Liputan6.com, Jakarta Astra International Tbk (ASII) membukukan pendapatan bersih konsolidasian sebesar Rp 83,0 triliun pada kuartal I 2023. Angka tersebut meningkat 15 persen dibandingkan dengan kuartal I 2022.
Grup Astra juga mencatatkan kenaikan laba bersih 27 persen menjadi Rp 8,7 triliun. Angka ini telah menyesuaikan nilai wajar atas investasi di GOTO dan Rumah Sakit (RS) Hermina.
Advertisement
Kenaikan laba ini merefleksikan peningkatan kinerja dari hampir seluruh divisi bisnis Grup, terutama bisnis otomotif, alat berat dan pertambangan dan jasa keuangan.
Presiden Direktur Astra Internationa Djony Bunarto Tjondro menuturkan, kinerja Grup pada kuartal I 2023 cukup baik, didukung oleh kinerja yang lebih baik dari hampir semua divisi bisnis.
"Meskipun kinerja Grup pada sisa tahun 2023 berpotensi dipengaruhi oleh situasi ekonomi global dan pelemahan harga komoditas, Grup optimistis namun tetap cermat melihat ketahanan ekonomi Indonesia dan Grup berada di posisi yang baik untuk memanfaatkan pemulihan ekonomi Indonesia yang masih berlanjut," kata Djony dalam keterangan resminya, Rabu (19/4/2023).
Adapun, laba bersih divisi otomotif Grup meningkat 36 persen menjadi Rp 3,0 triliun, yang mencerminkan peningkatan volume penjualan.
Laba bersih divisi jasa keuangan Grup meningkat 26 persen menjadi Rp1,9 triliun pada kuartal I 2023 dibandingkan dengan kuartal I 2022, terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi bisnis pembiayaan konsumen dan alat berat.
Laba bersih Grup dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi meningkat 27 persen menjadi Rp 3,3 triliun, terutama disebabkan oleh kontribusi yang lebih tinggi dari penjualan alat berat, kontraktor penambangan dan pertambangan batu bara yang semuanya diuntungkan oleh harga batu bara yang cukup baik.
Akan tetapi, laba bersih dari divisi agribisnis Grup menurun 54 persen menjadi Rp 179 miliar, terutama disebabkan oleh harga jual dan volume penjualan kelapa sawit yang lebih rendah.
Divisi infrastruktur dan logistik Grup mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 71 persen menjadi Rp 202 miliar, yang terutama disebabkan oleh kinerja bisnis jalan tol yang lebih baik.
Divisi teknologi informasi Grup, PT Astra Graphia Tbk, yang 76,9 persen sahamnya dimiliki perseroan, mencatatkan laba bersih 58 persen lebih tinggi menjadi Rp 19 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dan marjin usaha.
Selain itu, laba bersih dari divisi properti Grup menurun sebesar 15 persen menjadi Rp 45 miliar, terutama karena serah terima unit proyek residensial Asya dan Anandamaya Residences yang lebih rendah, yang sebagian dikompensasi oleh tingkat hunian di Menara Astra yang lebih tinggi.
Di sisi lain, pada April, Astra membentuk perusahaan patungan dengan Equinix, Inc., salah satu perusahaan infrastruktur digital terbesar dunia, dengan kepemilikan masing-masing sebesar 25 persen dan 75 persen. Perusahaan patungan tersebut akan mengembangkan data centre di Indonesia.