Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan saham Senin, (17/4/2023). Hal ini seiring pelaku pasar menanti rilis laba bank besar termasuk Bank of America, Morgan Stanley dan Charles Schwab.
Dikutip dari CNBC, Senin pekan ini, laporan laba kuartalan akan menjelaskan kesehatan keseluruhan sektor keuangan di Amerika Serikat (AS) setelah jatuhnya Silicon Valley Bank dan bagaimana hal itu akan membentuk siklus pengetatan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS.
Advertisement
Laporan Produk Domestik Bruto (PDB) China dijadwalkan akan dirilis pada Selasa pekan ini. Ekonom yang disurvei oleh Reuters mengharapkan kenaikan 4 persen dari tahun ke tahun untuk kuartal I 2023, lebih tinggi dari kuartal terakhir tahun lalu. Hal itu akan menandai kenaikan terbesar dalam hampir setahun.
Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,2 persen, dan lanjutkan penguatan selama sepekan 1,9 persen. 11 sektor saham kompak menguat. Di Jepang, indeks Nikkei bertambah 0,22 persen. Indeks Topix melesat 0,32 persen. Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,11 persen. Sementara itu, indeks Kosdaq susut 0,18 persen. Indeks Hang Seng berjangka melemah.
Adapun di Amerika Serikat, bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada Jumat pekan lalu. Indeks Dow Jones merosot 0,42 persen. Indeks S&P 500 susut 0,21 persen. Indeks Nasdaq tergelincir 0,35 persen.
Penutupan Bursa Saham Asia 14 April 2023
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Jumat, 14 April 2023 mengikuti pergerakan wall street. Hal ini seiring indeks harga produsen Amerika Serikat isyaratkan tanda-tanda lebih lanjut dari inflasi yang melandai.
Indeks harga produsen pada Maret, ukuran harga yang dibayarkan oleh perusahaan dan sering kali merupakan indikator utama inflasi konsumen turun 0,5 persen bulan ke bulan.
Sementara itu, Otoritas Moneter Singapura mempertahankan kebijakan moneternya seiring inflasi inti tetap pada level tertinggi dalam 14 tahun. Ekonomi alami kontraksi triwulanan 0,7 persen dan pertumbuhan marjinal 0,1 persen tahun ke tahun.
Indeks Nikkei 225 memimpin kenaikan di bursa saham Asia Pasifik. Indeks Nikkei 225 menguat 1,2 persen ke posisi 28.493,47. Indeks Topix bertambah 0,54 persen ke posisi 2.018,72. Di Australia, indeks ASX 200 naik 0,51 persen ke posisi 7.361,6.
Indeks Kospi Korea Selatan ditutup menguat 0,38 persen ke posisi 2.571,49 dan indeks Kosdaq bertambah 1,07 persen ke posisi 903,84. Hal ini seiring Korea Utara merilis pernyataan tentang peluncuran rudal terbarunya di perairan antara Korea Selatan dan Jepang.
Indeks Hang Seng di Hong Kong menguat 0,27 persen. Di China daratan, indeks Shanghai menanjak 0,6 persen ke posisi 3.338,15. Indeks Shenzhen bertambah 0,51 persen ke posisi 11.800,09.
Di Amerika Serikat, tiga indeks acuan menguat dengan indeks S&P 500 menguat 1,33 persen untuk penutupan tertinggi sejak Februari. Indeks Nasdaq bertambah 1,99 persen dan indeks Dow Jones menanjak 1,14 persen.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 14 April 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham, Jumat, 14 April 2023. Akan tetapi, selama sepekan, wall street membukukan kinerja positif karena investor menilai laporan penjualan ritel yang lemah merusak antusiasme di tengah rilis laporan laba perusahaan yang lebih kuat.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (15/4/2023), indeks Dow Jones melemah 143,22 poin atau sekitar 0,42 persen menjadi 33.886,47. Indeks S&P 500 susut 0,21 persen menjadi 4.137,64. Indeks Nasdaq tergelincir 0,35 persen ke posisi 12.123,47.
Indeks Dow Jones membukukan kinerja mingguan positif selama empat minggu berturut-turut dengan naik 1,2 persen. Sementara itu, indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat kinerja mingguan positif dalam empat minggu. Indeks S&P 500 naik 0,79 persen dan indeks Nasdaq menanjak 0,29 persen.
Penjualan ritel pada Maret menunjukkan belanja konsumen turun dua kali lipat dari yang diharapkan. Penjualan ritel merosot 1 persen bulan lalu, lebih dari penurunan 0,5 persen yang diharapkan oleh ekonom yang disurvei Dow Jones karena konsumen membayar lebih sedikit untuk bahan bakar.
“Penjualan ritel datang lebih lemah dari yang diharapkan, tetapi banyak kesalahan terkait dengan harga bahan bakar yang lebih rendah yang semuanya dianggap sama adalah sedikit positif untuk pengeluaran,” ujar Chief Investment Officer Independent Advisor Alliance, Chris Zaccarelli.
Ia menambahkan, inflasi telah turun karena harga gas merosot, tetapi hal itu bisa berbalik dalam sekejap yang akan mendorong angka yang lebih tinggi.
"Yang lebih memprihatinkan adalah harga inti (yang tidak termasuk harga makanan dan gas) sangat tinggi, dan di mana kami percaya risiko untuk tingkat yang lebih tinggi terletak lebih lama,” ujar dia.
Saham Bank Menguat
Data penjualan ritel yang mengecewakan mengimbangi kegembiraan seputar laba perusahaan yang kuat. JPMorgan Chase melaporkan rekor pendapatan yang mengalahkan harapan analis. Saham JPMorgan Chase naik lebih dari 7 persen.
Sementara itu, saham Wells Fargo sempat naik 2,1 persen setelah bank melaporkan keuntungan yang meningkat sebelum ditutup mendatat. Ini adalah rilis laba bank pertama sejak runtuh Sillicon Valley Bank dan Signature Bank pada bulan lalu.
Di sisi lain, UnitedHealth yang memiliki bobot terbesar di Dow Jones, turun 2,7 persen setelah apa yang digambarkan Mizuho sebagai peningkatan dan kenaikan sederhana. Tindakan itu dilakukan setelah UnitedHealth mengatakan habiskan lebih banyak untuk diabetes baru dan obat penurun berat badan dari Novo Nordisk dan Eli Lily.
Sedangkan Boeing ditutup lebih rendah dari 5 persen. Pada Kamis, 13 April 2023, produsen pesawat memperingatkan penundaan pengiriman untuk beberapa pesawat 737 Max miliknya.
Harapan untuk musim laba ini suram. Analis yang disurvei oleh Refinitif memperkirakan laba S&P 500 turun lebih dari 5 persen pada kuartal I 2023. Prediksi itu muncul karena perusahaan hadapi inflasi yang terus menerus tinggi dan tingkat suku bunga tinggi.
Advertisement