Liputan6.com, Jakarta - Privasi online menjadi hal yang sangat penting untuk dijaga demi keamanan data pribadi pengguna internet. Namun, tidak selalu pengiklan dan pihak platform saja yang dapat memata-matai pengguna.
Jika tidak berhati-hati dalam berselancar di internet, orang asing yang berniat jahat pun mungkin akan mendapatkan akses untuk melihat-lihat akun pengguna.
Advertisement
Meskipun sudah berupaya menjaga privasi, rupanya terdapat beberapa kebiasaan yang tidak disadari dapat menjadi sarana pelaku untuk melancarkan aksinya.
Berikut ini penjelasan lengkap lima kebiasaan yang berpotensi memudahkan aktor jahat (hacker) untuk memantau aktivitas pengguna, sebagaimana dirangkum dari New York Post, Selasa (18/4/2023).
1. Menerima Cookies di Berbagai Situs
Pada dasarnya, accept cookies artinya menerima fitur tersebut untuk diterapkan pada aktivitas pengguna. Tujuan utama web cookies adalah mengakses dan menampilkan konten-konten yang relevan dengan kebutuhan user.
Meskipun bit ini mampu mempercepat proses akses ke suatu situs, cookies dapat mengetahui terlalu banyak detail tentang aktivitas pengguna. Pasalnya, mereka mampu menyimpan login, pengaturan personalisasi, informasi periklanan, dan detail lainnya.
Untungnya, cookies dapat dihapus secara manual pada menu pengaturan di browser masing-masing pengguna. Namun untuk keamanan ekstra, lebih baik jika pengguna memakai Incognito Mode yang tidak menyimpan riwayat, cookie, data situs, dan informasi apapun.
Untuk menggunakan mode ini di Google Chrome atau Microsoft Edge, tekan Ctrl + Shift + N (atau Command + Shift + N di Mac).
Selain itu, VPN juga dapat digunakan untuk menyembunyikan IP Address dan lokasi pengguna. Akan tetapi, pastikan untuk tidak menggunakan VPN gratis yang keamanannya tidak terjamin, bahkan dapat menyembunyikan malware.
2. Membiarkan Email Diketahui Banyak Orang
Email merupakan salah satu akun digital yang kaya akan informasi. Banyaknya orang tidak dikenal yang dapat mengirim pesan ke kotak masuk telah menunjukkan bahwa email pengguna telah terekspos.
Enkripsi adalah metode untuk melindungi email dari peretas, penjahat, dan pengintip. Namun, layanan email besar seperti Gmail dan Yahoo tidak menyediakan enkripsi end-to-end.
Enkripsi juga sulit diterapkan dan umumnya mengharuskan semua pihak untuk berpartisipasi. Prosesnya tidak end-to-end jika email salah satu pengguna tidak mengaktifkan fitur ini.
Untungnya, Gmail menyediakan fitur untuk mengirim email rahasia yang tidak dapat diteruskan. Pengguna juga dapat mengatur kode sandi untuk memastikan pesan hanya dapat dibaca oleh penerima yang dituju.
Advertisement
3. Tidak Mematikan GPS atau Fitur Lokasi
Ponsel pengguna dapat mengetahui dengan persis di mana aktivitas yang dilakukan selama beberapa hari, minggu, bahkan bulan terakhir. Hal ini rentan dimanfaatkan peretas atau aplikasi berbahaya yang terdapat di smartphone pengguna untuk melacak lokasi.
Maka, penting untuk segera menonaktifkan GPS atau fitur lokasi jika sedang tidak digunakan. Lokasi dan fitur ini dapat diperiksa di ponsel Android maupun iPhone dengan langkah-langkah berikut ini.
Cara memeriksa pengaturan lokasi di Android
- Buka Pengaturan, lalu gulir ke bawah dan ketuk Lokasi,
- Untuk menghentikan semua pelacakan, pengguna dapat menonaktifkan Gunakan lokasi,
- Jika tidak ingin menghapus semua izin, ketuk Izin lokasi aplikasi,
- Pada setiap aplikasi, ketuk untuk mengatur setelan pilihan yang tersedia, yaitu Izinkan sepanjang waktu, Izinkan hanya saat menggunakan aplikasi, Tanyakan setiap saat, atau Jangan izinkan.
- Pengguna juga dapat memutuskan apakah aplikasi melihat lokasi persis Anda atau perkiraan lokasi.
Cara memeriksa pengaturan lokasi di iPhone
- Klik Settings atau Pengaturan, lalu Privacy atau Privasi,
- Pilih Location Services atau Layanan Lokasi,
- Gulir ke bawah ke System Service atau Layanan Sistem,
- Ketuk Significant Locations atau Lokasi Penting untuk melihat catatan di mana pengguna pernah berada,
- Nonaktifkan saklar yang tersedia.
4. Terlalu Sering Mengakses Platform Streaming
Tentu, layanan streaming pun akan melacak aktivitas pengguna untuk mengetahui acara apa yang disukai. Pelacakan ini dilakukan agar mereka dapat merekomendasikan konten yang cocok sehingga pengguna tidak keberatan membayar.
Akan tetapi, platform mengumpulkan riwayat tontonan dan iklan yang ditonton atau dilewati, lalu membagikan data tersebut ke pengiklan. Dengan begitu, pengiklan akan terus mengirimkan hal-hal yang relevan dengan pengguna sehingga tergugah untuk membeli produk yang ditawarkan.
Parahnya, dalam beberapa kasus, smart TV yang digunakan juga dapat mengumpulkan informasi seputar rumah user. Maka, fitur pelacaknya dapat dimatikan untuk meminimalkan aktivitas pengintaian.
Automatic Content Recognition (ACR) merupakan fitur pengenalan visual yang dapat mengidentifikasi setiap iklan, acara, TV atau film yang diputar di TV. Ini termasuk platform streaming, TV kabel, bahkan pemutar DVD dan Blu-Ray.
Advertisement
5. Membagikan Aktivitas Belanja dan Browsing
Google mampu melacak setiap pencarian, klik, pesan, dan permintaan pengguna. Maka, tidak heran jika platform mengetahui segala sesuatu yang sedang kita inginkan atau cari.
Karenanya, penting bagi pengguna untuk menghapus riwayat pencarian dan aktivitas browsing secara berkala.
Untuk melakukannya, pengguna perlu membuka myaccount.google.com dan login atau melalui google.com dan klik ikon lingkaran di sudut kanan atas. Kemudian, klik kelola akun Google dan pilih Data & Privasi di menu sebelah kiri.
Setelah menemukan tanda centang di sebelah Aktivitas Web & Aplikasi, Riwayat Lokasi, dan Riwayat YouTube, klik masing-masing opsi tersebut untuk menyesuaikan pengaturan. Nonaktifkan semua pilihan untuk menghentikan pelacakan lebih lanjut.
Di halaman ini, pengguna juga dapat mengatur fitur hapus otomatis untuk aktivitas mendatang. Tersedia beberapa pilihan jangka waktu penghapusan pesan, yakni dari 3 bulan, 18 bulan, atau 36 bulan.