Survei: Cuma Sepertiga Perempuan Indonesia yang Rutin Skrining Kesehatan

Sebuah survei dari Philips menyoroti bagaimana perempuan di Asia tidak melakukan skrining secara rutin kendati telah meningkatkan kesadaran akan pentingnya perawatan kesehatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Apr 2023, 17:17 WIB
Ilustrasi skrining. (pexels/annashvets).

Liputan6.com, Jakarta - Hampir setengah dari populasi dunia adalah perempuan. Kendati demikian, kesenjangan dalam perawatan kesehatan perempuan masih ada, baik di Asia Pasifik maupun secara global.

Menurut survei Philips' Healthy Living in Asia, para perempuan di Asia lebih memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan fisik, mental, dan emosional mereka dibandingkan sebelum pandemi.

Survei yang diprakarsai oleh Philips dan dilakukan oleh lembaga riset Kantar Profiles Network ini diikuti oleh lebih dari 2.000 perempuan di Singapura, Indonesia, Korea Selatan, dan Thailand.

Survei ini menyoroti kesenjangan perawatan kesehatan gender yang ada di Asia dan menyerukan dukungan serta pemberdayaan perempuan yang lebih besar dalam memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri.

Sejak pandemi, hampir separuh perempuan yang berpartisipasi dalam survei tersebut mengaku lebih memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan fisiknya secara keseluruhan (50 persen), mental (47 persen), dan emosional (47 persen) dibanding sebelumnya.

Sebanyak 99 persen responden Indonesia berpendapat bahwa penting untuk mengambil langkah aktif untuk tetap sehat guna mencegah penyakit di kemudian hari.

Hal ini dapat dilihat dari 57 persen responden yang telah secara teratur menerapkan gaya hidup sehat serta 56 persen responden yang rajin mencari informasi kesehatan secara online untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan, terutama pada responden perempuan.

“Sangat menggembirakan melihat begitu banyak orang di Indonesia, terutama perempuan menyadari pentingnya menerapkan gaya hidup sehat dan memantau kesehatan mereka secara teratur," kata Pim Preesman, Country Leader Philips Indonesia.


Persentase Reponden yang Rutin Lakukan Skrining Masih Rendah

Ilustrasi skrining (merdeka.com/Arie Basuki)

Kendati mengaku mulai lebih memperhatikan kesehatannya, responden yang rutin melakukan skrining dan pemeriksaan kesehatan ternyata tidak lebih dari sepertiga.

"60 persen responden Indonesia merasa telah melakukan segala cara untuk menjaga kesehatan dan 1/3 responden merasa mereka dapat mengambil lebih banyak langkah menuju kesehatan preventif," sebut temuan tersebut.

Padahal, pemantauan adalah salah satu cara paling efektif untuk mengoptimalkan pencegahan penyakit, ucap Pim.

Mayoritas perempuan menyatakan penyebab utamanya adalah tidak punya cukup waktu akibat pekerjaan, keluarga, dan komitmen pribadi (49 persen) serta kondisi keuangan (44 persen).

Solusi Kesehatan Digital untuk Para Perempuan

Perempuan di Asia memikul beban pengasuhan yang tidak proporsional dalam keluarga dan masyarakat. Oleh sebab itu, diperlukan lebih banyak dukungan untuk dapat membantu mereka memprioritaskan kesehatannya sendiri dan menyeimbangkan kepentingan pekerjaan, keluarga, dan pribadi.

Dalam survei tersebut, pendidikan tentang hidup sehat dan lebih banyak pengetahuan tentang penggunaan teknologi kesehatan pribadi untuk pemantauan kesehatan adalah cara utama yang dikutip oleh perempuan guna mendorong tindakan kesehatan preventif.


Pentingnya Data dan Testimoni

Ilustrasi Skrining. (pexels/annashvets).

Di Indonesia sendiri, 64,4 persen perempuan cenderung bertindak berdasarkan data kesehatan jika direkomendasikan oleh dokter atau praktisi perawatan kesehatan.

Selain itu, testimoni dari orang lain tentang bagaimana membuat perubahan gaya hidup berdasarkan data kesehatan digital dan saran yang diminta dalam teknologi serta perangkat kesehatan merupakan salah satu cara lain yang dapat mendorong orang untuk bertindak berdasarkan data kesehatan.

"Berbagi data juga sama pentingnya. Ini akan membantu praktisi kesehatan dan konsumen mengumpulkan informasi yang dapat ditindaklanjuti yang didukung oleh riwayat kesehatan, menghasilkan rekomendasi kesehatan yang lebih baik untuk mencegah penyakit,”  tutur Pim.

Sebanyak 43 persen responden di Indonesia yang disurvei saat ini telah menggunakan teknologi dan perangkat kesehatan pribadi untuk memantau kesehatannya secara aktif.

Tiga tahun dari sekarang, 87 persen responden wanita berencana untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi dan perangkat kesehatan pribadi guna melacak kesehatannya.


Pentingnya Peran Perempuan

Pasien melakukan pemeriksaan kanker (Liputan6.com)

"Sebagai anggota dari industri kesehatan, perempuan dapat memberikan informasi dan pengetahuan terkait permasalahan utama yang dihadapinya serta isu-isu kesehatan. Wawasan dan kontribusi dari perempuan mendorong perubahan yang berarti dan meningkatkan solusi perawatan kesehatan bagi para perempuan,"  ujar Caroline Clarke, CEO & EVP, Philips ASEAN Pacific.

"Oleh karena itu, sangat penting adanya perempuan di berbagai tingkat pengambilan keputusan dalam perawatan kesehatan untuk menjembatani kesenjangan dalam perawatan kesehatan perempuan," lanjutnya.

Philips berupaya membuat perbedaan yang berarti dalam berbagai bisang, misalnya kebidanan dan ginekologi. USG Philips dan solusi pemantauan janin dan ibu merupakan solusi mutakhir untuk risiko kehamilan dan memperluas akses perawatan bagi perempuan di area terpencil.

Sementara untuk mendukung kesehatan dan kebugaran perempuan secara keseluruhan, sikat gigi bertenaga AI dari Philips menawarkan panduan secara real-time dan mampu memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi untuk meningkatkan kebiasaan menyikat gigi pengguna, sehingga memungkinkan seseorang mengubah gaya hidup dan memberikan manfaat kesehatan jangka panjang.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis titik rawan macet mudik Lebaran 2018 (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya