6 Fakta Menarik Masjid Agung Tuban yang Dirancang Arsitek Belanda

Tuban yang juga mendapat julukan sebagai kota wali memiliki masjid terkenal bernama Masjid Agung Tuban.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 19 Apr 2023, 18:00 WIB
Masjid Agung Tuban, salah satu wisata religi di Tuban Jawa Timur. (Dok: Instagram @nonik.setyowati.96)

Liputan6.com, Jakarta - Tuban merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang berperan signifikan dalam perkembangan agama Islam di Indonesia, hingga mendapat julukan "Kota Wali". Tuban dikenal sebagai kabupaten pertama di masa pemerintahan Kerajaan Majapahit yang dipimpin bupati beragama Islam.

Tuban yang juga mendapat julukan "Bumi Ronggolawe" memiliki masjid terkenal, yaitu Masjid Agung Tuban. Sebagai salah satu tempat wisata religi terkenal, lokasi Masjid Agung Tuban ada di Jl. Bonang, Kutorejo, Kec. Tuban, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Masjid Agung Tuban adalah salah satu rumah ibadah muslim di Indonesia yang memiliki sejarah panjang. Penasaran tentang masjid ini? Berikut enam fakta menarik Masjid Agung Tuban yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Rabu (19/4/2023). 

1. Masjid Didirikan Abad ke-15

Masjid Agung Tuban didirikan di abad ke-15 oleh Bupati Tuban pertama yang memeluk agama Islam, yakni Adipati Raden Ario Tedjo. Ia juga dikenal sebagai Syeikh Abdurrohman yang juga menantu dari bupati ke enam Arya Dhikara.

Lokasi Masjid Agung Tuban tak jauh dari Alun-Alun Tuban. Di sana terdapat pula makam Sunan Bonang, salah satu Wali Songo yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.

Dahulu kala, masjid ini digunakan oleh Sunan Bonang sebagai tempat mengajar agama Islam kepada masyarakat. Inilah yang menjadikan masjid menjadi tempat wisata religi sekaligus napak tilas sejarah Sunan Bonang menyebarkan Islam.

 


2. Masjid Didesain Arsitek dari Belanda

Masjid Agung Tuban merupakan salah satu wisata religi di Tuban Jawa Timur. (Dok: Instagram @jejaktuban)

Sebelum mencapai bentuk megah seperti yang terlihat saat ini, masjid telah dipugar beberapa kali. Pada 1894, masjid dirombak pertama kali dengan menggunakan jasa arsitek Belanda, B.O.W.H.M. Toxopeus.

Renovasi berikutnya pada 1985 yang bertujuan memperluas bangunan masjid. Lalu, bangunan masjid ini dilakukan pemugaran terakhir pada 2004.

Dalam renovasi terakhir, dilakukan beberapa perubahan yang signifikan, seperti penambahan lantai dari satu menjadi tiga lantai, pembangunan sayap kanan dan kiri bangunan, pembangunan enam menara, dan sebagainya. Hasilnya, Masjid Agung Tuban menjadi sangat megah seperti yang bisa disaksikan saat ini.

3. Tampilan Masjid 1001 Malam

Tampilan luar bangunan masjid mengingatkan pada Masjid Imam di Kota Isfahan, Iran. Pengaruh ini juga yang menjadikan Masjid Agung Tuban tampak memancarkan pesona 1.001 malam dengan permainan warna, terutama pada malam hari. 

Bagian dalam masjid yang banyak menggunakan pola lengkungan untuk menghubungkan tiang penyangga sehingga menghasilkan pola ruang dengan kolom-kolom, sepertinya terinspirasi dari ruang dalam Masjid Cordoba, Spanyol. 


4. Ornamen Jawa Klasik di Bangunan Masjid

Masjid Agung Tuban berdiri dengan megah di tengah alun – alun kota Tuban dan berada tidak jauh dari kompleks makan Sunan Bonang. (Istimewa)

Gaya arsitektur khas Nusantara dapat ditemui pada pintu dan mimbar yang terbuat dari kayu dengan ornamen ukiran khas Jawa. Di sayap mihrab masjid terdapat tangga dari bahan kuningan mencirikan gaya khas ornamen Jawa Klasik.

Selain pola arsitekturnya, Masjid Agung Tuban memiliki keistimewaan lain. Sekitar sepuluh meter dari masjid, berdiri Museum Kembang Putih yang menyimpan berbagai benda bersejarah seperti kitab Al-Quran kuno terbuat dari kulit, keramik China, pusaka, sarkofagus, dan lainnya.

5. Kubah Masjid Diapit Menara

Masjid Agung Tuban, awalnya bernama Masjid Jami’, kini menjadi simbol semangat religius masyarakat Tuban. Masjid ini memiliki tiga kubah dan enam menara yang berdiri menjulang. Menurut orang yang melihatnya, tampak seperti menghadirkan suasana negeri dongeng dalam kehidupan nyata di Kota Tuban.

Mengutip Antara, Masjid Agung Tuban diyakini menjadi salah satu tempat ibadah umat Islam yang pertama kali menggunakan atap berbentuk kubah di Pulau Jawa. Keseluruhan bangunannya tampak menggunakan pola lengkungan dengan tiang-tiang penyangga.

"Selain berkubah, Masjid Agung Tuban juga salah satu masjid terawal yang miliki arcade atau bangunan dengan gang beratap," ungkap Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa ketika menyempatkan Shalat Tarawih di masjid legendaris itu pada 30 Maret 2023.


6. Simbol Harmonisasi Umat Beragama

Renovasi Masjid Agung Tuban (Ahmad Adirin)

Khofifah mengatakan, Sunan Bonang adalah simbol harmonisasi antar umat beragama. Tampak dari bangunan masjid, klenteng, pura dan gereja di lingkungan alun-alun Tuban yang dibangun Sunan Bonang.

"Ajaran beliau dalam merajut kerukunan dan perdamaian antar umat beragama ini masih relevan hingga sekarang. Ini yang harus kita teladani dan terapkan dalam kehidupan sekarang. Meski berbeda-beda, tapi tetap satu," tuturnya.

Sunan Bonang adalah putra dari Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila yang merupakan putri Bupati Tuban, Arya Teja. Dari silsilahnya, Sunan Bonang adalah keturunan ke-24 Nabi Muhammad SAW.

Dikutip dari laman IAIN Tuban, nama asli Sunan Bonang adalah Raden Makdum Ibrahim. Ia lahir pada 1465 M di Surabaya dan tumbuh dalam asuhan keluarga ningrat yang agamis. Sunan Ampel adalah pendiri sekaligus pengasuh Pesantren Ampeldenta.

Pendidikan Islam diperoleh Raden Makdum Ibrahim pertama kali dari ayahnya sendiri di pesantren Ampeldenta. Sejak kecil, Sunan Ampel sudah mempersiapkan Sunan Bonang sebagai penerus untuk mensyiarkan ajaran Islam di bumi Nusantara.

Infografis: Masjid-Masjid Besar di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya