri berada pada sekitar panjang gelombang 100 nm sampai dengan 1 mm.

Badan Meteorologi Dunia (World Meteorological Organisation/WMO) menuliskan bahwa sinar matahari yang kurang akan memengaruhi mood kita dan juga meningkatkan ancaman kekurangan vitamin D. Sebaliknya, jika menerima paparan sinar matahari berlebihan, akan menimbulkan bahaya bagi kesehatan.

Infografis Korban Gempa Bumi Cianjur Jawa Barat Magnitudo 5,6 (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya