Penyandang Disabilitas Impikan Kesempatan Kerja Jarak Jauh, Akhirnya Terwujud Berkat Pandemi

Mimpi para penyandang disabilitas untuk mendapat kesempatan kerja jarak jauh akhirnya terwujud berkat pandemi.

oleh Tiara Laninda diperbarui 20 Apr 2023, 15:00 WIB
Penyandang disabilitas mendapat kesempatan kerja jarak jauh berkat pandemi. (Photo by Jung Ho Park on Unsplash.com)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, studi dari Economic Innovation Group menemukan bahwa banyak penyandang disabilitas telah berhasil mendapatkan pekerjaan di tengah pandemi COVID-19.

Bahkan, tingkat pekerjaan mereka telah meningkat melebihi tingkat pra-pandemi dalam lebih dari 10 tahun terakhir. Hal ini bisa dijelaskan oleh banyaknya pekerjaan jarak jauh dan persaingan ketat di pasar tenaga kerja.

Studi ini menunjukkan bahwa memberikan bantuan atau fasilitas bagi orang dengan disabilitas tidak selalu membutuhkan biaya tambahan seperti yang kita pikirkan sebelumnya.

Bahkan, hanya dengan memberikan pekerjaan jarak jauh penuh waktu sudah cukup membantu mereka.

Banyak penyandang disabilitas yang kehilangan pekerjaan, seperti halnya banyak orang pada awal masa pandemi. Namun, mereka cepat memulihkan diri. 

Penyandang disabilitas dengan usia kerja 25-54 tahun, lebih mungkin bekerja sebesar 3,5 persen pada Kuartal 2 tahun 2022 dibandingkan sebelum pandemi, melansir Fortune Well.

Sementara, orang yang tidak memiliki disabilitas masih berada di angka 1,1 persen kurang mungkin bekerja.

Dapat disimpulkan bahwa pemulihan pasar tenaga kerja bagi penyandang disabilitas jauh lebih cepat dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki disabilitas. 

Pekerjaan jarak jauh menjadi faktor utama yang memungkinkan pekerja dengan disabilitas untuk tetap produktif.

Maraknya kesempatan kerja jarak jauh ini dapat memudahkan banyak orang, termasuk penyandang disabilitas.


Kerja Jarak Jauh Sudah Lama Jadi Impian Penyandang Disabilitas

ilustrasi penyandang disabilitas. (Credit: Unsplash)

Direktur eksekutif National Disability Institute (NDI), Thomas Foley, mengungkap bahwa pekerja penyandang disabilitas sudah lama meminta untuk bisa bekerja dari rumah. Namun, seringkali perusahaan menolak permintaan mereka.

“Selama pandemi, kita semua menyadari bahwa bekerja dari jarak jauh bisa sangat membantu penyandang disabilitas untuk bekerja. Ini sangat positif dan proporsional bagi mereka,” kata Foley.

Bekerja secara jarak jauh bisa sangat membantu penyandang disabilitas, terutama karena efek long COVID. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), sekitar 19% orang yang terkena COVID-19 mengalami long COVID.


Long COVID Sebabkan Penyandang Disabilitas di AS Meningkat

Ilustrasi penyandang disabilitas / Unsplash.com

Banyak dari long-haulers (penderita long COVID) yang mengalami gejala yang relatif ringan, tetapi tidak mengakibatkan disabilitas. Namun, ada juga yang mengalami gejala yang cukup serius sehingga menggolongkan diri sebagai penyandang disabilitas.

Menurut studi terbaru dari Bank Federal Reserve Minneapolis, sekitar seperempat dari orang dengan long COVID mengubah status pekerjaan atau jam kerja mereka. Artinya, long COVID cukup serius untuk mengganggu pekerjaan bagi 4 juta orang.

Studi terbaru Bank Federal Reserve New York menemukan bahwa jumlah individu penyandang disabilitas di Amerika Serikat meningkat sebanyak 1,7 juta.

Peningkatan ini terutama berasal dari kondisi long COVID, seperti kelelahan dan brain fog, yang berarti kesulitan dalam konsentrasi atau ingatan. Total 1,3 juta orang melaporkan peningkatan brain fog sejak pertengahan 2020.


Mendapat Akomodasi Kerja Jarak Jauh dan Jadwal yang Fleksibel

Ilustrasi penyandang disabilitas (Foto: Lara Jameson, Pexels)

Banyak orang harus berhenti bekerja karena gejala long COVID yang sangat berat. Namun, sekitar 900.000 orang disabilitas masih dapat bekerja. Tanpa kerja jarak jauh, mungkin mereka tidak bisa melakukannya.

Penulis studi Federal Reserve Bank of New York mencatat bahwa long COVID dapat dianggap sebagai sebuah disabilitas yang dilindungi oleh hukum di bawah Americans with Disability Act, tergantung pada jenis dan tingkat keparahan kondisinya.

Oleh karena itu, hukum mengharuskan perusahaan swasta dengan lebih dari lima belas karyawan serta lembaga pemerintah untuk memberikan akomodasi yang wajar bagi mereka yang menderita long COVID.

Beberapa jenis akomodasi yang dapat membantu orang dengan long COVID adalah kerja jarak jauh dan penjadwalan yang fleksibel, terutama bagi mereka yang mengalami kelelahan dan kesulitan konsentrasi.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya