Bangkitkan Kepribadian dan Budaya Bangsa Melalui Taman Sekar Wijaya Kusuma

Kepribadian bangsa Indonesia di bidang kebudayaan perlu dibangkitkan kembali setelah kini dirasakan semakin pudar

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Apr 2023, 09:38 WIB
AM Hendropriyono,

Liputan6.com, Jakarta Budaya Indonesia tekenal dengan adiluhungnya sejak berates-ratus tahun lalu. Namun semakin berjalannya waktu budaya yang kita banggakan itu memudar karena gempuran pengaruh budaya asing, terutama dari Korea dan China.

AM Hendropriyono berusaha membangkitkan budaya dan kepribadian Indonesia khususnya Aksara Nusantara melalui Taman Sekar Wijaya Kusuma.

Bagaimana Taman Sekar Wijaya Kusuma dan pandangan AM Hendropriyono, berikut selengkapnya:


1. VISI

Pandangan para penyelenggara Taman Sekar Wijaya Kusuma (TSWK) adalah :

a.                 Kepribadian bangsa Indonesia di bidang kebudayaan perlu dibangkitkan kembali setelah kini dirasakan semakin pudar, akibat dari lamanya penjajahan di masa lampau dan berlanjut dengan besarnya pengaruh dari berbagai macam kebudayaan asing yang negatif.

b.                Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang bertekad mempunyai satu bahasa lisan yaitu bahasa Indonesia, perlu segera dilengkapi dengan bahasa tulisan yaitu aksara Indonesia atau aksara Nusantara di era kini yang serba internet dan berkecerdasan buatan.

c.                 Aksara Nusantara adalah aksara Jawa dalam bahasa Indonesia yang semula sebagai aksara Jawa temuan Aji Saka, pada tahun 826 Masehi diberlakukan di seluruh daerah yang dipersatukan oleh Majapahit. Bahkan tarikh Saka pernah digunakan secara resmi di Kerajaan Majapahit selama 234 tahun (Tahun 1 Saka = Tahun 78 Masehi).

d.                Kepentingan diberlakukannya Aksara Nusantara kini adalah demi mencegah semakin maraknya pemberlakuan aksara asing seperti yang terjadi di kota Baubau Sulawesi Tenggara, yang Pemerintah Daerahnya menerapkan aksara Hangul bangsa Korea dalam kurikulum lokal di sekolah. Kini aksara Hangul tersebut mulai banyak digunakan di gedung-gedung baik milik pemerintah maupun swasta.


2. MISI

Tugas dari Taman Sekar Wijaya Kusuma (TSWK) adalah :

a.       Menjadikan diri sebagai etalase dari keluhuran sejarah dan kebudayaan asli Indonesia.

b.      Membimbing generasi penerus secara tutwuri handayani, untuk menggali lebih dalam ke akar kebudayaan asli bangsa Indonesia, dengan menguasai aksara Nusantara.

c.       Berjuang agar aksara Nusantara dapat diresmikan oleh otoritas pusat, sehingga dapat meletakannya pada platform digital dan memperoleh domain internet seperti 43 negara lainnya di dunia.


3. PEDOMAN DASAR

Filsafat negara bangsa yaitu Pancasila dengan UUD 1945 dan sesanti Bhinneka Tunggal Ika, yang mencerminkan persatuan bangsa Indonesia dalam keberagaman suku, ras, agama dan golongan. Persatuan Indonesia senantiasa digalang demi kekuatan dan kemerdekaan untuk mengenyam keindahan seni dan kultur pribadinya, seiring dengan proses akulturasi budaya modern yang tepat guna.


4.      TANTANGAN

Tantangan yang harus dijawab oleh Indonesia adalah perkembangan situasi geopolitik yang semakin mengerucut pada kondisi tatanan dunia yang unipolar ke arah multipolar, sebagai dampak perang Russo Ukraina yang berlarut-larut sejak Maret 2022.

Tatanan dunia tersebut sesuai dengan sifat globalisme-paradox, yang menyatukan dunia dalam entitas-entitas nasional yang mempunyai ketahanan dalam kebudayaannya masing-masing. Jawaban yang berupa ketahanan kebudayaan masyarakat bangsa Indonesia yang diawali dengan membuat setaranya aksara Nusantara dengan aksara latin, merupakan kunci untuk menjawab tantangan hegemoni latin Barat karena Lingua Franca Inggris yang berada dalam status quo sejak abad ke 18.


5.      ANCAMAN, GANGGUAN dan HAMBATAN

Ancaman terhadap keutuhan NKRI dalam aspek ketahanan kebudayaan pada konteks aksara Nusantara adalah aksara asing yang digandrungi masyarakat yaitu aksara Hangul Korea dan aksara Hanzi China. Kegandrungan kaum muda Indonesia karena pengaruh seni budaya Korea yang ditebarkan oleh K-Pop, sedangkan kegandrungan terhadap aksara Hanzi karena pengaruh kekuatan ekonomi perdagangan dan finansial serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi China.

