Liputan6.com, Jakarta - Pacmann bersama dengan data scientist di Microsoft Nurvita Monarizqa melakukan analisis waktu perjalanan pulang-pergi kerja antara daerah perkantoran dengan kecamatan-kecamatan di wilayah Jabodetabek.
Analisis ini dilakukan selama bulan Ramadhan di mana beberapa perusahaan dan instansi pemerintah melakukan penyesuaian atau pengurangan jam kerja. Data waktu perjalanan dikumpulkan dengan mengambil waktu tempuh real time dari tiap titik pusat kecamatan di Jabodetabek ke lima proxy tempat kerja.
Advertisement
Adapun lima proxy tempat kerja tersebut adalah Thamrin, SCBD, Kuningan, Blok M, dan TB Simatupang. Data dalam analisis ini diambil dari waktu tempuh tiap pusat kecamatan ke lima proxy tempat kerja setiap 15 menit mulai pukul 07.00-10.00 WIB
Lalu data lainnya diambil dari waktu tempuh antara proxy tempat kerja ke centroid kecamatan mulai pukul 16.00-20.00 WIB. Seluruh data dalam analisis ini menggunkan HERE Maps API.
Tim Pacmann sendiri melih pekan ketiga bulan Ramadhan selama hari kerja agar data yang dianalisis terbilang representatif. Hasilnya, rata-rata mayoritas durasi perjalanan (baik pulang maupun pergi) berkisar antara 30-120 menit dengan tendensi (median) 75 menit.
Menurut Tim Sekolah Data sekaligus Data Analyst di Pacmann, Erisha Aryanti, melalui analisis tren ini, Pacmann ingin membantu perusahaan dalam mengoptimalkan pengaturan jam kerja karyawannya.
"Dengan mengetahui durasi perjalanan yang optimal untuk setiap titik kantor proxy, perusahaan dapat mengatur jam kerja karyawannya agar lebih efisien, misalnya dengan memberikan pilihan waktu berangkat yang fleksibel untuk menghindari kerumunan atau waktu-waktu padat,” tuturnya dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat (21/4/2023).
Namun, analisis ini juga menemukan ada beberapa daerah yang memiliki durasi perjalanan pulang pergi di atas 2 jam. Daerah itu termasuk Kecamatan Nanggung, Sukajaya, Pamijahan, dan Tanjungsari yang masuk dalam daerah administrasi Kabupaten Bogor.
Temuan Pacmann Soal Analisis Mobilitas Masyarakat
Pacmman juga menemukan, secara umum, durasi perjalanan di seluruh kecamatan cenderung sama baik ketika berangkat pada pukul 07.00 atau 10.00 WIB.
Hanya, durasi perjalanan paling tinggi terjadi ketika pulang pukul 17.00 WIB dimana rata-rata jam pulang kantor dipercepat agar bisa berbuka di rumah.
Selain itu, ada pola berbeda untuk tiap kecamatan. Ada yang berangkat lebih pagi akan lebih cepat, tapi ada pula daerah yang lebih siang justru memiliki waktu tempuh lebih cepat. Kondisi ini juga berbeda untuk tiap proxy kantor.
Dijelaskan lebih lanjut, berdasarkan analisis clustering jam pulang pada tiap proxy kantor, Pacmann juga menemukan setiap daerah memiliki pola durasi perjalanan yang berbeda-beda.
"Secara umum, dari hasil analisis ini, kami menemukan bahwa ternyata ketika rush hour (7-10 pagi dan 4 sore - 8 malam), tipikal waktu tempuh dari titik tengah kecamatan ke proxy kerja adalah 25 persen lebih lama daripada tidak ada traffic, dan 50 persen lebih lama ketika sedang macet-macetnya," kata Monarizqa.
Oleh sebab itu, ia menuturkan, apabila dari rumah ke tempat kerja tanpa traffic butuh waktu 40 menit, para pekerja harus bersiap-siap untuk menempuh waktu perjalanan lebih lama hingga 50 menit saat rush hour, dan waktu tempuh ketika macet mencapai 60 menit.
Advertisement
Tambahan Waktu Berbeda Tergantung Proxy dan Kecamatan
Kendati demikian, ia mengingatkan penambahan waktu tempuh ini berbeda untuk tiap kecamatan dan proxy kantor.
Apabila bekerja di Blok M atau TB Simatupang misalnya, waktu yang harus ditambahkan ke perjalanan ketika rush hour atau macet akan relatif sedikit dibandingkan ketika melakukan perjalanan ke daerah SCBD atau Kuningan.
Sementara untuk pekerja yang tinggal di kecamatan Nanggung atau Sukajaya, Bogor, pertambahan ketika rush hour hanya kurang dari 20 persen saja karena waktu tempuhnya sendiri sudah cukup lama, meski tidak ada macet.
Lalu pekerja yang tinggal di Pesanggrahan Jakarta Selatan, Pondok Aren Tangerang Selatan, Taman Sari Jakarta Barat, Kebon Jeruk Jakarta Barat, Jatinegara Jakarta Timur, atau Kebayoran Lama Jakarta Selatan, Monarizqa menuturkan perlu bersiap menambah waktu tempuh di waktu tertentu.
Alasannya, mereka akan memiliki waktu tempuh lebih panjang, sekitar 60 persen saat rush hour dan lebih dari 100 persen waktu tempuh di kala macet.
Temuan Menarik Lain dari Pacmann Soal Mobilitas di Kala Ramadhan
Menariknya, berdasarkan analisis ini, ada beberapa daerah di Jabodetabek yang memiliki pola konsisten pulang lebih akhir lebih baik, seperti:
- Cilandak dan Ciputat
- Serpong (BSD) dan Gunung Sindur
- Cibubur, Sentul, Cileungsi, dan sekitarnya
- Kabupaten Bekasi bagian utara (dekat perbatasan Rengasdengklok)
- Sebagian kota Depok: Cimanggis, Cinere dan Cilodong
- Sebagian kota Tangerang: Ciledug, Cipondoh, dan Karawaci
- Sebagian Kabupaten Tangerang
Selain itu, ada pula ada beberapa daerah dengan pola konsisten berangkat lebih siang (terutama setelah pukul 07.30 WIB) lebih baik. Daerah tersebut adalah sebagai berikut :
- Kabupaten Bekasi bagian utara (dekat perbatasan Karawang)
- Karawaci
- Serpong (BSD)
- Cibubur, Sentul, Cileungsi, dan sekitarnya
- Cikarang Barat
(Dam/Isk)
Advertisement