Liputan6.com, Jakarta - Selain makan opor ayam dan ketupat, tradisi pada perayaan Idul Fitri atau Lebaran di Indonesia adalah bersilahturahmi, seperti mengunjungi kerabat, tetangga, dan keluarga lain untuk saling bermaaf-maafan atas kesalahan di masa lalu.
Saling menjaga dan menjalin silahturahmi menjadi hal yang baik untuk dilakukan, apalagi di momen Hari Raya Idul Fitri. Selain dapat mempererat hubungan persaudaraan, kita sebagai manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.
Advertisement
Silaturahmi menjadi salah satu tanda-tanda seseorang beriman kepada Allah SWT sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ, وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya,
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi.”
Dalam Islam sendiri, ternyata ada aturan adab menerima tamu. Oleh karena itu, Anda memiliki kewajiban untuk selalu bersikap baik kepada siapapun. Untuk itu, mari ketahui adab menerima tamu agar bisa diamalkan di kehidupan dan menjelang halalbihalal lebaran tiba.
Kira-kira seperti apa saja adab menerima tamu yang baik dan mesti Anda lakukan itu? Seperti yang kami rangkumkan dari berbagai sumber, Kamis (20/4/2023), berikut sejumlah adab yang bisa Anda amalkan, agar tidak salah mengaplikasikannya.
Kenali Hadits Menerima Tamu dalam Islam
Sebelum mengetahui tentang adab menerima tamu, hal pertama yang perlu Anda ketahui yaitu mengenai hadist-nya. Bertamu yang baik adalah membawa kabar gembira. Hal ini terkandung di dalam surat al-Hijr ayat 51–54 yang berbunyi:
وَنَبِّئۡهُمۡ عَن ضَيۡفِ إِبۡرَٰهِيمَ ٥١ إِذۡ دَخَلُواْ عَلَيۡهِ فَقَالُواْ سَلَٰمٗا قَالَ إِنَّا مِنكُمۡ وَجِلُونَ ٥٢ قَالُواْ لَا تَوۡجَلۡ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ عَلِيمٖ ٥٣ قَالَ أَبَشَّرۡتُمُونِي عَلَىٰٓ أَن مَّسَّنِيَ ٱلۡكِبَرُ فَبِمَ تُبَشِّرُونَ ٥٤
Artinya,
(51) Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim;
(52) Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan: “Salaam”. Berkata Ibrahim: “Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu”;
(53) Mereka berkata: “Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim”;
(54) Berkata Ibrahim: “Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini?
Advertisement
Adab-adab Saat Menerima Tamu dalam Islam
Berikut adalah adab-adab selaku tuan rumah ketika menerima tamu menurut pandangan Islam:
- Berpakaian yang pantas
Tidak hanya tamu yang dianjurkan mengenaikan pakaian yang rapi dan pantas, sebagai tuan rumah pun juga harus melakukan hal yang sama. Gunakan pakaian yang sopan untuk menghormati tamu yang datang.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-A’raaf ayat 26 yang berbunyi:
يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ قَدۡ أَنزَلۡنَا عَلَيۡكُمۡ لِبَاسٗا يُوَٰرِي سَوۡءَٰتِكُمۡ وَرِيشٗاۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقۡوَىٰ ذَٰلِكَ خَيۡرٞۚ ذَٰلِكَ مِنۡ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمۡ يَذَّكَّرُونَ
Artinya,
"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat."
- Bersikap baik saat menerima tamu
Sebagai tuan rumah yang baik, sopan santun dan keramahan harus selalu diutamakan ketika tamu datang berkunjung. Hal ini dilakukan agar tamu merasa tenang dan nyaman saat berkunjung ke rumah Anda.
Coba terapkan istilah: "Ahlan wa Sahlan wa Marhaba," yang secara kiasan berarti: “Jadikan dirimu seperti di rumah sendiri. Semua yang Anda butuhkan telah ditemukan dan Anda dipersilakan.”
- Bersalaman dan menyambutnya
Ketika Anda menyambut tamu, saling bersalaman atau berjabat tanganlah dengan para tamu yang datang berkunjung. Ini bisa berlaku ke sesama perempuan atau sesama laki-laki sebagai rasa hormat dan untuk mempererat tali silahturahmi.
Penting juga untuk menunjukkan raut wajah ceria dan senang. Hal ini pun juga sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW dari sebuah hadist yang artinya:
“Apabila kamu saling jumpa, maka saling mengucapkan salam dan bersalam-salaman, bila saling berpisah, maka berpisahlah dengan ucapan istigfar”. (H.R. At Tahawi).
- Menerima tamu ketika ada Mahramnya
Ketika menerapkan adab menerima tamu, sebaiknya Anda tidak menerima kunjungan dari lawan jenis sendirian. Hal ini untuk mencegah ikhtilat atau fitnah saat laki-laki bersama dengan seorang wanita yang bukan mahramnya. Karena ikhtilat adalah perkara yang mendekatkan Anda kepada zina dan maksiat.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam surat Al-isra’ ayat 32 yang berbunyi:
وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلزِّنَىٰٓۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةٗ وَسَآءَ سَبِيلٗا
Artinya,
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk."
Adab-adab Lain Saat Menerima Tamu dalam Islam
Adab-adab lain yang harus Anda lakukan saat menerima tamu, di antaranya:
- Menyajikan hidangan yang istimewa
Menghormati tamu bisa dilakukan dengan menyediakan hidangan berupa makanan atau minuman, yang sesuai dengan kemampuan Anda. Seperti firman Allah SWT yang yang mengisahkan Nabi Ibrahim AS bersama tamu-tamunya:
فَرَاغَ إِلىَ أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِيْنٍ . فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ آلاَ تَأْكُلُوْنَ
Artinya,
“Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim-ed) sambil berkata: ‘Tidakkah kalian makan?'” (Qs. Adz-Dzariyat: 26-27)
- Mengantarkan tamu saat akan pulang
Mengantarkan tamu saat pulang adalah perbuatan sunah. Hal ini juga telah disampaikan dalam sebuah hadis Rasul yang mengatakan bahwa:
“Sesungguhnya merupakan perbuatan yang sunnah apabila seseorang (Tuan rumah) keluar bersama-sama tamunya sampai ke pintu halaman.” (HR.Ibnu Majjah)
- Menghormati tamu yang menginap
Tidak semua tamu yang datang akan langsung pulang ke rumah mereka. Beberapa di antaranya pasti ada yang izin untuk menginap di rumah Anda. Saat tamu akan menginap, sebagai tuan rumah Anda diharuskan untuk melayani dan memberikan jamuan yang baik. Misalnya, membersihkan tempat tidur, memberikan makanan yang enak, dan memberi jamuan lain yang membuat tamu merasa nyaman.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Hormatilah tamu sampai tiga hari, adapun selebihnya adalah merupakan shadaqoh darinya .” (HR. Muttafaqun’alaihi)
Demikianlah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menerima tamu menurut ajaran Islam. Adab tersebut bukan semata-mata untuk menghormati ataupun menyenangkan hati para tamu yang datang berkunjung, tapi juga sebagai bentuk penghormatan kecil kepada diri kita sendiri. Semoga bermanfaat, ya!
Advertisement