Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat di Indonesia kembali diramaikan dengan viral video seorang perempuan menangis di laman depan Puskesmas Negeri Lama, Ranot Prapat, Labuhanbatu, Sumatera Utara.
Dalam video yang diunggah oleh akun TikTok JiaaShop (@famarcll), perempuan itu merasa kesal karena ayahnya yang sakit tidak mendapatkan penanganan dari dokter saat tiba di Puskesmas.
Advertisement
Alih-alih, tidak ada satu pun dokter terlihat sejak dia dan keluarganya datang ke Puskesmas Negeri Lama.
"Kalian tahu di sini, ini di Negeri Lama, Negeri Lama Sumatera Utara, tak ada dokter. Tengok bapakku satu jam nggak ditolong sama dokter," kata pemilik akun TikTok @famarcll.
Sontak video ini langsung menjadi sorotan warganet di TikTok, dan mulai ramai diperbincangkan di Twitter.
Berikut adalah komentar warganet terkait video viral pasien terlantar di Puskesmas Negeri Lama Sumut.
"Berarti kita masih di Indonesia..," komentar akun wil**** di TikTok. Akun Kom**** menulis, "Jangankan di Puskesmas, di Rumah Sakit aja nunggu dokter kayak nunggu malaikat..."
Akun Lemb**** mengatakan, "Ngga tega dengar rintihan bapak nya🥺🥺🥺. Gimana keadaan bapaknya sekarang dek🥺."
"Ini lah Indonesia ku😭," tulis akun Rit****. Sedangkan akun TikTok SQ menjelaskan, "Saya pernah ngalamin kyk gini😭😭😭😭😭."
Hingga berita ini ditulis, video yang diunggah tersebut sudah ditonton sebanyak 457 ribu kali, 28,8 ribu likes, dan dikomentari oleh 2 ribu pengguna platform media sosial milik Bytedance tersebut.
Keluarga dengan 8 Anak Hidup Kekurangan Sampai Anaknya Makan Kertas
Lebih lanjut, ranah media sosial di Indonesia juga diramaikan dengan kisah sebuah keluarga di Depok, hingga sampai saat ini viral di media sosial.
Adapun keluarga ini viral di media sosial, seperti di Twitter hingga Instagram karena disebut-sebut tidak mampu menghidupi ke-8 anak mereka.
Sampai-sampai, kedua orang tua tersebut memberikan kertas agar dimakan oleh anak-anak mereka.
Berdasarkan cerita di akun Twitter @vi_triasari, sang ayah bekerja serabutan. Dia pernah menjadi seorang cook helper hingga sebagai ojek online.
Namun, motor dipakai untuk menarik ojol ternyata rusak sehingga dirinya tak lagi bisa mencari penghasilan dengan mengojek.
Sang ayah juga kabarnya pernah berjalan kaki selama 4 jam untuk mencari pekerjaan. Karena tidak mendapatkan pekerjaan, dia pun terpaksa menggadaikan SIM C-nya ke tukang bubur seharga Rp 50 ribu untuk membeli makanan.
Saking tidak memiliki uang untuk membeli makanan, keluarga di Depok ini juga kerap makan nasi sisa agar bisa bertahan hidup hingga harus memakan kertas dari kotak tahlilan agar bisa mengisi perut mereka.
Cerita keluarga ini langsung viral di media sosial, dimana ada warganet merasa terharu dengan kisah mereka hingga ada juga yang mengkritik keputusan orang tuanya memiliki banyak anak.
Advertisement
Komentar Warganet Soal Keluarga 8 Anak Makan Kertas
"Kok nekat ga ada support finansial bikin anak terus kaya kucing," kata @mes**** di Twitter.
Akun @par**** mencuitkan, "Ya klo mau punya anak 1 dulu kalo ekonomi sdh baik dan mampu baru nambah jgn asal bikin sj, kasihan anaknya 😭."
"Bukan mau bilang “Kalau miskin jangan punya anak” bukan gitu, tp mbok ya sadar anak itu tanggung jawab orang tua sebagai orang tua harusnya ya mencukupi segala kebutuhan anaknya jasmani dan rohani. Kalau anaknya dibuat sengsara kaya gitu apa tidak termasuk dzalim?" ucap @har**** di platform media sosial milik Elon Musk.
"Tapi katanya rejeki anak udah ada jalannya masing masing😆," cerita @ip****. Sedangkan akun @ed**** menulis, "Salah mengartikan konsep “banyak anak banyak rezeki”."
"Rejeki itu dijemput, kalo ngomong : "rejeki anak udah ada jalan masing2" seolah lepas tanggungjawab menafkahi anaknya. Pdhl rejeki anak jg lewat orangtuanya, kalo orangtuanya ga mampu mestinya sadar diri," cerita @tru****.
Akun @ma**** bercerita, "Mungkin pas masih punya 1 anak suka dibilang sama sodara2nya, “Nah kalo mau rejeki dibuka, kudu punya anak lagi.” Terus punya anak 2, tapi belum rejeki juga, “Mungkin kudu punya anak lagi kali ya…”, begitu terus sampe lupa."