Liputan6.com, Garut - Kementerian Agama Wilayah (Kanwil) Jawa Barat, menyatakan hasil pantauan hilal rukyat penentuan 1 Syawal 1444 H/2023, yang dilaksanakan di kawasan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Pantai Santolo, Kecamatan Cikelet, Garut, tidak terlihat.
"Hasil yang telah kami lakukan sejak sore tadi hilal tidak terlihat," ujar Kepala Kemenag Garut Cece Hidayat, saat dikonfirmasi Liputan6.com, Kamis (20/4/2023)
Dalam penglihatan dan pengamatan bulan secara langsung menggunakan tiga alat yang dihadirkan di lokasi BRIN Santolo, petugas Kanwil Agama Provinsi Jawa Barat bersama perwakilan ormas islam dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), tidak menemukan adanya hilal.
"Ketinggian masih di bawah 3 derajat sehingga tidak terlihat, sehingga hasil ini akan segera kami laporkan ke pihak Kementerian Agama pusat untuk bahan sidang isbat," kata dia.
Baca Juga
Advertisement
Cece menyatakan, selama ini penentuan 1 Syawal yang diambil pemerintah berdasarkan kesepakatan MABIMS, yang melibatkan empat negara yakni Menteri Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
"Kalau Mabims kan batas minimal hiala minimal 3 persen hasil ini sama sekali tidak terlihat," kata dia.
Dalam 12 titik pantauan yang dilakukan Kemenag Kanwil Jabar di seluruh wilayah Jawa Barat, tidak satupun melihat hadirnya hilal.
"Kami semuanya minimal menggunakan tiga alat teropong yang dimiliki BRIN, BHRG termasuk milik ormas, semuanya tidak melihat hilal," kata dia.
Untuk itu, ia menyatakan penentuan 1 Syawal sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah melalui sidang isbat, mengantongi seluruh bahan hasil pantauan yang dihasilkan petang ini.
Meskipun demikian, Cece mengahargai bagi ormas yang akan tetap menggelar shalat idul fitri 1444 H esok hari. "Kita tetap harus menghormati mereka yang menggelar shalat ied besok sebagai sesuatu yang baik," kata dia.