Tidak Selalu Berkelakuan Baik, Ini 5 Tanda Anak Punya Bakat

Sebagian besar anak yang berbakat dapat belajar dan memproses informasi lebih cepat daripada anak seusianya. Selain itu, juga mampu memahami materi beberapa tingkat di atas teman sebayanya.

oleh Aprilia Wahyu Melati diperbarui 20 Apr 2023, 16:43 WIB
Ilustrasi Anak Jenius Credit: pexels.com/Andrea

Liputan6.com, Jakarta Setiap anak memiliki bakat yang berbeda-beda. Para orang tua bisa mengetahui bahwa anak memiliki bakat atau tidak dengan lima tanda yang muncul. Lantas, apa saja tandanya?

Sebagian besar anak yang berbakat dapat belajar dan memproses informasi lebih cepat daripada anak seusianya. Selain itu, juga mampu memahami materi beberapa tingkat di atas teman sebayanya.

Akan tetapi, mereka tidak selalu berperilaku baik. Bahkan para ahli ilmu saraf mengatakan bahwa keberbakatan terlihat berbeda pada setiap anak.

Namun, selalu orang tua, Anda bisa mengetahui tanda-tanda anak memiliki bakat. Berikut ini tandanya seperti mengutip laman CNBC, Selasa (18/3/2023).

1. Pengembangan asinkron

Apakah anak Anda yang cerdas bergumul dengan tugas-tugas sederhana seperti mengikat tali sepatu atau mengingat untuk menyikat gigi?

Ini hanyalah beberapa contoh pengembangan asinkron atau berkembang lebih cepat di beberapa area daripada yang lain. Ini umum untuk anak-anak berbakat.

Anak berusia 8 tahun yang berbakat dapat menampilkan keterampilan membaca siswa kelas 7, kemampuan matematika siswa kelas 5, keterampilan sosial di tingkat kelas mereka, dan pengaturan emosi siswa yang jauh lebih muda.

2. Kedalaman dan kepekaan gerak pada usia muda

Ahli saraf menyarankan bahwa anak-anak berbakat mengalami reaksi emosional yang lebih intens terhadap dunia di sekitarnya.

Misalnya, mereka mungkin kesulitan menikmati acara yang menampilkan tokoh yang terluka atau sedih. Banyak juga yang memiliki rasa keadilan yang tinggi dan dapat mengalami frustrasi dan kekecewaan ketika mereka merasa situasinya salah.

Karena perkembangan asinkron, mereka mungkin belum memiliki keterampilan pengaturan emosi untuk mengarahkan perasaan besar itu.

 


3. Pertanyaan eksistensial

Ilustrasi anak cerdas/copyright shutterstock.com/Teerawat Anothaistaporn

Anak berbakat seringkali memiliki rasa ingin tahu yang tidak terpuaskan, terutama tentang aspek-aspek eksistensial kehidupan.

Mereka mungkin lebih peduli tentang isu-isu seperti kematian, kemiskinan, perubahan iklim, dan ketidakadilan daripada rekan-rekannya. Bahkan film atau buku yang ditujukan untuk anak-anak yang membahas topik bullying, misalnya, dapat mendorong mereka untuk bertanya tentang sifat masyarakat.

Pertanyaan dapat berkisar dari “Apa yang terjadi saat kita mati?” hingga “Mengapa hal-hal buruk terjadi di dunia?”.

4. Minat yang unik atau selera humor dewasa

Ketika seorang siswa membuat permainan kata-kata kimia tingkat tinggi atau mempelajari peta transit massal kota-kota besar, orang tua terkadang khawatir bahwa anak mereka kehilangan masa kecilnya atau tidak “menjadi anak-anak”.

Pada kenyataannya, anak-anak mereka mungkin hanya memiliki pemahaman yang lebih maju tentang suatu topik daripada anak-anak lain seusia mereka.

5. Kurang berprestasi di sekolah

Anak-anak berbakat sangat membutuhkan stimulasi mental yang konstan. Di sekolah, mereka mudah bosan karena belajar lebih cepat daripada teman sebayanya.

Ketika sekolah tidak cukup menantang atau menarik, mereka mungkin kehilangan motivasi.

Meskipun mereka dapat melakukan pekerjaan dengan mudah karena seringkali memiliki keterampilan penalaran dan ingatan yang sangat baik, mereka tidak melihat tujuan dan berhenti mencoba.

Anak berbakat memiliki potensi yang sangat besar

Pada intinya, keberbakatan adalah perbedaan berbasis otak yang berkontribusi pada dunia yang dinamis dan beragam secara intelektual.

Menjelajahinya lebih jauh pada anak dapat memberi Anda pemahaman yang lebih baik tentang siapa mereka dan memberi mereka sumber daya lanjutan untuk mencapai potensi penuh mereka.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya