Liputan6.com, Natchez - Kebakaran yang terjadi tepat 83 tahun lalu mengubah kehidupan generasi orang Afrika-Amerika, dan membantu menetapkan kode keselamatan nasional.
Kebakaran klub malam Rhythm di Natchez terdaftar sebagai kebakaran paling mematikan ketujuh dalam sejarah Amerika Serikat.
Advertisement
Terjadi pada tanggal 23 April tahun 1940 di Kota Bluff, malam yang meriah berubah menjadi sebuah tragedi, dan merupakan kisah yang tidak banyak orang tahu dalam sejarah Afrika-Amerika.
Dilaporkan oleh media WLBT, pada hari itu lebih dari 500 orang datang memenuhi ruang dansa untuk menonton Walter Barnes & His Royal Creolians, band jazz terkenal dari Chicago.
“Itu merupakan hiburan terkenal, terutama untuk kota sebesar ini,” kata Direktur Pariwisata Budaya dan Warisan Natchez, Darrell White.
“Orang-orang datang dari dekat dan jauh,” tambah pemilik Museum Rhythm Night Club Memorial Monroe Sago. "Mereka datang menggunakan kapal feri dari Louisiana."
Tempat klub tersebut tidak terlalu besar, sehingga pada saat itu ruangannya cukup padat.
Spanish moss (tumbuhan lumut Spanyol), disemprot dengan insektisida yang ternyata mudah terbakar, menghiasi klub tersebut pada malam itu.
Kemudian hanya ada satu akses jalan untuk masuk dan keluar, dengan pintu dan jendela yang tertutup rapat. Tindakan seperti ini dilakukan untuk mencegah siapa pun dari luar klub melihat band atau menikmati musik tanpa membayar.
Persitiwa kebakaran itu menelan 209 korban jiwa, dan puluhan lainnya luka-luka.
Kisah Teman Korban Kebakaran
Thelma Thompson White yang berusia 95 tahun, tidak mampu membayar tiket pertunjuk band seharga 50 sen pada saat itu.
Tetapi dia dan temannya, Ruth Brown, sempat pergi ke ruang dansa sebelum pertunjukan itu mau dimulai.
Akhirnya, White pulang ke rumah, sementara Brown meminjam uang untuk menghadiri konser tersebut. Dia kemudian mati dalam kebakarannya.
“Jeritan yang terdengar di seluruh kota,” kenang White. “Sebagian besar teman sekelas dan seangkatan saya itu terbakar di dalam. Mereka bertumpukan di jendela dan pintu, tempat di mana mereka mencoba keluar."
Para korban yang dapat diidentifikasi dan keluarganya adalah orang mampu, dimakamkan di kuburan Pemakaman Jalan Watkins.
Korban kebakaran lainnya yang tidak dapat dikenali, dimakamkan di kuburan massal yang kini sudah tertutup oleh tumbuhan liar.
Advertisement
Museum untuk Mengenang
Monroe dan Betty Sago, pemilik properti di mana tempat Rhythm Club itu pernah berdiri, memutuskan untuk membuat museum yang mendokumentasikan sejarahnya di tempat yang sama.
Monroe Sago mengatakan, “Waktu itu sempat ada satu orang yang masuk, dan dia berteriak 'fire' tetapi mereka mengira dia mengatakan 'fight'."
"Orkestranya tetap berlangsung," kata Betty Sago. "Orang terakhir yang lolos dari kobaran api, menurut saya, adalah saudara laki-laki Barnes, dan dia berkata saat dia melompat keluar jendela, pakaiannya terbakar, jadi dia merobek saja pakaiannya."
Walter Barnes, penduduk asli Vicksburg, mengatakan bahwa sembilan anggota orkestranya meninggal, begitu pula pemilik klub, istrinya, dan satu generasi di dalam dan sekitar Natchez.
Keluarga Sago telah menerima foto dan dokumen dari seluruh bagian negeri yang dikirimkan oleh para penyintas dan anggota keluarga untuk disimpan dalam arsip mereka.
Pada tahun 2004, Departemen Arsip dan Sejarah Mississippi menempatkan sebuah plakat di lokasi untuk memperingati situs tersebut.
Kode Keselamatan
Bangunan klub malam itu terbuat dari timah. Atap timah dan sisi-sisi timah membuat gedung itu makin panas.
"Itu memiliki struktur kayu, dua-per-empat dan hal-hal yang berbeda. Semua yang ada di dalamnya adalah kayu," lapor Monroe Sago.
“Namun, karena pengorbanan yang dilakukan oleh 209 orang itu, kode keselamatan bangunan dan kebakaran di seluruh negara berubah,” tambah White.
Pada saat kebakaran, tidak ada batasan jumlah orang di dalam gedung. Sekarang, petugas pemadam kebakaran membatasi jumlah orang yang diizinkan dalam suatu bangunan.
Kemudian, kode keselamatan kini mengharuskan pintu terbuka ke luar untuk mencegah orang terjebak.
Tanda 'exit' harus ditandai dan dinyalakan.
Tragedi itu membantu mengembangkan pintu keluar bar khusus keadaan darurat yang secara otomatis bisa membuka pintu yang terkunci agar orang bisa melarikan diri dengan aman.
Advertisement