Aksara-aksara asing yang bersifat mengganggu atau menghambat perkembangan aksara Nusantara antara lain adalah aksara Palawa India, aksara Jawi Arab dan aksara Khamen Thailand. 


6.      TUJUAN.

Menjadikan aksara Nusantara sebagai alat komunikasi tertulis yang resmi dalam negara bangsa Indonesia yang relevan, karena diperkaya oleh aksara-aksara daerah lainnya sebagaimana kekayaan aksara Korea karena aksara Hangul dan Hanja atau kekayaan aksara Jepang karena Hirgana-Katakana-Kanji yang diberlakukan secara bersamaan.


7.      KEADAAN LINGKUNGAN

Lingkungan masyarakat Indonesia di era industri 5.0 kini hanya akan menggunakan aksara Nusantara miliknya sendiri, jika memenuhi 2 (dua) syarat yaitu :

1.      Diberlakukan resmi oleh kemauan politik (Political Will) dari otoritas pusat, sebagai tindak lanjut pemberlakuan aksara Jawa oleh otoritas daerah-daerah Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Cirebon dan Indramayu dan dipelajarkan kepada generasi penerus melalui kurikulum pelajaran di sekolah-sekolah.

2.      Berlaku karena dirasakan kegunaannya untuk kebutuhan pribadi atau masyarakat, yang hidup di era serba internet dan berkecerdasan buatan. Misalnya, dengan tertera pada platform digital, dapat lebih cepat dan tepat memahami hakikat dari ontologi seni dan budaya asli Indonesia yang antara lain digelar di TSWK.


8.      PELAKU

Para Pejuang Budaya Nusantara (PBN) yang terdiri dari Raja Budaya dan para Pengiran serta Pengiran Putri, yang bertanggungjawab kepada Majelis Budaya Nusantara (MBN). Mereka  adalah sekelompok masyarakat bangsa Indonesia yang sadar dirinya memiliki kepribadian dalam kebudayaannya, di samping kesadaran berdaulat dalam bidang politik dan mandiri dalam bidang ekonomi. PBN mengkoordinir Dewan Akademi Aksara Nusantara (DAAN) yang membawahi Senat Mahaguru Aksara Nusantara (SMGAN).

Dengan strukur yang jelas dari pelaku atau subyek yang demikian, maka strategi yang dipilih dalam menghadapi setiap perubahan keadaan dapat lebih lentur untuk diterapkan.


9.      SASARAN-SASARAN AKSARA NUSANTARA.

a.       Tulisan tentang bermacam-macam gerak, lagu dalam seni tari-menari, musik tradisional dan musik modern Nusantara.

b.      Kumpulan tentang berbagai bentuk karya seni yang bersifat informatif dalam prosa dan bersifat keindahan dalam puisi Nusantara. 

c.       Pernaskahan yang menyangkut pertunjukkan dan pentas seni musik, tari-tarian, wayang, komedi, sulap, akrobat, sandiwara, ludruk, lukis, opera dan teater Nusantara.

d.      Pelajaran tentang seni 3 (tiga) dimensi, yaitu ungkapan seni Nusantara dalam bentuk ruang, antara lain arsitektur, ukir-mengukir, topeng, kriya, patung dan anyam-anyaman.

e.       Text books untuk sekolah khusus aksara Nusantara yang terdiri dari 3 jenjang kelas, yaitu kelas 1 yang disebut kelas Pendekar, kelas 2 disebut kelas Adipati, kelas 3 disebut kelas Senapati. Waktu pendidikan paling lama 18 bulan dan jika lulus ujian akan mendapat gelar Pengiran atau Pengiran Putri Budaya Nusantara. Tugas para Pengiran/Pengiran Putri adalah mensosialisasikan aksara Nusantara, agar dari generasi ke generasi dapat digunakan dan berfungsi untuk semakin mempersatukan seluruh Nusantara.

f.       Kemudahan sistem pembelajaran aksara Nusantara melalui internet dan aplikasi yang menggunakan Artificial Intelijen.


10.    METODE

Menggunakan aksara Nusantara yaitu aksara Jawa dalam bahasa Indonesia yang telah diperkaya oleh berbagai aksara dari daerah-daerah lain, sebagai sarana untuk mencapai sasaran-sasaran TSWK. Kegiatan tersebut didukung antara lain dari anggaran yang diperoleh dengan menjadikan TSWK sebagai tujuan wisata yang menarik.  

         

          *Guru Besar Emeritus Universitas Pertahanan RI.

            Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara.

            Guru Besar Sekolah Tinggi Hukum Militer.

 

Penulis:

AM Hendropriyono

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya