Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid menyebut momen mudik lebaran tahun ini bisa memberikan dampak positif ke UMKM di daerah. Mengingat ada 123,8 juta orang yang bergerak dan lebih dari 100 juta orang melakukan mudik lebaran tahun ini.
Disamping itu, Arsjad melihat faktor pendorong lainnya. Yakni, mudik kali ini dibarengi dengan pembukaan pembatasan kegiatan masyarakat. Artinya, ekonomi pun ikut bergeliat.
Advertisement
“Akhirnya masyarakat bisa merasakan euforia mudik tanpa adanya pembatasan mobilitas seperti tiga tahun ke belakang. Saya melihatnya sebagai berkah bagi pengusaha UMKM oleh-oleh khas daerah,” kata Arsjad Rasjid, dalam keterangannya, ditulis Minggu (23/4/2023).
Walau begitu, Arsjad yakin pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi dalam menangani arus yang padat. Pada sisi yang lain Arsjad memandang arus mudik akan memberikan potensi untuk mendatangkan perputaran ekonomi di daerah.
“Dengan adanya momen mudik tahun ini, maka akan terjadi redistribusi uang dari kota ke daerah-daerah yang menjadi tujuan pemudik,” kata Arsjad.
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memproyeksikan terjadinya peningkatan perputaran ekonomi di daerah tujuan mudik pada 2023 ini, utamanya pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Diperkirakan kenaikannya mampu mencapai dua kali lipat dari lebaran 2022 lalu dengan angka mencapai Rp 150 triliun.
“Saya mendorong agar para pemudik dapat membelanjakan uangnya pada sektor ritel dan membeli produk khas dari UMKM daerah tempat tujuan mudik. Momentum ini kita gunakan agar UMKM bisa semakin mampu bersaing dan naik kelas,” kata Arsjad.
Transaksi QR
Arsjad melihat peluang lainnya di era digitalisasi saat ini. Salah satunya adalah pemanfaatan kode QR untuk transaksi, termasuk transaksi QR yang digunakan oleh tiap UMKM.
“Sudah ada berbagai cara untuk melakukan transaksi, salah satunya melalui QR code. Hanya dengan satu kali scan barcode, transaksi akan berlangsung lebih mudah bagi para pemudik,” kata Arsjad.
Transaksi melalui QR code telah dilaksanakan di berbagai daerah di Indonesia. Melalui Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) terdata ada 28,75 juta pengguna yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Secara berurutan, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) hingga Desember 2022.
Pulau Jawa menempati posisi pertama sebesar 20,59 juta, disusul Sumatera dengan 4,75 juta pengguna, kemudian Kalimantan dengan 1.25 juta pengguna, dan Sulawesi, Maluku, serta Papua dengan 1,18 juta pengguna. Paling sedikit berada di Bali dan Nusa Tenggara dengan 979.788 pengguna.
Selain itu, total pedagang (merchant) yang telah memakai QRIS tercatat sebanyak 22,7 juta. “Pada dasarnya QRIS sudah menjadi entry point ke dalam ekosistem digital bagi UMKM untuk mendukung inklusi ekonomi dan keuangan,” kata Arsjad.
Advertisement
Niali Ekonomi Terbesar
Lebih jauh, Indonesia dengan populasi lebih dari 270 juta, memiliki nilai ekonomi terbesar di ASEAN dan merupakan pemain kunci dalam transformasi digital. Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai 133 miliar dolar AS pada tahun 2025, yang menyumbang 11 persen dari PDB negara. Untuk itulah, penggunaan transaksi digital seperti QR Code, M-Banking, dan Transfer Rekening terus didorong di Indonesia.
“Indonesia telah memiliki sistem transaksi digital yang mumpuni seperti QRIS dan sekarang melalui ASEAN-BAC, Indonesia juga akan mendorong penggunaan sistem transaksi digital untuk seluruh ASEAN melalui ASEAN QR Code,” kata Arsjad.
ASEAN QR Code nantinya bagi masyarakat untuk membeli barang dan jasa di seluruh wilayah ASEAN secara mudah dengan mata uang lokal. Pada sisi yang lain, UMKM juga akan sangat terbantu dan menaikkan kelas mereka untuk bersaing di pasar global, khususnya di kawasan ASEAN.
Perputaran uang
Pengusaha memprediksi akan ada Rp 92,3 triliun uang yang beredar selama musim mudik lebaran 2023 ini. Sebab, kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat berjalan semakin bebas.
Hal ini diungkap Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang. Sarman melihat ada peluang ekonomi disamping 123,8 juta orang yang beraktivitas, baik mudik maupun liburan.
Sarman nelihat, dengan jumlah pemudik yang demikian besar maka dipastikan ekonomi daerah yang menjadi tujuan mudik akan bergairah dan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Asumsi perputaran uang selama libur Iduel Fitri 1444 H mencapai Rp 92,3 triliun tersebar di seluruh pelosok tanah air.
"Jumlah tersebut dihitung dari jumlah pemudik sebesar 123,8 juta orang atau setara dengan 30.752.000 keluarga. Jika setiap keluarga membawa uang rata rata Rp 3.000.000 maka perputaran uangnya sebesar tersebut diatas. Ini dihitung rata-rata paling minimal, masih berpeluang diatas itu," ujarnya dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Jumat (21/4/2023).
Sarman merinci, Perputaran uang tersebut akan akan menyebar disektor usaha transportasi darat seperti bus, rental, kereta api, mobil pribadi, dan sepeda motor. Lalu, transportasi laut seperti kapal laut dan udara seperti pesawat.
Ini juga diikuti oleh sektor kuliner, hotel/penginapan, restoran, kafe, destinasi wisata, UKM makanan khas daerah dan penjual souvenir, warung dan toko didaerah dan berbagai produk unggulan daerah. Mudik Idul Fitri tahun ini terdiri atas mudik antar Kabupaten/kota, antar provinsi, antar pulau dan antar wilayah. Antar wilayah maksudnya dari Kawasan Barat ke tengah dan timur atau sebaliknya.
"Perputaran uang tersebut di dominasi di Pulau Jawa yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Jogyakarta, Banten dan Jabodetabek sebesar 62,5 persen dengan jumlah pemudik sebanyak 77,3 juta orang atau setara 19.325.000 keluarga. Sisanya akan menyebar ke Sumatera, Kalimantan, Bali/NTB, Sulawesi, NTT, Maluku dan Papua," ungkap pengusaha itu.
Advertisement