Temukan Sejumlah Serangga Baru, Alumni PBI USD Jadi Entomologis Internasional

Garda Bagus Damastra, seorang entomologis atau peneliti serangga dengan reputasi internasional namanya diabadikan sebagai salah satu serangga hasil temuannya, Phyllium gardabagusi.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 20 Apr 2023, 09:23 WIB
Garda Bagus Damastra. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Garda Bagus Damastra, seorang entomologis atau peneliti serangga dengan reputasi internasional namanya diabadikan sebagai salah satu serangga hasil temuannya, Phyllium gardabagusi.

Garda merupakan alumni Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma (USD) tahun 2011. Minatnya terhadap satwa, khususnya serangga sudah dimulai dirinya berusia 5 tahun. Orang tua dan kakaknya juga mendukung minat Garda.

“Kalau dulu, anak-anak mainan hewan itu dilarang orang tuanya, saya malah didukung penuh sama minat saya ini,” ungkap pria yang kini berdomisili di Bali ini, Kamis (20/4/2023).

Namun keseriusannya mendalami hobi itu hanya bertahan sampai ia menginjak bangku SMP. Saat menempuh pendidikan SMA, ia lebih fokus pada kegiatan akademik untuk persiapan kuliah.

Awalnya ia ingin melanjutkan kuliah yang sesuai dengan minat masa kecilnya. Namun setelah melalui berbagai pertimbangan, Garda akhirnya memilih Pendidikan Bahasa Inggris USD.

Menariknya, pada masa pertengahan perkuliahan di PBI, Garda kembali menemukan passion nya di dunia serangga. Ia merasa Tuhan sudah menggariskan apa yang ada di hidupnya secara baik. 

“Kalau saat itu saya ambil jurusan biologi, mungkin hidup saya malah nggak akan seperti sekarang,” guraunya.

Sebagai seorang entomologis, kerja keras dan kesabaran sangat dibutuhkan dalam sebuah penelitian. Garda berkisah tentang proses penemuan spesies baru. Kegiatan Garda yang kerap mengeksplorasi alam dan berkaitan dunia satwa membawanya ke Gunung Argopuro kala itu.

Ia tertarik dengan sebuah spesies serangga yang belum pernah dilihatnya. Serangga yang Ia temukan di Gunung Argopuro ini adalah spesies serangga baru dan belum pernah ditemukan sebelumnya. Namun spesies ini mirip dengan spesies temuan sebelumnya, yaitu Phyllium hauslohner dan Phyllium jacobsoni.

Proses dari penemuan sampai dengan rilis jurnal memakan waktu cukup lama. Pandemi juga menjadi penghambat rilisnya jurnal yang Ia buat. Proses untuk merilis jurnal pun sangat rumit. Garda harus mengirimkan spesimen, bahkan telur serangga yang Ia teliti untuk mengetahui daur hidupnya, dari telur hingga menetas, dan menjadi serangga dewasa. Ini semua Ia lakukan secara mandiri.

“Memakan waktu tiga sampai enam bulan hanya untuk mengetahui proses dari telur sampai menetasnya,” tutur Garda.

Setelah selama tiga tahun melalui berbagai macam proses di atas tadi, kerja kerasnya membuahkan hasil. Spesies serangga yang ia temukan, diberi nama sesuai nama sang peneliti, Phyllium gardabagusi.

 


Bekerja sebagai Hobi

Serangga hasil temuan Garda Bagus Phyllium gardabagusi. (Istimewa)

Baru-baru ini, Garda kembali mempublikasikan hasil temuannya. Serangga ini bernama Nesiophasma sobesonbaii, yang masih masuk dalam jenis serangga ranting. Satwa ini ditemukan saat ia bekerja sama dengan rekanan di Pulau Timor.          

Bersama kawan-kawannya dari Berkeley, US yaitu Frank H. Henneman, Davis Marthin Damaledo, Royce T. Cumming, serta Stephane La Tirant, Garda Bagus meneliti serangga ini. Berbeda dengan penemuan Phyllium gardabagusi, kali ini Garda Bagus bertindak sebagai author dalam jurnal yang dirilis oleh Faunitaxys, edisi Maret 2023, volume 11.

Garda tetap menyebut hal yang Ia kerjakan sebagai hobi sehingga dirinya tidak mematok target yang harus dicapai.

“Kalau hobi jadi pekerjaan, nanti saya jadi punya target dan menjalaninya dengan tekanan. Kalau tetap sebagai hobi, kan saya menjalaninya juga enak, nggak ada tekanan,” ungkap sosok yang dulunya bercita-cita sebagai guide wisata ini.

Meskipun bidang yang Ia geluti ini agak berbeda dengan pendidikannya selama di USD yaitu Pendidikan Bahasa Inggris, saat ini Garda bisa mengambil ilmu praktis yang dipelajari, khususnya untuk kebutuhan publikasi jurnal internasional dan komunikasi ke berbagai pihak di luar negeri.

“Kejar mimpimu dan apa yang kamu sukai, asalkan itu positif untukmu dan orang-orang sekitarmu. Jangan lupa juga, hadirkan dampak positif bagi orang lain dari setiap apa yang kamu kerjakan,” pungkasnya.

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya