Mengambil Teladan dari KH. Ahmad Dahlan, Pembaharu Islam yang Pro Wong Cilik

Spirit kemanusiaan dengan berpihak kepada kaum miskin atau 'wong cilik' menjadi ajaran utama yang selalu didengungkan oleh KH. Ahmad Dahlan.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Apr 2023, 02:34 WIB
Cendekiawan Muhammadiyah, Sukidi dalam acara “Inspirasi Ramadan 2023” program sahur yang ditayangkangkan di aku(n Youtube BKN PDI Perjuangan pada Senin (17/4/2023). (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan menekankan bahwa umat muslim harus mampu menangkap api Islam agar mampu mengatasi ketertinggalan terhadap bangsa Barat. Api Islam tersebut di antaranya, keadilan, kesetaraan, kemanusiaan, dan modernisme.

Spirit kemanusiaan dengan berpihak kepada kaum miskin atau 'wong cilik' menjadi ajaran utama yang selalu didengungkan oleh KH. Ahmad Dahlan.

Hal itu disampaikan oleh Cendekiawan Muhammadiyah, Sukidi dalam acara “Inspirasi Ramadan 2023” program sahur yang ditayangkangkan di akun Youtube BKN PDI Perjuangan pada Senin (17/4/2023).

"Ingat, suatu pelajaran yang selalu diulang-ulang oleh KH. Ahmad Dahlan, itu siapakah di antara kalian yang menjadi perusak atau pendusta agama? Kata KH. Ahmad Dahlan itu mereka yang menghardik anak yatim," kata Sukidi.

Keberpihakannya kepada kaum miskin ini lah yang sampai akhirnya berdiri rumah miskin, sekolah miskin. Jadi beliau menjiwai betul penderitaan rakyatnya. Hal itu karena Islam memiliki spirit pembebasan terhadap kaum lemah.

Sukidi menjelaskan, KH Ahmad Dahlan banyak terinspirasi dari para pembaharu Islam dunia, seperti Kyai Abduh, Rosyid Ridha, hingga Jamaduin Al Afghani. Salah satu pernyataan Syekh Jamaludin yang dianggap paling relevan saat ini ialah Sinar Islam yang tertutup oleh kaum muslimin.

"Pertanyaannya kenapa Islam tertinggal dan barat maju? Umat Islam yang tertinggal yang seringkali taklid buta, tidak beroirentasi kepada kemajuan, tertinggal dari segi pendidikan, dari segi kemajuan yang lain, itu yang memberikan inspirasi KH Dahlan untuk menggelorakan spirit pembaharuan Islam," katanya.

Menurut Sukidi, dalam ajarannya, KH. Ahmad Dahlan menegaskan bahwa hidup manusia hanya sekali, dan itu adalah sebuah pertaruhan, apakah sesudah mati ia akan mendapatkan kebahagiaan (surga) atau kesengsaraan (neraka).

Oleh karena itu, KH. Ahmad Dahlan mengajarkan bagaimana manusia dapat mengupayakan kesuksesan di dunia untuk mendapatkan kesuksesan di akhirat. Kesuksesan di dunia dapat diisi dengan kehidupan yang memberikan banyak manfaat kepada orang lain.

"Memaknai hidup oleh KH Ahmad Dahlan itu dengan bekerja, bekerja, dan bekerja," ujarnya.

Maka, dapat dipahami KH. Ahmad Dahlan dari karyanya. Karyanya dia dengan membangun Rumah Sakit, PKU, membangun pendidikan. Itu adalah suatu pertanda bahwa suatu karya di bidang pendidikan dan kemanusiaan itu menjadi manusia yang selalu memberikan manfaat kemanusiaan kepada sebanyak mungkin orang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya