Liputan6.com, Jakarta Selain makan ketupat dengan opor ayam dan saling meminta maaf, terdapat sebuah tradisi unik yang biasa dilakukan saat Idul Fitri, yaitu memberikan angpao Lebaran.
Eidiyah, atau Eidi, adalah uang yang diberikan kepada anggota keluarga yang lebih muda atau mereka yang belum bekerja. Tradisi populer ini telah diwariskan selama berabad-abad dan masih dipraktikkan secara luas hingga saat ini.
Advertisement
Tak sedikit masyarakat yang menggunakan tradisi ini untuk memberikan hadiah bagi anak-anak yang berhasil menyelesaikan puasa Ramadan. Ada juga yang memberikannya sebagai tanda cinta dan penghargaan kepada anggota keluarga yang lebih muda.
Tak hanya bikin anak-anak tersenyum cerah, tradisi ini juga dapat membantu mereka belajar mengelola keuangan sejak dini.
Bukan cuma di Indonesia, tradisi berbagi angpao Lebaran ini juga diterapkan di negara-negara lain.
"Saya selalu menjelaskan kepada anak-anak saya nilai uang dan apa artinya menabung dan membelanjakan. Saya merasa Eidiyah merupakan cara sempurna bagi saya untuk mengajari anak-anak cara menghemat uang dan bertanggung jawab atasnya, sembari membuat mereka tersenyum," kata ibu tiga anak Al Anoud kepada Doha News dikutip Sabtu, 22 April 2023.
"Terkadang, saya bertanya apakah mereka ingin saya menyimpannya untuk mereka, dan kadang-kadang saya meminta anak-anak untuk membuat daftar hal-hal yang ingin dibelinya dengan uang tersebut."
Bantu Anak Belajar Mengelola Uang
Dr Rana Batterjee, pemilik toko permen Sugarfied & Co, dan vice president Momair Trading juga berpendapat sama. Ia percaya eidiyah dapat mendidik anak-anak cara mengelola keuangan pribadi.
"Eidiyah adalah cara yang baik untuk mengajarkan cara menghemat uang dan bertanggung jawab atasnya," kata wanita asal Saudi-Amerika itu.
"Saya akan menjelaskan kepada anak-anak saya apa artinya memiliki uang serta apa artinya menabung dan membelanjakan. Saya akan bertanya kepadanya berapa banyak eidiyah yang ingin digunakannya, sementara sisanya akan saya simpan untuk mereka."
Setiap tahun, Batterjee dan suaminya Mazen Omair memberikan uang lebaran untuk anak-anaknya. "Kami selalu mendorong mereka untuk menyimpannya guna membeli sesuatu yang istimewa," katanya.
"Eidiyah adalah tentang pola pikir dan tindakan memberi, bukan uang. Saya pikir saya akan melanjutkan tradisi ini sampai suatu hari mereka memiliki anak sendiri, dan saya akan memberikan eidiyah kepada mereka juga."
Advertisement
Uang Baru saat Lebaran
Uang yang diberikan juga biasanya uang baru yang tentu saja bikin anak-anak tambah senang.
"Saya dan saudara saya menyukai lembaran uang yang masih baru dan mengkilap itu, dan kami akan duduk bersama sepupu kami untuk menghitung berapa jumlah kami terima," kata professional marketing Aliya Khan ketika mengenang momen bahagianya saat masih muda dulu.
Sekarang setelah dia berkeluarga, dia meneruskan tradisi ini kepada anaknya, Rakaan. Menurutnya, dengan memberikan uang tunai, anak bisa bebas memilih membeli sesuatu yang disukainya.
"Uang tunai memungkinkan Rakaan untuk membeli apa pun yang dia suka. Anak-anak suka memutuskan sendiri mau membeli apa. Jika mereka ingin menyimpannya, itu bagus," ujar Khan kepada The National News.
"Rakaan menabung dan menggunakan uang itu untuk tujuan tertentu, dan dia mengerti bahwa kepuasan melakukan hal tersebut lebih besar daripada jika kita membeli langsung barang tersebut untuknya", lanjutnya.
Transfer Uang Lebaran Kala Tak Dapat Bertemu
Di zaman yang sudah serba canggih ini, banyak juga yang memilih untuk mentransfer uang lebaran kala tak bisa pulang kampung dan bertemu sanak keluarga.
"Mungkin sulit untuk bertemu, tetapi teknologi akan membantu mengatasi hal ini. Cara aman untuk mengirim eidiyah saat ini adalah dengan menggunakan online banking," kata Farheen Matheranwala dari India yang tinggal di Sharjah dikutip dari The National News.
Matheranwala juga mengatakan bahwa dia telah diajarkan sejak dini untuk menabung uang yang didapatkan guna membeli sesuatu yang dibutuhkannya, seperti buku atau perlengkapan sekolah.
Ini adalah sikap yang dia coba ajarkan kepada anak-anaknya, menjauhkan mereka dari keinginan membeli mainan, video game, atau gadget.
"Kami tidak memberinya hadiah mahal, sebagai gantinya, kami menyoroti nilai-nilai tradisional di balik momen Hari Raya Idul Fitri," katanya. "Kami juga mendorong anak sulung kami untuk memberikan eidiyah kepada adiknya."
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement