Pertumbuhan Ekonomi Dunia Melemah, Ekspor Indonesia Terancam Turun

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan kondisi ekonomi di beberapa mitra dagang juga turut mempengaruhi kinerja ekspor impor Indonesia.

oleh Tira Santia diperbarui 17 Apr 2023, 13:50 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan kondisi ekonomi di beberapa mitra dagang juga turut mempengaruhi kinerja ekspor impor Indonesia.. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan kondisi ekonomi di beberapa mitra dagang juga turut mempengaruhi kinerja ekspor impor Indonesia.

Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik Imam Machdi, mencatat pada Maret 2023, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Amerika Serikat dan Jepang berada pada zona kontraksi meskipun meningkat dibandingkan zona sebelumnya.

Sedangkan, kinerja PMI India tetap menguat pada zona ekspansif, sementara Tiongkok mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.

"Melemahnya PMI pada beberapa mitra dagang ini dapat berpengaruh pada permintaan komoditas ekspor unggulan Indonesia," kata Imam dalam konferensi pers Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Maret 2023, Senin (17/4/2023).

Diketahui, harga beberapa komoditas unggulan mengalami penurunan secara bulanan dan tahunan diantaranya batu bara, nikel, gas alam, dan minyak mentah. Untuk komoditas minyak kelapa sawit dan bijih besi secara tahunan juga mengalami penurunan harga, tetapi masih meningkat secara bulanan.

Sementara PMI Indonesia pada Maret 2023 masih bertahan pada zona ekspansi. Hal ini mengindikasikan masih menguatnya aktivitas manufaktur di tanah air.

Tercatat, nilai ekspor Indonesia Maret 2023 mencapai USD 23,50 miliar atau naik 9,89 persen dibanding ekspor Februari 2023. Namun secara tahunan mengalami penurunan dibanding Maret 2022 sebesar 11,33 persen.

 


Rincian Ekspor

Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan impor barang dan jasa kontraksi -16,96 persen merosot dari kuartal II/2019 yang terkontraksi -6,84 persen yoy. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Rinciannya, ekspor migas mengalami kenaikan USD 1,34 miliar atau 12,79 persen dibanding Februari 2023 sebesar USD 1,19 miliar.

Kemudian, ekspor non-migas pada Maret 2023 juga mengalami kenaikan 9,71 persen yaitu menjadi USD 22,16 miliar, dibanding bulan sebelumnya USD 20,20 miliar.

Selanjutnya, BPS mencatat nilai impor Indonesia Maret 2023 mencapai USD 20,59 miliar, naik 29,33 persen dibandingkan Februari 2023 atau turun 6,26 persen dibandingkan Maret 2022.

 


Impor Migas dan Nonmigas

Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jika dirinci, impor migas Maret 2023 mengalami kenaikan 25,28 persen yakni USD 3,02 miliar dibanding Februari 2023 sebesar USD 2,41 miliar.

Sedangkan, impor non-migas pada Maret 2023 juga mengalami kenaikan 30,05 persen yaitu menjadi USD 17,57 miliar, dibanding bulan sebelumnya USD 13,51 miliar.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya