Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan di awal pekan ini. tekanan yang terjadi pada nilai tukar rupiah hari ini karena adanya komentar hawkish dari beberapa pejabat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.
Pada Senin (17/4/2023), nilai tukar rupiah dibuka melemah 57 poin atau 0,39 persen ke posisi 14.762 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya, yakni 14.705 per dolar AS.
Advertisement
"Pejabat AS mengatakan kenaikan suku bunga acuan masih dibutuhkan untuk menurunkan inflasi," ujar Chief Analist DCFX Futures Lukman Leong dikutip dari Antara.
Ia menyebutkan komentar hawkish pejabat Fed membuat imbal hasil obligasi AS meningkat dan dolar AS mengalami rebound.
Dolar AS rebound dari level terendah satu tahun di awal sesi Asia pada Senin pagi. Terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, indeks dolar AS naik 0,15 persen menjadi 101,82, berdiri agak jauh dari level terendah satu tahun pada Jumat 14 April 2023 di 100,78.
Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS dua tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, berdiri di 4,1137 persen, setelah mencapai puncak sekitar dua minggu di 4,137 persen pada Jumat 14 April 2023. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun terakhir di 3,5261 persen.
Beberapa pembicaraan Fed yang hawkish menambah ekspektasi suku bunga yang lebih tinggi, dengan Gubernur Fed Christopher Waller dan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic menyatakan bahwa Otoritas Moneter AS tersebut dapat menaikkan 25 basis poin lagi bunga acuan pada bulan depan.
Sentimen dari Dalam Negeri yang Mempengaruhi Rupiah
Kendati demikian dari dalam negeri, Lukman menuturkan investor akan menantikan data perdagangan Indonesia yang akan dirilis siang ini dan diperkirakan masih akan mengalami surplus perdagangan yang besar.
"Rilis data ini bisa menahan rupiah dari pelemahan lebih lanjut dari dolar AS," jelasnya.
Oleh karena itu, ia memprediksi rupiah berpeluang bergerak di kisaran 14.750 per dolar AS hingga 14.900 per dolar AS sepanjang hari ini.
Sedangkan pada Jumat 14 April 2023, rupiah ditutup naik 41 poin atau 0,28 persen ke posisi 14.705 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.746 per dolar AS.
Bos BI: Nilai Tukar Rupiah Lebih Gagah dari India-Malaysia
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkap nilai tukar mata uang rupiah lebih perkasa dibanding dengan negara tetangga. Diantaranya Malaysia, Thailand, hingga India.
Dia mencatat nilai tukar rupiah terdepresiasi 0,75 persen secara point-to-point di akhir Februari 2023. Namun, jika dilihat secara year-to-date (ytd), nilai tukar rupiah per 15 Maret 2023 menguat 1,32 persen dari level akhir Desember 2022.
Angka ini yang disebut Perry Warjiyo lebih baik dari capaian daei Rupee India, Baht Thailand, dan Ringgit Malaysia.
"Apresiasi ini lebih baik dibandingkan dengan apresiasi Rupee India sebesar 0,16 persen serta depresiasi Baht Thailand dan Ringgit Malaysia masing-masing sebesar -0,04 persen dan -1,8 persen," urainya.
Advertisement
Masih akan Tetap Stabil
Kedepannya BI memperkirakan kalau nilai tukar rupiah akan terjaga di level stabil. Mengingat ada sejumlah peningkatan ekonomi nasional yang berdampak positif.
"Kedepan BI mem stabilitas nilai tukar rupiah akan tetap terjaga sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi, inflasi rendah, surplus transaksi berjalan, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik," katanya.
"BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai bagian untuk mengendalikan inflasi. Khususnya inflasi barang impor dan memitigasi dampak rambatan ketidakpastian pasar keuangan global terhadpa nilai tukar rupiah," sambung Perry Warjiyo.