Liputan6.com, Jakarta - TikToker Awbimax Reborn alias Bima Yudho Saputro mendadak jadi nama yang banyak dicari di internet. Hal ini terjadi setelah video berisi kritiknya terhadap Provinsi Lampung viral hingga bikin huru hara pemerintah Provinsi Lampung.
Advertisement
Hal ini bermula dari kritik Bima mengenai alasan yang menurutnya membuat Lampung tak maju-maju dari masa ke masa. Menggunakan bahasa yang cukup keras, Bima bahkan menyebut Provinsi Lampung dajjal.
Kritik Bima Yudho Saputro ini mendapat tanggapan serius dari para pejabat di Provinsi Lampung. Gubernur Lampung Arinal Djunaidi bahkan disebut-sebut menghubungi ayah Bima dan menyebutnya tak becus mendidik anak lantaran kata-kata kritik dari sang anak terhadap Lampung.
Bukan hanya itu, orang tua Bima bahkan didatangi pihak berwajib yang menanyakan berbagai data tentang sang anak yang tengah berada di Sydney Australia untuk menempuh pendidikan.
Mendapat perlakuan tak enak dari Gubernur Lampung, warganet pun pasang badan. Mereka memenuhi kolom komentar Gubernur Lampung dengan menyebutnya antikritik.
Belakangan, nama Bima kian sering muncul di dunia maya, termasuk dalam pemberitaan online atau televisi. Bima yang semula mengaku bebas berekspresi pun mengaku mendapat pesan dari orang tua, agar lebih tertata saat mengungkapkan pendapat.
Bima mengakui, followers IG dan TikToknya melambung drastis setelah kritik yang diungkapkannya viral. Namun TikToker Awbimax Reborn mengaku tidak suka jadi terkenal.
Sekadar informasi, jumlah follower TikTok Bima kini di angka lebih dari 994.500 atau hampir 1 juta followers. Sementara follower Instagramnya sebanyak 241.000 pengikut.
Bima Tak Suka Jadi Terkenal Dapat Pesan dari Ortu untuk Tata Ucapan
"Karena sejumlah alasan, gue tidak suka menjadi terkenal, karena semenjak video gue viral ke mana-mana, orang-orang pada follow gue, dan hampir satu juta lho kak yang follow gue di TikTok ini dan Instagram gue udah 200.000 lebih," kata Bima di video terbaru akun TikToknya Awbimax Reborn.
Meski punya banyak followers, Bima mengaku kini dirinya kurang bahagia dan tidak bisa menikmati hidup. Hal ini karena sebelumnya, orang tua Bima menyampaikan pesan kepadanya untuk berbicara lebih tertata.
"Sri dan Juli bilang ke gue, sekarang ucapannya harus lebih ditata lagi ya. Harus menggunakan inisial Pak Bu untuk orang-orang yang lebih tua, kalau sama kita nggak apa-apa, kita bestie," kata Bima, menirukan pesan kedua orang tuanya.
Namun, pesan dari kedua orang tuanya itu justru membuat Bima bertanya-tanya mengenai kebebasan berekspresi.
Advertisement
Pertanyakan Soal Kebebasan Berekspresi di Indonesia
"Gue merasa, loh katanya bebas berekspresi, kenapa harus ada tapi. Apakah ini tidak terjadi untuk negara konservatif seperti Indonesia? Yes," kata Bima.
Ia pun mengatakan, sebenarnya ada banyak generasi muda Indonesia yang berpikiran terbuka dan nyablak sepertinya tetapi tidak berani mengutarakan pendapatnya karena takut salah bicara.
"Padahal sebenarnya gue tidak berniat jahat atau melakukan kriminal ya kak, ketika gue ngucap nama orang yang lebih tua kayak namanya langsung itu, mohon maaf kalau memang tersindir dan sakit hati banget, mohon maaf banget," tutur Bima.
Terbiasa Bicara dengan Santai
Bima pun mengatakan, dirinya sudah terbiasa menyebut nama orang lain, termasuk orang yang lebih tua, dengan nama. Ia menjelaskan, target market audiens-nya begitu segmented.
"Audience gue tuh segmented banget dari awal cuma orang tertentu aja yang pikirannya liberal dan open minded yang bisa menerima konten-konten gue. Dengan konotasi yang selalu gue ucapkan di video-video gue," katanya.
Ia pun menyimpulkan bahwa di Indonesia orang harus selalu mengedepankan sopan santun dan ekstra memperhatikan bahasa dan bijak saat menggunakan media sosial.
"Gue cuma ingin kritik pemerintah yang pedes banget gitu lho guys, dengan style gue, yang katanya negara freedom nggak sih? Yang melanggar aturan, tetapi yang penting berkelakuan baik, yang penting sopan, nanti kan dapat remisi, tahanan gitu," katanya.
Advertisement