Liputan6.com, Jakarta - Salah satu sajian soto yang cukup populer adalah soto tangkar. Kuliner Betawi ini memiliki rasa yang gurih.
Mengutip dari berbagai sumber, soto tangkar sebenarnya sudah ada sejak masa penjajahan Belanda. Adapun nama 'tangkar' pada sajian ini berarti iga.
Soto tangkar memang berbahan dasar iga, tetapi sajian ini tidak hadir secara spesial. Konon, di masa penjajahan, daging hanya diperuntukkan bagi para bangsawan dan tuan nyonya Belanda.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, masyarakat Betawi hanya bisa menikmati bagian iga dan jeroan saja. Mereka pun mengolah iga dan jeroan tersebut menjadi sajian yang kini dikenal dengan nama soto tangkar.
Umumnya, soto tangkar memiliki kuah berwarna kuning kemerahan yang cukup pekat. Meski tampak berat, tetapi sajian ini sebenarnya terasa lebih ringan jika dibandingkan dengan soto Betawi.
Salah satu bahan yang digunakan untuk membuat sajian ini adalah asam Jawa. Selain itu, ada juga beberapa rempah lainnya yang digunakan dalam soto ini. Hal itulah yang menghasilkan rasa soto tangkar terasa sedap dan segar.
Menariknya lagi, soto tangkar biasa disajikan bersama emping. Emping merupakan kerupuk renyah yang dibuat dari melinjo yang dipipihkan lalu digoreng. Rasa emping yang renyah dan pahit berpadu sempurna dengan kuah soto tangkar yang gurih dan segar.
Seiring perkembangan zaman, soto tangkar kini tak hanya dibuat dari iga maupun jeroan. Banyak soto tangkar yang berisi bagian saging sapi lainnya.
Penulis: Resla Aknaita Chak