Liputan6.com, Bandung - Jalur alternatif di jalan Raya Bandung-Cianjur, Jawa Barat, menjadi pilihan pengguna jalan untuk menghindari antrean panjang di jalur utama seperti Jalan Raya Mande dan Tungturunan, Ciranjang tembus Jalan Raya Cianjur atau Bandung.
Pewarta Antara di jalur alternatif Mande dan Tungturunan melaporkan, Minggu, volume kendaraan yang melintas di jalur tersebut meningkat akibat antrean panjang kendaraan di jalur utama Cianjur-Bandung yang mencapai 6 kilometer.
Laju kendaraan dengan arah Bandung terhenti selama beberapa puluh menit, sehingga menyebabkan antrean terus memanjang menjelang Minggu malam, rekayasa arus lalulintas sampai dengan pagar betis yang dilakukan seratusan petugas di pos pam tidak membuahkan hasil.
Sedangkan dari arah sebaliknya dari Bandung ke Cianjur volume kendaraan terlihat padat namun tetap lancar meski di sejumlah titik seperti pertigaan Haurwangi, Pasar Cipeuyeum dan Pasar Ciranjang, laju kendaraan tersendat namun tetap bergerak.
Baca Juga
Advertisement
Panjangnya antrean kendaraan pemudik yang berbaur dengan kendaraan warga yang hendak bersilaturahmi pada hari kedua Lebaran, membuat pengguna jalan memanfaatkan jalur alternatif sebagai solusi agar tidak terjebak kemacetan di jalur utama.
Pengguna jalan dengan tujuan Cianjur dari arah Bandung, bisa menggunakan jalur Tunturunan di Jalan Raya Ciranjang atau Lingkar Timur di Jalan Raya Sukaluyu tembus Mande-Cianjur-Cipanas atau Cikalongkulon tembus Jonggol bagi pemudik tujuan Bogor dan Jabodetabek.
Kasat Lantas Polres Cianjur, AKP Anaga Budiharso, mengatakan pihaknya merekomendasikan dua jalur alternatif di jalan raya Bandung-Cianjur dengan tujuan Cianjur atau sebaliknya menuju Bandung, termasuk jalur alternatif Haurwangi, Sukaluyu tembus Cibeber.
"Untuk jalur alternatif Haurwangi-Sukaluyu tembus Jalan Raya Cibeber, direkomendasikan bagi pemudik atau warga dengan tujuan Cianjur selatan atau Cianjur kota, selain kelaikan jalan di sepanjang jalur alternatif sudah dilengkapi lampu penerangan jalan," katanya.
Sedangkan untuk jalur alternatif Cikalongkulon-Jonggol, pihaknya hanya menyarankan karena landasan jalan banyak yang rusak ditambah lampu penerangan yang minim serta rawan terjadi bencana alam longsor, kecuali untuk melintas siang hari.