Anggota Militer AS Tertipu Lowongan Pembunuh Bayaran Bodong, Gagal Dapat Duit Terancam Penjara 10 Tahun

Melamar di sebuah lowongan pekerjaan palsu untuk posisi pembunuh bayaran, anggota Garda Nasional Udara (ANG) Tennessee ini ditangkap dan terancam hukuman hingga 10 tahun penjara.

oleh Yasmina Shofa Az Zahra diperbarui 20 Apr 2023, 19:10 WIB
Melamar pekerjaan di situs pembunuh bayaran palsu, pria anggota ANG Tennessee ini ditangkap FBI. (Facebook, renthitman.com)

Liputan6.com, Nashville - Seorang anggota Air National Guardsman (ANG) atau Garda Nasional Udara Tennessee ketahuan melamar menjadi seorang pembunuh bayaran di sebuah situs penyewaan palsu.

Melansir CNN menurut Departemen Kehakiman. Kamis (20/4/2023), ia disebut harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan menghadapi dakwaan.

Josiah Ernesto Gracia, pria berumur 21 tahun, mendapatkan dakwaannya pada Kamis 13 April.

Garcia diketahui mengirim lamarannya ke situs rentahitman.com

Kementerian Kehakiman AS juga menyebut bahwa situs tersebut awalnya adalah sebuah perusahaan keamanan siber yang telah bangkrut dan berubah menjadi situs yang berpura-pura menyediakan jasa penyewaan pembunuh bayaran.

Lowongan pekerjaan di situs itu pun sebenarnya palsu, tetapi Garcia rupanya mengirim lamarannya untuk posisi tersebut.

Rentahitman.com dibuat nampak nyata, dengan menampilkan testimoni kepuasan palsu dari pelanggan yang bahkan tak nyata.

Bulan Februari, ketika ia mengirim lamarannya, Garcia mengklaim bahwa dirinya memiliki pengalaman militer dan keahlian senapan.

Garcia juga meminta detail pekerjaan yang dilamarnya itu, hal ini tercantum pada tuntutan pidana yang diajukan.

Ketika permintaan masuknya dibalas, Garcia menindaklanjutinya dan menyerahkan dokumen identifikasi lain serta resume. Di dalamnya, ia kembali menegaskan bahwa dirinya adalah seorang penembak jitu dan pernah bekerja di ANG sejak Juli 2021.

Garcia juga menyebut dirinya mendapat julukan “reaper” yang diperoleh dari pengalaman militer dan keahlian menembaknya.

Setelah mengirim resume tersebut, Garcia tidak mendapat balasan hingga beberapa hari kemudian. Ia kemudian menanyakan kelanjutan pekerjaannya itu dalam sebuah email.

 

 


Bersemangat Ingin Segera Memulai Pekerjaannya

Ilustrasi Penembakan (Rudy and Peter Skitterians/Pixabay).

Menurut penyelidik, email yang dikirim Garcia untuk menanyakan kelanjutan pekerjaannya itu mencantumkan penjelasan mengapa ia sangat membutuhkannya.

“Saya sedang mencari pekerjaan, bergaji tinggi, berkaitan dengan pengalaman militer saya,” tulisnya. “Sehingga saya dapat membiayai anak saya.”

“Saya menikmati melakukan apa yang saya lakukan, jika saya mendapatkan pekerjaan terkait hal tersebut, saya siap!” tambahnya.

Tak hanya sekali Garcia mengirimkan email yang mempertanyakan kelanjutan pekerjaannya itu.

Setelahnya, FBI mulai mengambil alih dengan mengarahkan pemilik situs web untuk menjawab email Garcia.

“Josiah, Koordinator Lapangan akan menghubungi Anda dalam waktu dekat. Anda akan menerima pesan saat mereka siap. Waktu didasarkan pada kebutuhan klien,” isi email jawaban tersebut.

Tanggal 5 April, seorang agen rahasia utusan FBI menghubungi Garcia dengan dalih wawancara via telepon.

Dalam perbincangan telepon itu Garcia nampak semangat dan antusias atas pekerjaan fiktifnya itu.

“Seberapa cepat saya bisa mulai?”, “Seperti apa bentuk pembayarannya?” tanyanya.


Berakhir Ditangkap FBI dan Dapat Tuntutan Pidana

Segel FBI terlihat di luar gedung markas besar di Washington, DC. (AFP)

Agen sempat berpura-pura meminta permintaan “keji”, yang langsung disanggupi begitu saja oleh Garcia.

Agen berpura-pura meminta Garcia memberikan jari atau telinga untuk bukti.

“Jika memungkinkan, saya lebih dari mampu,” jawab Garcia.

Pada Rabu 12 April, agen bertemu dengan sang anggota ANG itu. Ia memberikannya informasi-informasi target palsu, mulai dari berat badan, usia, tinggi, hingga alamat.

Klien disebut akan membayar 5.000 dolar atau setara 74 juta rupiah, yang separuhnya akan dibayar di muka.

Garcia menyetujui persyaratan dan permintaan itu, namun belum beraksi ia pun ditangkap oleh FBI.

“Garcia kemudian ditangkap oleh agen FBI,” tercantum dalam rilis Departemen Kehakiman.

Penggeledahan rumah Garcia dilakukan dan sebuah senapan AR ditemukan.

Ia kemudian didakwa atas penggunaan fasilitas perdagangan antarnegara bagian dalam komisi penyewaan pembunuh. 

Jika di pengadilan nanti Garcia terbukti bersalah, ia akan menghadapi hukuman 10 tahun penjara.

Pengadilan untuk kasusnya dilaksanakan pada Selasa 18 April sore waktu setempat.


Polisi Gulung Komplotan Pembunuh Bayaran Persaingan Bisnis Narkoba di Musi Banyuasin

Ilustrasi terborgol. (dok. Photo by niu niu/Unsplash)

Bicara soal pembunuh bayaran, di Indonesia pun kasus pembunuh bayaran masih marak terjadi. Salah satunya yaitu di Musi Banyuasin.

Komplotan pembunuh bayaran untuk masalah dendam persaingan bisnis berhasil digulung aparat Polres Musi Banyuasin, Sumsel. Kepala Polres Muba AKBP Alamsyah Pelupessy mengatakan, ada sembilan tersangka komplotan pembunuh yang ditangkap personel Satreskrim.

Sembilan tersangka tersebut antara lain atas nama Efran, Erik Pratama, Juliansyah, Jhoni Kusmoyo, Apriadi, Alpino, Bobby Laniastra, Tarmizi, dan Firmansyah.

"Masing-masing tersangka ditangkap personel kami pada waktu dan tempat berbeda dari hasil pengembangan atas tiga pelaku (Efran, Erik Pratama, Juliansyah) yang lebih dulu ditangkap pada Sabtu (11/6/2022). Saat ini semuanya sudah diringkus ke Mapolres," kata dia.

Sembilan pelaku tersebut diduga komplotan pembunuh bayaran atas pesan seseorang untuk menewaskan Reli Sepriadi (33) warga kelurahan Soak Baru, Kecamatan Sekayu, Muba, pada Sabtu (26/3/2022).

Kepada penyidik para pelaku tersebut mengaku mereka dijanjikan upah senilai Rp5 juta oleh seseorang yang masih dalam pengejaran aparat Satreskrim Polres Musi Banyuasin.

Baca selengkapnya di sini...

Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya