Liputan6.com, Jakarta - Bulan Ramadhan berakhir dengan datangnya hari raya Idul Fitri atau biasa disebut juga dengan hari raya Lebaran.
Meskipun bulan Ramadhan berakhir, umat muslim tetap diwajibkan untuk mempertahankan amalan-amalan yang sudah kita lakukan selama bulan Ramadhan. Umat Islam harus tetap menjaga keimanan dan ketakwaan, dan terus berusaha meningkatkan ibadah kita dalam kehidupan sehari-hari.
Advertisement
Berakhirnya bulan Ramadhan juga ditandai dengan datangnya bulan Syawal. Bulan Syawal memberikan kesempatan bagi umat muslim untuk beribadah dan memperbanyak amalan-amalan kebaikan. Salah satunya adalah puasa enam hari di bulan Syawal.
Puasa Syawal enam hari tidak diwajibkan untuk berpuasa seperti puasa di bulan Ramadhan. Namun, puasa selama enam hari di bulan Syawal setelah hari raya Idul Fitri dianggap sebagai penebus dosa-dosa yang dilakukan pada bulan Ramadan, meskipun puasa tersebut tidak diwajibkan.
Puasa ini dapat dilakukan secara berturut-turut atau terpisah selama bulan Syawal, kecuali pada hari raya Idul Adha. Namun, perlu diingat bahwa puasa di bulan Syawal adalah suatu ibadah yang bersifat sunnah, sehingga tidak ada sanksi jika seseorang tidak melakukannya.
Namun, puasa ini dapat menjadi amalan yang baik untuk menambah pahala dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan seseorang kepada Allah SWT. Melansir dari laman NU Online (24/03/2023), berikut keutamaan, niat, dan, waktu pelaksanaan puasa Syawal.
Keutamaan Puasa Syawal
Walaupun puasa Syawal tidak diwajibkan, namun jika melaksanakannya akan mendapat keutamaan seperti melaksanakan puasa setahun penuh. Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya,
“Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun” (HR Muslim).
Namun, terdapat keutamaan lainnya, Imam Ibnu Rajab al-Hanbali menyebutkan lima keutamaan yang kita dapatkan dari melaksanakan puasa sunnah di bulan Syawal, di antaranya adalah:
1. Puasa sunnah di bulan Syawal sebagai penyempurna puasa Ramadhan
Puasa sunnah di bulan Syawal dapat dikatakan sebagai penyempurna puasa Ramadhan. Hal ini sesuai dengan perintah Allah untuk melaksanakan amalan sunnah yang dapat menyempurnakan kekurangan ibadah wajib.
2. Menyempurnakan pahala puasa menjadi pahala puasa setahun
Hal ini sebagaimana yang dijanjikan dalam hadits Rasulullah dalam kitab Shahih Muslim, “Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti pahala berpuasa setahun.”
3. Membiasakan puasa setelah selesainya puasa Ramadhan adalah tanda diterimanya puasa Ramadhan
Sesungguhnya Allah apabila menerima amal kebaikan seseorang, Allah akan menganugerahi hambanya untuk berbuat kebaikan setelah itu. Hal ini dikatakan oleh sebagian ulama.
4. Puasa sunah Syawal sebagai tanda syukur kita kepada Allah
Melaksanakan puasa sunnah di bulan Syawal merupakan tanda syukur kita kepada Allah Swt atas anugerah yang melimpah di bulan Ramadhan berupa puasa, qiyamul lail (shalat malam), zakat dan lain-lain.
5. Ibadah yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan tidak terputus
Puasa Syawal dapat dikatakan adalah salah satu bentuk usaha yang dapat kita lakukan untuk melestarikan ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan.
Advertisement
Niat Puasa Syawal
Niat Puasa Syawal
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَةِ سِتَةٍ مِنْ شَوَالٍ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati sittatin min syawwâlin lillâhi ta‘âlâ.
Artinya,
“Aku niat puasa sunah Syawal di esok hari karena Allah swt.”
Membaca niat puasa Syawal bisa dilafalkan mulai masuk waktu Maghrib hingga sebelum Dzuhur, selagi belum makan dan minum apa-apa sejak terbit fajar di hari berpuasa itu. Niat tersebut cukup digetarkan di dalam hati bahwa ia bersengaja akan menunaikan puasa sunnah Syawal. Tanpa mengucapkan niat secara lisan, puasa sudah sah.
Waktu Pelaksanaan Puasa Syawal
Puasa sunnah di bulan Syawal dianjurkan dilakukan secara berturut-turut mulai dari tanggal 2 hingga 7 syawal. Namun, jika dijalankan secara terpisah juga dapat memberikan keutamaan pahala puasa setahun. Misalnya, pada tanggal 2 berpuasa, tanggal 3 berbuka, dan tanggal 4 kembali berpuasa.
Walaupun tidak berurutan, seseorang etap akan mendapat keutamaan puasa Syawal seakan puasa wajib setahun penuh.
Untuk itu, pentingnya untuk menentukan waktu puasa Syawal. Misalnya berpuasa di hari Senin dan Kamis selama masih berada di bulan Syawal.
Seandainya seseorang berniat puasa Senin-Kamis, ia tetap mendapatkan keutamaan puasa Syawal sebab tujuan dari perintah puasa rawatib itu adalah pelaksanaan puasanya itu sendiri terlepas apa pun niat puasanya.
Advertisement