Liputan6.com, Jakarta Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Garibaldi Thohir mengatakan, harga batu bara merupakan hal yang tidak dapat diprediksi. Ini mengingat fluktuasi harga batu bara tidak dapat dikontrol oleh perseroan.
"Jadi, memang dari dulu saya bilang harga batu bara enggak bisa diprediksi. Contoh, kita mundur sedikit 2,5 tahun lalu, kita udah pemikiran untuk lakukan segala macam efisiensi. Karena waktu Covid mulai, harga batu bara hancur," kata pria yang akrab disebut Boy Thohir dalam acara Buka Bersama Adaro, dikutip Rabu (19/4/2023).
Advertisement
Dia bilang, pihaknya tengah melakukan sejumlah efisiensi. Namun, tentu saja efisiensi tersebut tidak mudah untuk dilakukan Adaro. Sebab, Adaro merupakan tambang tua.
"Kita fokus aja di efisiensi segala macem, untuk Adaro enggak gampang. Adaro kan tambang tua udsh 30 tahun, mau ngomong efisiensi juga susah, tapi enggak ada jalan lain kecuali itu," kata dia.
Selain itu, ia melihat biaya paling besar dikeluarkan untuk kontraktor. Sehingga, pihaknya perlu melakukan efisiensi jika diperlukan.
"Setelah kita lihat cost paling besar kontraktor, kalo kita mau banyak efisiensi yang bisa dilakukan," imbuhnya.
Tidak Sebaik Tahun Lalu
Menurut ia, harga batu bara pada tahun ini dipastikan tidak sebaik tahun lalu. Akan tetapi, bisa saja harga batu bara naik dalam dua bulan ke depan. Lantaran harga batu bara ini tidak bisa diprediksi.
"Saya tahu harga tahun ini pasti tidak sebagus harga tahun lalu, profit saya gamau ngomong pasti. Tiba-tiba dua bulan depan naik, sekali lagi engga ada yang bisa prediksi harga batu bara," ujar dia.
Dengan demikian, ia menegaskan, meski prediksi harga batu bara tidak sebaik tahun lalu. Namun, Adaro akan berupaya melakukan efisiensi agar profitabilitas tetap menarik.
"Prediksi saya tidak sebagus tahun lalu, tapi kita terus melajukan efisisensi sehingga profitabilitas kita masih sangat menarik. Tapi kita sangat kompetitif kok Adaro," tandasnya.
Advertisement