Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum (Waketum) PAN Yandri Susanto menyebut peluang PDI Perjuangan (PDIP) gabung koalisi besar terbuka. Tetapi, PDIP jangan ngotot untuk mendorong kadernya sebagai calon presiden (Capres).
Menurutnya, masalah calon presiden akan dibahas bersama. Maka tidak boleh ada yang memaksa bila kadernya tidak dipilih.
Advertisement
"Tapi kan nggak bisa ngotot kalau misalkan nanti musyawarah nggak disepakati, ya itu artinya perlu ada kesepahaman bersama," ujar Yandri kepada wartawan, dikutip Rabu (19/4/2023).
Yandri menuturkan, wajar apabila PDIP mengajukan nama kader sendiri sebagai calon presiden. Karena sebagai partai pemenang pemilu dan satu-satunya partai pemilik tiket calon presiden sendiri.
Tetapi, antar partai di koalisi besar perlu dimusyawarahkan bersama siapa calon presiden dan calon wakil presiden yang bakal diusung.
"Kalaupun PDIP mau gabung masuk di koalisi kebangsaan (Koalisi Besar) ya tentu kan akan ada musyawarah, apakah calon dari PDIP itu menjadi kesepakatan kan perlu dimusyawarahkan dulu," ujar wakil ketua MPR RI ini.
Komunikasi Masih Cair
Yandri menuturkan, PDIP tanpa berkoalisi pun bisa mengusung calon presiden dan calon wakil presiden sendiri. Apabila kader PDIP tidak diterima masih ada opsi maju sendiri di 2024.
Namun, komunikasi dengan PDIP sampai saat ini masih terbuka karena koalisi masih cair.
"Sampai sekarang masih baik baik saja sih. Sangat terbuka. Terbuka sekali. Masih sangat cair," ujar Yandri.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement