Liputan6.com, Jakarta Presiden PKS Ahmad Syaikhu menemui Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono di kantor DPP PPP, Rabu (19/4/2023). Usai pertemuan, Syaikhu menyatakan meski kedua partai menghormati dan memahami bahwa sudah berada di koalisi yang berbeda, namun, Syaikhu menyebut tidak menutup peluang kerja sama di luar Pemilu 2024.
"Dengan berbagai pilihan politik yang berbeda kami saling menghargai ya, bahwa jangan sampai kemudian karena pilihan politik yang berbeda itu kita tertutup pintu silaturahim, enggak akan berkomunikasi dan sebagainya, tapi justru itu menjadi membuka ruang-ruang," kata dia usai pertemuan.
Advertisement
Meski tidak menutup ruang untuk berkejasama di Pilpres 2024, Syaikhu menyatakan PKS belum ada rencana bergabung ke koalisi besar atau gabungan KIB dan KIR.
Enggak, enggak termasuk itu. Gini, artinya kita saling menghormati dalam masalah koalisi, tapi dalam kaitan-kaitan kerjasama tentu kita nggak menutup kemungkinan untuk bekerjasama,” kata dia.
Sementara itu, perihal Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Syaikhu menyebut tidak ada pembahasan Sandiaga menjadi cawapres dalam pertemuan kali ini.
"Saya kira belum masuk ke sana. Kami tadi justru pada masalah-masalah kerja sama-kerja sama program, khususnya tadi pelaksanaan sinergitas di kerja-kerja tugas-tugas di Parlemen," kata dia.
PKS Pamer Pernah Hampir Menang Lawan Koalisi Besar
Presiden PKS, Ahmad Syaikhu mengaku tak gentar melawan koalisi besar yang sedang dibentuk partai pendukung pemerintah. Menurutnya, PKS terbiasa menghadapi koalisi yang besar.
"Ya gapapa. Namanya juga ini masih dalam dinamika membuat koalisi besar. Saya kira kalau bagi PKS kami terbiasa untuk berhadapan dengan koalisi-koalisi yang (besar)," kata Syaikhu di DPP PKS, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (18/4/2023).
Syaikhu lalu pamer saat PKS melawan koalisi besar di Pilgub DKI Jakarta. Dia berharap, pada pilpres kali ini bisa kembali menang.
"Dulu di DKI kita berhadapan dengan koalisi besar ya kita hadapi juga. Itu pun sudah hampir menang," kata Syaikhu.
"Mudah-mudahan kalau sekarang ini gak hampir lagi. Kalau hampir kalah boleh lah haha. Yang penting bisa menang," ucapnya.
Meski begitu, Syaikhu menilai, adanya koalisi besar sebagai bentuk menegakkan demokrasi. Dengan begitu, masyarakat disajikan berbagai pilihan kandidat capres-cawapres.
"Dengan begitu masyarakat bisa menentukan pilihannya secara bebas, leluasa. Ke arah mana yang kira-kira akan diambil," pungkasnya.
Advertisement