Liputan6.com, Jakarta - Hari Raya Idul Fitri adalah salah satu dari dua hari libur terbesar dalam kalender Muslim.
Meski kedua libur hari raya tersebut namanya mirip, ada beberapa perbedaan besar antara Idul Fitri dan Idul Adha.
Advertisement
Perayaan Idul Fitri datang lebih dulu, berlangsung di bulan ke-10 kalender Muslim. Sebaliknya, Idul Adha dirayakan pada bulan ke-12 kalender Islam, yang berlangsung 70 hari setelah hari raya pertama.
Selain tanggal perayaannya yang berbeda, makanan tradisional yang disajikan saat Idul Fitri dan Idul Adha juga berbeda lho...
Idul Fitri, yang dikenal sebagai Festival Buka Puasa, terjadi usai puasa Ramadhan. Dalam sejumlah budaya mendapatkan julukan "Pesta Gula", "Idul Fitri yang Manis", dan "Festival Makanan Manis", karena suguhan manis yang dinikmati pada perayaan ini.
Sebaliknya, Lebaran Idul Adha terjadi setelah ibadah haji dan dikenal sebagai "Pesta Kurban", dengan menu liburan yang lebih fokus pada daging dan makanan gurih.
Asal muasal tradisi mengonsumsi manisan pada Hari Raya Idul Fitri ini kemungkinan besar dimulai dari umat Islam awal di Madinah, Arab Saudi, menggunakan bahan masakan yang tersedia seperti kurma dan madu untuk hari raya mereka.
Kandungan gula pada kedua makanan tersebut merupakan penambah energi yang besar setelah sebulan berpuasa.
Ketika Islam menyebar ke lebih banyak wilayah geografis, setiap budaya ikut menggunakan bahan dan pengetahuan kuliner yang tersedia untuk perayaan Idul Fitri mereka, dan menghasilkan segudang hidangan Idul Fitri yang kita miliki saat ini.
Berikut adalah beberapa hidangan manis yang disajikan oleh berbagai macam budaya umat Muslim dunia saat Hari Raya Lebaran Idul Fitri, dikutip dari media woman's day, Jumat (21/4/2023):
1. Baklava
Meskipun banyak orang barat mengenalnya dengan nama Yunaninya sebagai phyllo pastry, The Oxford Companion of Food menyatakan bahwa setelah ditelusuri kembali, adonan tersebut berasal dari negara Turki.
Saat ini, baklava masih menjadi bagian besar dari Ramadhan dan Idul Fitri.
Walaupun banyak keluarga sekarang lebih memilih beli baklava di toko; tetapi beberapa keluarga, terutama yang berasal dari Turki dan Balkan, masih membuat baklava sendiri menggunakan resep yang diwariskan dari generasi ke generasi.
2. Samosa Manis
Di negara Maroko, ini dikenal sebagai briouat. Sedangkan di Teluk Arab, ini dikenal sebagai sambusa hilwa.
Di setiap versi hidangan ini, adonannya selalu dibentuk menjadi kantong-kantong segitiga, dan penuh dengan isian yang manis. Biasanya isian sa mosa yang populer ada buah-buahan seperti pir, apel, atau kacang yang direndam sirup.
Alternatifnya, adonan juga dapat digulung menjadi bentuk cerutu (bukan segitiga) dan diisi dengan krim manis, mirip dengan cannoli.
3. Kanafeh
Salah satu favorit di restoran Timur Tengah, manisan yang satu ini populer untuk Idul Fitri dalam budaya Levant.
Untuk hidangan ini, adonan yang sudah diparut dan dipadukan dengan keju putih, seperti keju Nabulsi atau Akkawi. Kemudian disajikan dengan siraman sirup gula yang harum.
4. Vermicelli (bihun)
Nama makanan ini dikenal dengan Saviya,makanan penutup yang populer di kalangan Muslim Asia Selatan saat Idul Fitri. Terbuat oleh bihun yang ditumis dengan ghee, gula, dan rempah-rempah aromatik seperti kapulaga.
Banyak keluarga menikmati Saviya tepat setelah sholat Idul Fitri untuk makan siang atau sarapan.
Hidangan yang serupa, sheer khurma, sama populernya dengan Saviya. Hidangannya juga menggunakan bihun sebagai bahan utama, tetapi bihunnya dimasak dengan bahan dasar susu (seringkali semalaman).
Makanan penutupnya mirip dengan sup mi manis; berdasarkan preferensi pribadi, ada yang menyajikannya dingin dan ada yang menyajikannya panas.
5. Kurma Berisi
Kurma sendiri sudah enak tanpa isian, tetapi untuk Idul Fitri, banyak orang lebih suka menyajikan kurma dengan isian yang berbeda-beda.
Isian yang umum dipakai ada kacang utuh, selai kacang, krim keju, dan pasta manis yang terbuat dari kacang, madu, dan air mawar.
6. Kukis Berisi
Di Mesir, kahk adalah kue mentega yang rapuh diisi dengan bola pasta kurma dan ditaburi gula putih, merupakan kue favorit keluarga saat Idul Fitri.
Sedangkan di negara lain, seperti Palestina, kue isi kurma yang disebut maamoul lebih banyak disajikan.
Kalau di Indonesia sendiri, kue isi selai nanas menjadi pilihan paling populer saat Lebaran.
7. Kukis Mentega
Vanila, coklat, lemon, dan almond adalah beberapa rasa kukis mentega yang dinikmati saat Idul Fitri.
Nama kue ini berbeda-beda di setiap negara. Di Timur Tengah, kue ini disebut sebagai ghraybeh, naan khatai di Asia Selatan, atau kue sable berbentuk bulan di Afrika Utara.
8. Kuih Lapis
Di Asia Tenggara, kuih lapis atau kue lapis ini sudah tidak asing lagi. Ini adalah kue kukus yang cukup susah untuk dibuat, sehingga disimpan hanya untuk acara-acara khusus seperti Idul Fitri.
Terbuat dari tepung beras, sagu, santan, telur, dan gula, kue ini berwarna-warni dengan tekstur seperti agar-agar, mirip dengan puding.
Lapis hanyalah salah satu jenis jajanan tradisional yang dinikmati saat Lebaran, masih banyak lagi variasi kue yang ada.
9. Nishallo
Dalam budaya Uzbekistan dan tetangganya di Asia Tengah, bulan Ramadhan membawa kenikmatan hidangan nisholda atau nishallo.
Putih telur yang dikocok dan dipadukan dengan gula dan akar tanaman, biasanya akar licorice.
Teksturnya hampir seperti marshmallow fluff, disajikan dengan naan untuk hidangan penutup yang manis.
10. Nougat
Mirip dengan licorice, Oxford Companion of Food telah melacak asal nougat kembali ke Asia Tengah dan Iran. Kemudian menyebar ke Arab dan Spanyol Andalusia, nougat telah menjadi suguhan favorit untuk Idul Fitri setidaknya sejak abad ke-10.
Advertisement
11. Turkish Delight
Meskipun namanya mengusulkan pemikiran bahwa hidangan ini berasal dari Turki, tetapi hidangan ini dikatakan berasal dari Iran.
Disebut lokum dalam bahasa Persia, cemilan kecil ini hadir dalam berbagai rasa dan tekstur, dari kenyal seperti jeli hingga lembut marshmallow.
12. Semolina
Ada banyak cara untuk membuat semolina menjadi makanan penutup Idul Fitri.
Dalam beberapa budaya, semolina digoreng dengan telur, ghee, dan gula untuk membuat hidangan manis yang disebut halwa.
Di tempat lain, semolina yang sudah matang digabungkan dengan pasta kurma, dan dimasukkan ke dalam cetakan untuk membuat semacam fudge.
Semolina juga digunakan sebagai bahan dasar puding tradisional — atau bila dicampur dengan minyak zaitun dan madu, itu menjadi kue semolina untuk Idul Fitri.
13. Roti Fatira dan Cambaabur
Di Afrika, panekuk tipis seperti krep menjadi pusat perhatian untuk Idul Fitri.
Misalnya di Ethiopia, fatira adalah panekuk yang dinikmati dengan madu untuk sarapan di Idul Fitri.
Sementara di negara tetangganya, Somalia, cambaabur adalah panekuk yang ditaburi gula dan yogurt.
14. Roti Manis
Di Yaman, khaliat nahal adalah roti cantik yang dilapisi madu dan dipanggang dengan pola sarang lebah untuk Ramadhan dan Idul Fitri.
Di Irak, kleicha adalah roti yang digulung dengan selai kurma untuk sarapan Idul Fitri yang manis.
15. Donat
Makanan gorengan sangat populer sepanjang Ramadan, dan pada Idul Fitri, terutama gorengan manis.
Donat mirip churro dengan berbagai nama, ditemukan di seluruh budaya Muslim. Di Libya, mereka menggunakan nama sfinz dan atasnya diberi molase kurma dan taburan gula.
16. Bubur Manis
Di Senegal, lakh adalah sejenis bubur manis yang terbuat dari susu kental dan millet.
Ini secara tradisional dikonsumsi segera setelah pulang dari sholat Idul Fitri. Biasanya buah baobab ditambahkan khusus untuk perayaan ini.
Budaya Afrika Barat lainnya juga menikmati bubur manis, juga dikenal sebagai thiakry atau degue, pada Idul Fitri.
17. Mithai
Umum untuk budaya Asia Selatan, mithai adalah istilah umum untuk manisan tradisional. Sekotak mithai yang berisi macam-macam adalah bingkisan ringan untuk dibawa ketika pesta Idul Fitri di rumah kerabat.
18. Nasi Manis
Di Iran, nasi dimasak menggunakan saffron dan gula untuk membuat hidangan manis yang disebut shole zard.
Buah dan kurma yang dikeringkan, dimasukan pada nasi untuk menambah rasa manis di perayaan suci ini.
19. Pai Kacang
Makanan penutup khas Amerika, pai kacang atau pai kacang navy, berasal dari New York City melalui Nation of Islam, gerakan nasionalis kulit hitam dan reformasi sosial.
Dengan isian seperti custard dan pastry yang renyah, ini adalah makanan penutup favorit dalam budaya Afrika-Amerika.
Advertisement