Ini 3 Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Menjalankan Puasa Syawal

Dalam menunaikan puasa Syawal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

oleh Adelia Septi Viranti diperbarui 26 Apr 2023, 20:08 WIB
Ilustrasi seorang muslim berdoa, Islam. (Photo by Masjid Pogung Dalangan on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Bulan Syawal adalah salah satu bulan yang istimewa bagi umat Islam, karena bulan ini merupakan bulan yang penuh dengan keberkahan dan pahala.

Di bulan Syawal, umat Muslim dapat melaksanakan berbagai ibadah dan kegiatan yang dapat meningkatkan keimanan dan kecintaannya pada Allah SWT. Salah satunya adalah melaksanakan puasa di bulan Syawal.

Puasa Syawal adalah puasa sunnah yang dilakukan selama enam hari pada bulan Syawal, setelah selesai berpuasa pada bulan Ramadan. Puasa Syawal disebut juga dengan puasa enam hari Syawal.

Puasa Syawal sangat dianjurkan untuk dilakukan karena memberikan banyak keutamaan dan pahala yang besar. Puasa Syawal juga merupakan cara untuk melanjutkan semangat beribadah dan meningkatkan keimanan setelah menyelesaikan ibadah puasa selama bulan Ramadan.

Namun, jika seseorang tidak mampu atau tidak bisa berpuasa Syawal, tidak akan mendapatkan dosa. Puasa Syawal adalah ibadah sunnah, bukan wajib. Namun, jika seseorang mampu melakukannya, maka sangat dianjurkan untuk melakukannya. 

Puasa Syawal memiliki banyak keutamaan, salah satuya adalah mendapatkan pahala seperti puasa satu tahun penuh. Hal ini sesuai dengan hadist dari Abu Ayyub Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun." (HR. Muslim)

Namun, sebelum menjalankan puasa di bulan Syawal, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Seperti melansir dari laman NU Online, Selasa (24/03/2023).


1. Hukum dan Keutamaan Puasa Syawal

Ilustrasi puasa, buka puasa, sahur. (Background photo created by freepik - www.freepik.com

Hukum puasa Syawal adalah sunnah yang dianjurkan, sehingga tidak diwajibkan bagi umat muslim. Meskipun demikian, puasa Syawal memiliki banyak keutamaan dan manfaat yang bisa diperoleh. Puasa Syawal sunnah bagi orang yang tidak memiliki tanggungan puasa wajib, baik qadha puasa Ramadhan atau puasa nazar.

Bagi mereka yang punya hutang puasa Ramadhan karena uzur (misalnya sakit, perjalanan jauh, atau lainnya), status hukum berubah menjadi makruh. Namun, bagi mereka yang tak berpuasa Ramadhan karena kesengajaan, tanpa uzur, status hukum menjadi haram.

Untuk itu, sebaiknya tunaikanlah puasa wajib terlebih dahulu, kemudian menunaikan puasa sunnah di bulan Syawal.


2. Ketentuan Waktu

Ilustrasi Membaca Doa Credit: freepik.com

Waktu pelaksanaan puasa Syawal tidak diatur secara spesifik dalam agama Islam, sehingga kita dapat memilih sendiri kapan waktu yang tepat bagi kita untuk melaksanakan puasa Syawal.

Namun, sebaiknya kita memilih waktu yang tepat dan tidak terlalu terburu-buru dalam melaksanakan puasa Syawal. Beberapa ulama merekomendasikan untuk melaksanakan puasa Syawal pada hari Senin dan Kamis, atau pada tanggal 13, 14, dan 15 bulan Syawal, karena terdapat hadits yang menyatakan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut.

Namun, jika ada kendala atau kesulitan dalam melaksanakan puasa pada hari-hari tersebut, kita masih dapat memilih waktu lain yang lebih memungkinkan bagi kita untuk melaksanakan puasa Syawal.


3. Ketentuan Niat

Ilustrasi puasa. (dok. Katsia Jazwinska/Unsplash)

Seperti halnya niat puasa sunnah lainnya, niat puasa Syawal dapat dilakukan pada malam sebelum puasa dilaksanakan atau pada saat akan memulai puasa. Oleh karena itu, kita bisa mengucapkan niat puasa Syawal pada waktu yang dirasa paling tepat dan mudah bagi kita.

Namun, perlu diingat bahwa niat puasa Syawal harus dilakukan sebelum fajar atau sebelum masuk waktu dzuhur pada hari yang ingin dilaksanakan puasa. Niat ini harus dilakukan dengan tekad yang kuat untuk melaksanakan puasa dan mengharapkan pahala dari Allah SWT.

Untuk niat malam hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى  

 

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ

Artinya,

"Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah Taala."

Untuk niat siang hari:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى  

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi Ta‘âlâ

Artinya,

"Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah Taala."

Infografis 20 mubalig versi Kementerian Keagamaan (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya