Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah pada perdagangan saham Selasa, (18/4/2023) di tengah rilis laporan keuangan di wall street berlanjut. Investor juga menanti data ekonomi China, terutama data produk domestik bruto (PDB) China. Adapun China mencatat pertumbuhan ekonomi 4,5 persen YoY.
Dikutip dari CNBC, indeks ASX 200 melemah 0,29 persen. Indeks Kospi Korea Selatan merosot 0,37 persen dan indeks Kosdaq terpangkas 0,13 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong susut 0,71 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai melemah 0,24 persen. Indeks Shenzhen terpangkas.
Advertisement
Bursa saham Jepang menguat. Indeks Nikkei 225 naik 0,61 persen, dan indeks Topix menanjak 0,76 persen.
Di bursa saham Amerika Serikat, tiga indeks acuan menguat di tengah rilis laporan keuangan perusahaan. Indeks S&P 500 menguat 0,33 persen. Indeks Dow Jones bertambah 0,3 persen dan indeks Nasdaq menanjak 0,28 persen ke posisi 12.157,72.
Pemegang saham terbesar HSBC, Ping An kemungkinkan memilih untuk melepas bisnisnya di Asia pada pertemuan investor tahunan pada 5 Mei 2023, berdasarkan laporan Reuters.
Mengutip sumber, Reuters melaporkan kalau Ping An akan memberikan suara mendukung dua resolusi yang meminta HSBC untuk membayar dividen tetap dan melepaskan bisnisnya di Asia. Perusahaan asuransi saat ini memiliki sekitar 8 persen saham HSBC. Reuters melaporkan, pemegang saham institusional HSBC lainnya sejauh ini menunjukkan sedikit keinginan untuk putus.
Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 17 April 2023
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik diperdagangkan menguat pada perdagangan Senin, 17 April 2023 seiring investor menantikan rilis laporan keuangan di wall street antara lain Charles Schwab, Bank of America dan Morgan Stanley.
Laporan laba kuartalan akan menjelaskan kesehatan keseluruhan sektor keuangan di Amerika Serikat setelah jatuhnya Silicon Valley Bank dan bagaimana hal itu akan membentuk siklus pengetatan suku bunga oleh the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat.
Indeks Hang Seng Hong Kong memimpin kenaikan dengan naik 1,73 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai melonjak 1,42 persen ke posisi 3.385,6. Indeks Shenzhen bertambah 0,46 persen ke posisi 11.855,48.
Adapun ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan 4 persen dari tahun ke tahun pada kuartal I 2023, lebih tinggi dari kuartal terakhir tahun lalu. Itu akan menandai kenaikan terbesar hampir setahun.
Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,27 persen ke posisi 7.381,5 memperpanjang dari kenaikan pekan lalu hampir 1 persen. Semua 11 sektor saham menguat.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik tipis 0,07 persen ke posisi 28.514,78. Indeks Topix bertambah 0,41 persen ke posisi 2.026,97.
Indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,17 persen ke posisi 2.575,91. Indeks Kosdaq melesat 0,63 persen ke posisi 909,5.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 17 April 2023
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Senin, 17 April 2023. Indeks S&P 500 melesat seiring pelaku pasar menyisir hasil laba terbaru untuk mengetahui tentang kesehatan perusahaan AS.
Dikutip dari CNBC, Selasa (18/4/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 bertambah 0,33 persen menjadi 4.151,32. Indeks Dow Jones bertambah 100,71 poin atau 0,3 persen ke posisi 33.987,18. Indeks Nasdaq menguat 0,28 persen ke posisi 12.157,72.
“Ada tarik menarik antara mereka yang merasa optimis the Fed akan segera akhiri program pengetatan suku bunga karena pelemahan yang dilihat dalam perekonomia dengan mereka yang percaya the Fed akan dipaksa untuk menaikkan suku bunga lebih lama karena ekonomi tidak dalam arti menyerah,” ujar Chief Investment Strategist CFRA Research, Sam Stovalli.
Musim laporan keuangan berlanjut dengan rilis laporan keuangan dari State Street dan Charles Schwab sebelum bel. Saham Charles Schwab berada di bawah tekanan di tengah kekhatiran perusahaan pialang itu mungkin alami nasib sama dengan Silicon Valley Bank.
Saham Charles Schwab naik 3,9 persen karena keuntungan meski terjadi penurunan simpanan. Saham State Street melemah 9,2 persen setelah kinerja keuangan meleset dari perkiraan.
Pelaku pasar di wall street memantau dengan cermat kinerja sektor saham keuangan pada periode laba ini setelah Silicon Valley Bank runtuh bulan lalu. Hal ini memicu krisis likuiditas dan mengguncang sektor yang lebih luas.
Kinerja Saham di Wall Street
Di tempat lain, sektor layanan komunikasi S&P 500 merosot 1,3 persen menyebabkan penurunan dari raksasa teknologi Alphabet, Netflix, dan platform Meta turun lebih dari 2 persen. Hal ini setelah the New York Times melaporkan kalau Samsung mempertimbangkan menjadikan Bing sebagai mesin pencari.
Di sisi lain, rilis laba perusahaan dimulai dengan awal yang positif pekan lalu karena raksasa perbankan Wells Fargo dan JPMorgan Chase mengalahkan harapan. Temuan ini tampaknya menunjukkan raksasa ini bertahan melawan ketakutan resesi yang meningkat.
Ketika perusahaan bergulat dengan inflasi yang kaku dan tingkat suku bunga lebih tinggi, banyak investor bersiap untuk musim laba yang suram, tetapi data dari Bank of America menunjukkan perusahaan sejauh ini bertahan. Dari nama-nama yang dilaporkan selama pekan pertama, 90 persen melampaui perkiraan earning per share (EPS). Bank menyebutkan, itu tingkat eps terbaik untuk memulai musim laba setidaknya sejak 2012.
Advertisement
Rilis Laporan Keuangan
Terlepas dari tanda-tanda penguatan, Stovali memperingatkan untuk menarik kesimpulan secara keseluruhan karena wall street menanti laporan dari area yang diprediksi akan turun dua digit dari tahun ke tahun, termasuk layanan kesehatan dan komunikasi.
“Ini semacam menunggu dan melihat karena apa yang bank berikan, pasar mungkin akan diambil,” ujar dia.
Pada pekan ini sejumlah laporan keuangan perusahaan antara lain Bank of America, Goldman Sachs, dan Morgan Stanley. Di luar sektor keuangan, ada Tesla, IBM, dan Netflix.
Sementara itu, saham Moderna jatuh lebih dari 7 persen pada Senin, 17 April 2023 bahkan setelah perusahaan farmasi membagikan hasil yang menggembirakan selama akhir pekan untuk uji coba vaksin kanker yang bekerja sama dengan Merck.
Selain itu, vaksin Mrna Moderna membantu kurangi risiko kematian dan kambuh melanoma kanker kulit yang mematikan sebesar 44 persen, bila dikomunikasikan imunoterapi Keytruda dari Merck.
Terlepas dari hasil yang menjanjikan, beberapa analis meningkatkan kehati-hatian dan keraguan atas persetujuan pengobatan. Saham Merck mendatar.