Liputan6.com, Surabaya - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya menanggapi adanya protes dari Wakil Ketua PWNU Jawa Timur Abdussalam Shohib tentang pelantikan pengurus baru PCNU tanpa melalui mekanisme organisasi.
Sekretaris PCNU Kota Surabaya Masduki Toha menyayangkan statemen sepihak Abdussalam Shohib di sejumlah media daring yang terkesan memprotes pelantikan pengurus baru PCNU Surabaya.
Advertisement
"Gus Salam harusnya bertanya dulu. Tabayun, apa yang sebenarnya terjadi, jangan asal protes. Saya malah bertanya, punya agenda apa kira-kira beliau ini," kata Masduki di Surabaya, dilansir dair Antara, Minggu (23/4/2023).
Apalagi pelantikan PCNU Surabaya yang dilakukan pada 21 April 2023 dilakukan langsung oleh Rais Aam PBNU K.H. Miftachul Ahyar yang merupakan sosok tertinggi dalam organisasi NU.
"Sebagai santri kami sangat tahu akhlak. Ini Rais Aam yang melantik. Jangan sampai malah suul adzab,” kata Masduki
Menurut dia, personel PCNU yang dilantik rata-rata juga mereka yang tahu organisasi dan telah lama berkhidmat di NU. Rais Syuriahnya misalnya, begitu juga Katib Syuriahnya dan pengurus lainnya rata-rata adalah mereka yang juga pernah lama mengabdi di PCNU.
Sebagai Wakil Ketua PWNU Jawa Timur, kata Masduki, Gus Salam harusnya hadir di pelantikan. Jangan malah tidak hadir tapi mengkritik.
Pelantikan PCNU Kota Surabaya dilakukan langsung Rais Aam juga dihadiri Ketua PWNU Jawa Timur K.H. Marzuki Mustamar serta Sekretaris PWNU Prof. Ach. Muzakki.
Ada beberapa alasan kenapa PBNU melakukan pelantikan pengurus baru PCNU Kota Surabaya di antaranya karena PCNU Surabaya yang lama telah habis masa khidmatnya dan tidak menggelar konferensi sampai batas akhir perpanjangan.
Namun karena tidak berhasil menggelar konferensi inilah, maka PBNU kemudian menunjuk pengurus baru sesuai Peraturan PBNU Nomor 02/XII/2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Karteker Kepengurusan Nahdlatul Ulama.
"Struktur, tugas dan wewenang, serta kewajiban dan hak kepengurusan ini sama dengan PCNU hasil permusyawaratan. Bedanya, masa khidmat kepengurusan ini selama satu tahun (bukan 5 tahun). Makanya, strukturnya juga terdapat jajaran Mustasyar dan A'wan,” kata Masduki.
Personalia kepengurusan definitif dengan masa khidmat terbatas ini ditunjuk secara langsung oleh PBNU dengan mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang ada.
"Keputusan itu juga telah disepakati dalam Rapat Harian Syuriyah dan Tanfidziyah PBNU pada tanggal 12 April lalu," ujarnya.
Bukan Hasil Konferensi Cabang
Wakil Ketua PWNU Jawa Timur Abdussalam Shohib dalam keterangannya di sejumlah media daring menilai ketidaklaziman PBNU dari tata cara berorganisasi dalam Kepengurusan PCNU Surabaya saat ini.
Pengasuh PP. Mambaul Maarif Denanyar Jombang mengatakan “pengurus yang dilantik bukanlah hasil dari Konferensi Cabang PCNU Surabaya, melainkan berdasarkan Surat Keputusan PBNU Nomor: 203/PB.01/A.II.01.45/99/04/2023, tertanggal 13 April 2023 tentang Penunjukan dan Pengesahan Kepengurusan Definitif PCNU Surabaya Masa Khidmat 2023-2024.
Penunjukan Pengurus Cabang yang kemudian disahkan sendiri oleh PBNU menunjukkan sikap/keputusan yang tidak dari teladan ilmu Muassis, tapi lebih menunjukkan kekuasaan, walaupun sikap itu bisa dirasionalkan dalam konteks berorganisasi.
PCNU Surabaya masih dalam tugas Karteker (pejabat sementara) yang hingga akhir tugasnya, walaupun telah diperpanjang, tetap berkewajiban menyelenggarakan Konferensi Cabang (Konfercab) agar terbentuk Kepengurusan Definitif.
Pejabat Karteker PCNU tetap wajib melaksanakan Konfercab, bukan justru menetapkan Karteker sebagai Pengurus Definitif PCNU.
Advertisement