Liputan6.com, Benwood - Hari ini tahun 1924, merupakan momen mematikan setelah terjadi sebuah bencana ledakan pertambangan terburuk di Virginia Barat.
Sekitar jam tujuh pagi waktu setempat, tanggal 28 April 1924, pekerja baru saja memulai aktivitasnya di tambang batu bara Benwood di selatan Wheeling.
Advertisement
Saat para penambang menjalani rutinitas sehari-hari dalam mempersiapkan area kerja dan memotong batu bara, sebuah ledakan melanda tambang Wheeling Steel Corporation.
Setiap penambang yang masuk ke lokasi gagal untuk keluar. Bagian dari pintu masuk utama terhalang oleh batu yang jatuh, ditambah dengan adanya puing-puing.
Dilaporkan oleh The Clio, Kamis (20/4/2023) sejumlah 119 penambang dipastikan telah meninggal dunia.
Jikalau mereka selamat dari ledakan, mereka tidak akan selamat dari atap yang berjatuhan dan pasokan oksigen yang sangat terbatas.
Perusahaan Wheeling Steel Corporation membuka tambang mereka pada tahun 1866. Sebelumnya, tambang Benwood yang memasok batu bara ke pabrik bajanya.
Wheeling Steel Corporation baru benar-benar dibentuk pada tahun 1920 ketika tiga perusahaan dikonsolidasikan-La Belle Iron Works, Wheeling Steel & Iron Works, dan Perusahaan Whitaker-Glessner.
Pada tahun 1920, Wheeling Steel Corporation mempekerjakan lebih dari 17.000 karyawan dan merupakan pembuat baja terbesar ketiga di Amerika Serikat.
Bahkan pipa baja pertama yang diproduksi di Amerika Serikat dibuat di Benwood Works of Wheeling Steel.
Kronologi Kejadian
Pada hari kerja biasa, penambang biasa masuk jam 06:30 pagi waktu setempat dan masuk ke lokasi tambang.
Mereka harus masuk ke tambang dalam tim. Dua tim pertama telah masuk pada pukul 07:05 pagi ketika ledakan terjadi.
Semua pemeriksaan dan inspeksi telah dilakukan pagi itu dan tidak ada gas yang dilaporkan. Namun, setelah pemeriksaan telah selesai dilakukan oleh dua bos api (orang yang inspeksi), terjadi atap runtuh dan pelepasan gas.
Seorang penambang menemukannya dan berpikir bahwa bos api telah memeriksanya dan membersihkan area tersebut.
Tanpa ragu, penambang tersebut menyalakan api, mengira dia akan aman. Padahal hal itu menyebabkan seluruh tambang untuk meledak.
Dari 119 pria yang meninggal, sebagian besar ditemukan di tempat mereka bekerja. Mereka tewas hampir seketika karena ledakan itu.
Advertisement
Upaya Penyelamatan
Upaya penyelamatan berjalan lambat, sulit, dan berbahaya.
Atap yang runtuh akibat ledakan membuat para penambang yang selamat sulit untuk keluar. Namun, itu juga mempersulit penyelamat untuk masuk.
Para penyelamat harus melakukan perjalanan singkat hanya karena gas yang tersisa dan kelembapan setelahnya.
Jika ada penambang yang selamat dari ledakan, mereka tidak dapat bertahan dalam keadaan lembab atau atap yang runtuh setelahnya.
Sedikitnya 35 orang meninggal akibat mati lemas karena tidak memiliki masker gas. Mayoritas penambang adalah keturunan Eropa Timur atau Selatan termasuk Italia dan Polandia.
Keluarga para penambang mulai bermunculan tidak lama setelah insiden.
Namun, karena sebagian besar penambang berasal dari berbagai daerah Eropa, berkomunikasi dengan keluarga korban menjadi sangat sulit karena bahasa yang berbeda.
Keamanan Tambang
Wheeling Steel Corporation membutuhkan waktu hampir 17 jam sebelum mereka mulai merilis informasi tentang bencana ledakan tersebut.
Saat itu sudah tengah malam pada tanggal 29 April ketika buletin berita pertama keluar. Itupun tidak ada laporan resmi yang dibuat tentang apa yang menyebabkan ledakannya.
Sampai sekarang, hal itu masih belum diketahui sepenuhnya. Tetapi diyakini ledakan tersebut disebabkan oleh kantong gas yang menyala.
Disebarkan oleh debu batu bara, dan menyapu semua bagian dalam dan galeri tambang.
Tetapi setelah bencana ini, upaya pengurangan debu batu bara yang berbahaya dan pengesahan undang-undang terjadi unuk membuat tambang lebih aman.
Advertisement