Liputan6.com, Jakarta - Saat ini obat herbal semakin diminati masyarakat lantaran khasiat kesembuhan dan efek samping yang minimal. Masyarakat Indonesia lebih mengenalnya sebagai jamu yaitu minuman herbal dari berbagai rimpang dan tanaman obat untuk penyembuhan.
Namun jamu di era modern juga sudah diproduksi secara pabrikan. Dari beberapa nama terkenal, salah satu pelopor perusahaan jamu di Indonesia adalah Jamu Iboe yang didirikan pada 1910 oleh Tan Swan Nio dan Siem Tjiong Nio.
Advertisement
Dua tokoh tersebut memulai proses manufaktur jamu dengan mendirikan Djamoe Industrie en Chemicalen Handel "IBOE" Tjap 2 Njonja di Jalan Ngaglik 3-5 Surabaya. Mengutip dari laman resmi Jamu Iboe, Rabu (25/4/2023), lambat laun perusahaan yang semula bernama Djamoe Industrie en Chemicalien Handel "IBOE" Tjap 2 Njonja makin berkembang.
Merek ini semakin terkenal setelah mampu menyembuhkan dan memberantas epidemi batuk di Surabaya. Skala perusahaan ketika itu makin besar, dan rekrutmen tenaga kerja dari luar makin banyak.
Pada 1938, pemasaran diluar pulau mulai dilakukan. Pulau Bali merupakan pulau pertama yang bisa menikmati produk Djamoe Industrie en Chemicalien Handel "IBOE" Tjap 2 Njonja tanpa harus membeli di Jawa.
Kemudian pada 1942, di masa pendudukan Jepang di Indonesia nilai penjualan industri jamu semakin tinggi. Hal ini membantu Volksraad sebagai pemerintahan kolonial waktu itu untuk melakukan penelitian untuk menghasilkan jamu yang berguna bagi masyarakat.
Sejarah Perjalanan Jamu Iboe
Perkembangan industri jamu kian maju di masa kemerdekaan Indonesia pada 1945. Pihak produsen pun semakin agresif melakukan pendekatan pasar dengan memasang iklan di Surat Kabar. Bahkan saat itu Djamoe Industrie en Chemicalien Handel "IBOE" Tjap 2 Njonja berhasil mendirikan 11 cabang (filialen) dan 1000 agen (agentschappen).
Berlanjut pada 1950, era modernisasi produksi dimulai. Sebagian proses produksi memanfaatkan mesin. Mesin Gerabah dan mesin Giling merupakan mesin pertama yang dipakai.
Lalu pada 1973 nama "Djamoe Industrie en Chemicalen Handel "IBOE" Tjap 2 Njonja" diubah menjadi PT Jamu Iboe Jaya. Perubahan ini sebagai cara adaptasi dalam konstelasi industri jamu di Tanah Air. Investasi untuk peralatan produksi makin meningkat.
Pada 1979 PT Jamu Iboe Jaya mulai membuat terobosan teknologi dengan menggunakan aluminium foil untuk mengemas produksi. Terobosan ini akhirnya diikuti perusahaan-perusahaan jamu lainnya. Di tahun ini juga, PT Jamu Iboe Jaya mulai menggalakkan Riset Laboratorium untuk menghasilkan jamu bermutu tinggi.
Advertisement
Cara Menggaet Konsumen Jamu
Selanjutnya pada 1980, seiiring perkembangan perusahaan, PT Jamu Iboe Jaya merelokasi pabrik dan perkantorannya ke desa Tanjungsari, Taman, Sidoarjo. Di lokasi seluas 2,38 hektare, salah satu pelopor perusahaan jamu tertua ini masih melanjutkan proses produksinya hingga sekarang.
Salah satu upaya untuk menggaet konsumen muda dengan cara memasukkan minuman jamu sebagai lifestyle atau gaya hidup seperti teh dan kopi. Pada 2017 lalu PT. Jamu IBOE Jaya mampu mendapatkan 11 persen dalam penjualannya. Khususnya untuk jamu bentuk instan granulle yang diberi nama IBOE natural Drink.
Kurang lebih terdapat tujuh variant yang ada di dalamnya antara lain kulit manggis, alang-alang, jahe, lidah buaya, temulawak, beras kencur dan rosella. Jamu IBOE juga sempat meraih penghargaan dalam kategori Surabaya Marketing Champion 2018 & Sales Person Of The Year 2018 dalam ajang Indonesia Marketeer Festival 2018 yang diselenggarakan oleh Mark Plus Inc.
Beberapa terobosan sudah dilakukan Jamu Iboe, di antaranya mengembangkan product place, promotion untuk target market yang baru itu. Yang dulu awalnya jamu sebagai produk yang pahit dan dijual di pasar atau outlet tradisional saja kini jamu sudah hadir di mall, foodcourt, dan tongkrongan anak muda.
Pengembangan R&D dengan Kedai Jamu
Saat perusahaan jamu lainnya membuat inovasi, Jamu IBOE ikut mengembangkan R&D dengan produk-produk hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 kategori. Pertama adalah Produk Tradisional yaitu Jamu Seduh Tradisional berupa produk ramuan berbagai macam tanaman obat untuk fungsi kesehatan yang memiliki rasa dan aroma khas herbal.
Kedua yaitu Produk Modern yaitu Kapsul Ekstrak Herbal Suplemen yang merupakan ekstrak ramuan maupun single-ingredient produk untuk fungsi kesehatan tertentu dalam bentuk kapsul yang sangat praktis, mudah dibawa dan diminum di mana saja. Ketiga produk IBOE Health Drink, agar rasa jamu yang dikenal pahit bisa dinikmati semua generasi dan sekarang dikemas menjadi minuman kesehatan yang enak & segar.
Pada 2019 Jamu IBOE berusia 109 tahun dan mampu bertahan dan berkembang di tengah dinamika perjamuan nasional. Di tangan generasi ke-4, Stephen Walla, Jamu IBOE mulai menggalakan tumbuhnya kedai jamu modern. Kafe jamunya diberi nama IBOE Griya Herba. Sekarang ini, jumlahnya sudah mencapai lebih dari 30 kedai jamu di kota Surabaya.
Advertisement