Wall Street Melesat di Tengah Sentimen Rilis Laporan Keuangan

Wall street menanjak pada perdagangan Jumat, 22 April 2023. Indeks Dow Jones sedikit berubah dengan naik 0,07 persen seiring investor evaluasi hasil laba perusahaan.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Apr 2023, 06:39 WIB
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 21 April 2023 waktu setempat. Indeks Dow Jones sedikit berubah seiring investor evaluasi hasil laba. (Unsplash/Aditya Vyas)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 21 April 2023. Indeks Dow Jones sedikit berubah pada perdagangan saham Jumat pekan ini dan ditutup lebih rendah selama sepekan seiring investor evaluasi hasil laba terbaru dan kekhawatiran laba yang mengecewakan.

Mengutip dari CNBC, Sabtu (22/4/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 22,34 poin atau 0,07 persen ke posisi 33.808,96. Indeks S&P 500 menguat 0,09 persen ke posisi 4.133,52. Indeks Nasdaq menanjak 0,11 persen ke posisi 12.072,46.

Semua indeks utama pekan ini melemah. Indeks Dow Jones susut 0,23 persen dan menghentikan kenaikan beruntun dalam empat minggu. Indeks Nasdaq alami koreksi terbesar dengan merosot 0,42 persen. Indeks S&P 500 tergelincir 0,1 persen.

“Ada dorongan terus menerus dari fakta ekonomi jauh lebih tangguh dari pada yang diharapkan banyak orang dan laba perusahaan telah bertahan dengan cukup baik dengan mempertimbangkan semua hal,” ujar Chief Investment Officer Independent Advisor Alliance, Chris Zaccarelli dikutip dari CNBC.

Meski begitu, ia mencatat the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat telah menaikkan suku bunga acuan secara substansial selama setahun terakhir. Zaccarelli menuturkan, jika bank sentral menaikkan suku bunga seperti yang diantisipasi pada Mei kemungkinan akan mempertahankan suku bunga pada tingkat yang lebih tinggi dari perkiraan pasar.

“Anda dapat melihat kasus bullish dan bearish benar-benar di sana secara singkat sejauh ekonomi yang tangguh dengan laba perusahaan lebih kuat dari perkiraan kebijakan moneter yang sangat panas dan ketat yang berasal dari the Fed,” kata dia.

Musim rilis laporan keuangan berlanjut pada pekan ini. Saham Procter and Gamble, perusahaan produk konsumsi naik 3,5 persen setelah mengalahkan harapan dan menaikkan perkiraan penjualannya.

 


Laporan Keuangan Perusahaan

Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Pada Jumat pagi, 76 persen dari perusahaan S&P 500 yang melaporkan laba sejauh ini telah mengalahkan estimasi earning per share (EPS) analis, menurut Factset.

Selain itu, sektor saham material berkinerja terburuk dengan saham Freeport-McMoran merosot 4,1 persen setelah membukukan penurunan tahun ke tahun daril hasil kuartalannya. Saham Albemarle anjlok 10 persen karena Chile mengatakan menasionalisasikan industri litiumnya.

Sementara itu, kinerja perusahaan secara luas mengalahkan harapan pekan ini, laporan laba secara keseluruhan gagal untuk dongkrak saham. Beberapa investor khawatir akan terjadi penurunan laba dengan kemungkinan resesi ke depan.

“Sejauh ini musim laba dimulai dengan awal yang lancar, dengan banyak perusahaan memenuhi ekspektasi laba yang sudah berkurang dan itu membantu menjelaskan kurangnya pergerakan indeks saham utama selama beberapa hari terakhir,” ujar Chief Investment Officer BMO Family Office, Carol Schleif.

Ia prediksi, saham untuk diperdagangkan dalam kisaran yang ketat. Pada pekan depan ada sejumlah rilis laporan keuangan antara lain Amazon, Alphabet, Meta Platforms, dan Microsoft.


Penutupan Wall Street 20 April 2023

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) merosot pada perdagangan Kamis, 20 April 2023. Hal ini seiring wall street beraksi terhadap beragam rilis laporan keuangan termasuk hasil mengecewakan dari Tesla. Investor juga menilai data baru yang menandakan ekonomi berkontraksi.

Dikutip dari CNBC, Jumat (21/4/2023), indeks Nasdaq tergelincir 0,8 persen ke posisi 12.059,56. Indeks Dow Jones terpangkas 110,39 poin atau 0,33 persen ke posisi 33.786,62. Indeks S&P 500 susut 0,6 persen ke posisi 4.129,79.

Semua rata-rata indeks utama di wall street berada di jalur koreksi selama sepekan. Bahkan kinerja indeks saham secara mingguan terburuk untuk indeks Dow Jones dan S&P 500 sejak Maret 2023.

Indeks S&P 500 melemah 0,2 persen. Sedangkan indeks Nasdaq terpangkas 0,5 persen. Indeks Dow Jones melemah 0,3 persen dan bersiap hentikan kemenangan beruntun selama empat minggu.

“Meskipun, sejauh ini, tampaknya saham telah menguat, sentimen baik-baik saja, dan Anda melihat volatilitas saham terus menurun, cerita dari korporasi adalah margin berada di bawah tekanan dan kami terus melihat penurunan itu,” ujar Equity Strategist Wells Fargo Securities, Anna Han seperti dikutip dari CNBC.

Kekhawatiran yang memuncak atas tekanan ke bawah pada margin keuntungan bebani saham Tesla karena produsen kendaraan listrik itu memangkas harga beberapa mobilnya selama periode triwulanan baru-baru ini.

Perusahaan membukukan penurunan laba bersih lebih dari 20 persen dari tahun lalu setelah bel perdagangan Rabu pekan ini. Saham Tesla melemah hampir 10 persen.

Saham teknologi lainnya juga menunjukkan tanda-tanda pelemahan. Saham Nvidia, Microsoft, Meta dan Apple tergelincir. Saham Seagate susut lebih dari 9 persen setelah meleset dari perkiraan dan mengeluarkan panduan yang mengecewakan dengan alasan permintaan yang lemah.

 


Sektor Energi Melemah

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sektor energi yang melemah dipicu koreksi harga minyak lebih dari 2 persen. Saham APA,Marathon Oil dan Philips 66 bebani pasar. Hasil mengecewakan dari AT&T, American Express juga pengaruhi pasar. Saham AT&T turun 10,4 persen karena kekhawatiran pertumbuhan pelanggan yang melambat. Saham American Express melemah menawarkan pandangan lain tentang kesehatan konsumen AS.

Sepanjang musim laporan keuangan ini, sekitar 16 persen perusahaan di S&P 500 telah rilis kinerja dengan sekitar 76 persen mengalahkan harapan earning per share (EPS), berdasarkan data FactSet pada Kamis pekan ini.

Banyak pelaku pasar di wall street pekan ini bersiap untuk hadapi penurunan pendapatan. Akan tetapi, kurangnya perkiraan laba secara umum telah mengkhawatirkan beberapa investor.

Ujian sebenarnya mungkin datang pekan depan karena rilis laporan keuangan meningkat dengan serangkaian rilis kinerja dari perusahaan teknologi besar. Demikian disampaikan Chief Market Strategist B.Riley Financial, Art Hogan.

“Jika kita melihat banyak degradasi pekan depan karena petunjuk, itu mungkin menyebabkan kontraksi berganda dan kita mungkin melihat beberapa aksi jual di S&P 500. Tapi itu belum terjadi,” tutur dia.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya