Mengenal Kampus Tempat Belajar Bima Yudho Saputro yang Kritik Gubernur Lampung, Tepat di Pusat Kota Sydney Australia

TikToker @awbimaxreborn mengaku bahwa orang tuanya telah dipanggil oleh Bupati Lampung Timur serta didatangi polisi.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 17 Apr 2023, 12:12 WIB
Seleb TikTok Bima Yudho Saputro bikin geger Indonesia setelah mengkritik jalanan rusak di Lampung. Tak lama setelahnya rumahnya didatangi polisi. (Foto: Dok. Instagram @awbimax)

Liputan6.com, Sydney - TikToker @awbimaxreborn mengaku bahwa orang tuanya telah dipanggil oleh Bupati Lampung Timur serta didatangi polisi. Semua bermula dari video singkatnya yang mengulas "Alasan Lampung Enggak Maju-Maju" di TikTok dan kemudian viral.

Menurut Bima Yudho Saputro, setelah videonya yang mengkritik pembangunan di Lampung viral, ia sempat dilaporkan oleh ke polisi oleh seorang warga Lampung yang tidak senang dengan videonya itu.

Patut diketahui, kreator konten asal Lampung ini tengah kuliah di jurusan program Diploma Pemasaran Digital, Komunikasi Digital dan Media/Multimedia di Australian College of Business Intelligence atau Perguruan Tinggi Intelijen Bisnis Australia.

Australian College of Business Intelligence merupakan perguruan tinggi yang terletak di Sydney, New South Wales, Australia.

Dikutip dari informasi Linkedin akun resmi menyebut, Australian College of Business Intelligence punya tujuan untuk membekali siswa, profesional, dan perusahaan dengan keterampilan untuk memungkinkan mereka masuk dan bersaing di pasar Australia.

"Penawaran pelatihan kami dibangun sesuai dengan standar tertinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah Australia."

"Kami juga menawarkan re-skilling bagi para profesional muda dan up-skilling bagi pekerja yang matang dan berpengalaman dengan tujuan agar mereka lebih memenuhi kebutuhan industri pilihan mereka. Tujuan kami adalah untuk mengembangkan para profesional yang berada di ujung tombak bidang mereka."


Dukungan Warganet untuk Bima Yudho Saputro

Bima Yudho (Foto: Instagram/@awbimax)

Terkait aksi ancaman yang diterima Bima, warganet yang simpati terhadap Bima menyerukan tagar @saveBima. Warganet mengakui bahwa video kritikan terhadap pembangunan di Lampung berisi fakta-fakta, hal itu bahkan diakui oleh para warganet lainnya yang berasal dari Lampung.

Warganet juga menyayangkan aksi ancaman terhadap orang tua Bima itu yang menunjukkan bahwa pemerintah daerah Lampung dan kepolisian setempat anti kritik.

"Sumpah malu maluin aja ini Pemprov Lampung. Pemerintah anti kritik siapa yg ngajari sih?" tulis @andraa***

"risiko kritik pejabat ngeri ya. ada yang sampe akun sosmednya diserang buzzer ada yang sampe dipecat dari kerjaan ada yang ortunya sampe didatengin polisi eh ini era orba apa udah reformasi sih?" cuit @aldhir***

Video curhat Bima terkait pemanggilan orang tuanya oleh polisi dapat ditonton di sini.


Bima Yudho Saputro Singgung Soal Protection Visa Australia

Bima Yudho Saputro. (Foto: Dok. Instagram @awbimax)

TikToker @awbimaxreborn yang mengulas "Alasan Lampung Enggak Maju-Maju" telah dipolisikan dengan tuduhan pencemaran nama baik. Menanggapi itu, lewat video TikTok-nya, ia menyinggung protection visa alias visa perlindungan Australia.

Sebagaimana diketahui, kreator konten asal Lampung ini tengah kuliah di jurusan program Diploma Pemasaran Digital, Komunikasi Digital dan Media/Multimedia di Perguruan Tinggi Intelijen Bisnis Australia. Karena visa perlindungan itu ramai dibahas, pemilik nama asli Bima Yudho Saputra ini pun memberi klarifikasi lanjutan.

Di unggahan TikTok-nya, Rabu, 12 April 2023, ia menulis, "Well, perlu diklarifikasi sampai detik ini gua masih memegang student visa subclass 500 kok. Di video gua yang trending, itu solusi terbaik bagi gua untuk ambil protection visa kalau memang di negara sendiri keselamatan gua enggak aman."

"So, gua bisa langsung apply protection visa pastinya, apalagi ditambah gua punya bukti yang kuat sebetulnya. Cuma karena gua juga masih pengen main-main ke Uluwatu, ya kita tunda dulu ya bestie. Toh gua juga di sini sebenernya aman-aman aja kok, gak ada orang-orang toxic di lingkungan gua dan hidup gua di sini damai-damai aja," imbuhnya.

"Hanya di socmed aja marah-marah karena kesel tiap pulang kok Lampung enggak maju-maju dan ditambah kesel lagi ada SDM-nya yang enggak sadar dan malah mengkasuskan kritik gua. So, thank you yang udah ngikutin trending-nya. Jangan lupa follow, kena lo!" tandasnya.

Apa sih visa perlindungan Australia itu? Melansir laman Departemen Dalam Negeri Australia, Kamis (13/4/2023), visa perlindungan di Negeri Kanguru bisa didapat secara permanen maupun sementara.


Visa Perlindungan Permanen di Australia

Awbimax Reborn Adalah Nama Akun TikTok Pemuda Bernama Bima Yudho Saputro yang Saat Ini Berada di Australia. Kali Ini Dia Bercerita Bahwa Ayahnya Ditelepon Arinal Djunaidi, Gubernur Provinsi Lampung, dan Dimaki-Maki

Dijelaskan bahwa visa perlindungan subkelas 866 merupakan visa untuk orang yang tiba di Australia dengan visa yang sah dan ingin mencari suaka. "Ini memungkinkan Anda tinggal di Australia secara permanen, jika Anda terlibat dalam kewajiban perlindungan Australia dan memenuhi semua persyaratan lain untuk pemberian visa," tulis pihaknya.

Mereka menyambung, "Dengan visa ini, Anda dapat tinggal, bekerja, dan belajar di Australia secara permanen; mengakses layanan pemerintah seperti layanan Medicare dan Centrelink; mensponsori anggota keluarga yang memenuhi syarat untuk tempat tinggal permanen melalui perjalanan Program Kemanusiaan lepas pantai ke dan dari Australia selama lima tahun jika memenuhi syarat jadi warga negara Australia' serta menghadiri kelas bahasa Inggris gratis jika Anda memenuhi syarat."

Biaya pengajuan visa perlindungan Australia secara permanen adalah 40 dolar Australia (sekitar Rp397 ribu). "Anda harus berada di Australia saat mengajukan permohonan visa (perlindungan)," imbuhnya. Sementara mereka mengklaim akan memproses permohonan visa secepat mungkin, prosesnya dapat memakan waktu lebih lama jika:

  • Pemohon tidak mengisi aplikasi dengan benar.
  • Pemohon tidak menyertakan semua dokumen yang dibutuhkan.
  • Mereka membutuhkan lebih banyak informasi dari pemohon.
  • Pemohon tidak menanggapi permintaan informasi dengan cepat.
  • Mereka membutuhkan waktu untuk memverifikasi informasi pemohon.
Hubungan Indonesia Australia (Liputan6.com/Trieyas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya