Liputan6.com, Jakarta - Meningkatnya tren berbelanja di platform e-commerce jelang dan di masa libur Lebaran Idul Fitri, juga berpotensi meningkatkan ancaman serangan siber.
Temuan Blibli, ada tren kenaikan intaian bahaya keamanan siber atau fraud sebesar 15 persen di libur Lebaran, dibandingkan periode biasa pada tahun lalu.
Advertisement
Perusahaan e-commerce ini juga mencatat, jenis kejahatan siber yang paling banyak ditemukan adalah social engineering seperti phishing dan serangan malware.
Mengutip siaran persnya, Jumat (21/4/2023), Blibli mengajak pengguna untuk selalu waspada terhadap peningkatan kejahatan siber, serta berbagai modus yang mengintai.
Apalagi, pemerintah juga telah mengesahkan landasan hukum keamanan atas data pribadi melalui Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) pada tanggal 17 Oktober 2022.
3 Modus Kejahatan Siber yang Paling Marak Jelang Libur Panjang Lebaran
Blibli mencatat, setidaknya ada tiga modus kejahatan siber yang paling marak ditemukan jelang libur panjang:
- Pelaku mengaku Customer Service dari e-commerce atau Bank dan menawarkan doorprize, diskon, cashback, voucher belanja, THR, menang undian, konfirmasi perubahan biaya, penukaran poin reward, atau pembatalan transaksi sepihak.
- Pelaku berpura-pura sebagai kurir e-commerce dan mengirimkan link palsu berupa file ekstensi APK dan foto paket customer, lalu meminta korban menginstal aplikasi tertentu dan menyetujui hak akses aplikasi. Data dalam handphone pun diambil.
- Pelaku berpura-pura mengkonfirmasi dan verifikasi penukaran hadiah, dengan membujuk dan menipu korban untuk menyebutkan Kode/OTP yang telah dikirimkan melalui SMS/Email. Kode tersebut digunakan untuk menarik data dan dana korban.
Mulai Menjaga Keamanan Siber dengan Langkah Sederhana
Rendra Perdana Satria, Vice President of Information Security Blibli menegaskan, di era kemajuan teknologi, jenis serangan siber kian beragam dengan berbagai modus.
"Oleh sebab itu, diperlukan komitmen dan kesadaran bersama akan pentingnya keamanan siber," kata Rendra.
Masyarakat pun bisa mulai dari langkah sederhana seperti menjaga kerahasiaan data pribadi, memakai multi-factor authentication, dan hindari melakukan transaksi melalui warnet, atau Hotspot Area, maupun Public WiFi.
Rendra juga mengingatkan untuk jangan pernah juga membagi OTP atau CVV atau kode keamanan kartu kredit pada orang lain.
Tidak lupa, lakukan konfirmasi ulang ketika mendapat telepon atau SMS atau email soal informasi apapun terkait transaksi online dengan e-commerce atau bank yang bersangkutan.
Advertisement
Tips Hindari Penipuan Saat Belanja di E-Commerce
Selain itu, masyarakat juga harus bisa menghindari diri dari penipuan, saat berbelanja di platform e-commerce. Berikut ini beberapa tips yang dianjurkan:
-
Jangan bagikan PIN atau Kode OTP jika melakukan verifikasi akun
Saat mendaftarkan akun ke e-commerce, biasanya kita akan melakukan verifikasi akun melalui kode OTP berupa PIN yang dikirimkan ke nomor yang kita daftarkan.
Blibli pun mengajak masyarakat untuk menjaga keamanan siber, dengan tidak membagikan OTP ke siapa pun, mengganti password akun secara berkala, dan tidak memakai password yang sama pada situs yang berbeda.
-
Waspada nomor tidak dikenal yang mengirimkan link tertentu
Phishing merupakan teknik penipuan yang bisa dibilang paling sukses menjerat korban. Phishing dapat dijalankan dengan mengirim SMS, chat, hingga email dengan mengatasnamakan penyedia layanan.
Karena sudah cukup umum dilakukan, konsumen perlu waspada jika ada nomor tidak dikenal mengirimkan link tertentu. Jangan asal klik link dari nomor yang tidak dikenal, agar data kita tidak diambil oleh pelaku serangan siber.
Teliti Sebelum Membeli
-
Teliti dengan tidak mudah tergiur barang murah atau diskon besar
Pelanggan bisa menjadi korban dari penipuan transaksi online karena terlena dengan promo besar-besaran dan harga barang yang sangat murah. Karena itu, jadilah smart buyer dengan lebih teliti melihat produk dan toko online saat belanja daring.
-
Minta rekomendasi teman atau lihat ulasan dari konsumen lain
Cara menghindari penipuan saat belanja online berikutnya adalah dengan meminta rekomendasi dari teman atau melihat review atau ulasan dari konsumen lain.
Ulasan yang lengkap, detail, dan masuk akal juga menjadi tanda bahwa toko dan produk yang kita lihat bisa dipercaya.
(Dio/Dam)
Advertisement