Liputan6.com, Jakarta Serangan jantung acap kali datang secara tiba-tiba sehingga disebut silent killer atau pembunuh secara diam-diam. Menurut konsultan intervensi dan aritmia jantung Eka Hospital BSD Ignatius Yansen, meski dianggap sebagai penyakit silent killer, tapi serangan jantung sebenarnya tidak selalu datang secara mendadak.
“Serangan jantung juga bisa memiliki gejala awal atau tanda-tanda yang bisa diwaspadai pada tahap awal,” kata Ignatius Yansen dalam keterangan pers ditulis Selasa (25/4/2023).
Advertisement
Gejala serangan jantung yang paling umum adalah nyeri dada. Namun, nyeri dada memang dikenal sebagai penyakit umum dengan kemungkinan yang luas dan sudah biasa dialami oleh semua orang.
“Jika nyeri dada disertai dengan adanya gejala-gejala tak wajar, maka Anda harus waspada akan risiko dan kemungkinan yang bisa menyerang.”
Beberapa gejala yang bisa dirasakan apabila serangan jantung akan menyerang yaitu:
- Nyeri dada terasa seperti ditekan atau tertimpa benda berat dan menjalar ke bahu, lengan, punggung, leher, rahang
- Keringat dingin
- Kelelahan yang terasa ekstrim
- Megap-megap atau sesak napas
- Mulas atau sakit perut
- Mual dan muntah-muntah
“Gejala-gejala di atas mungkin tidak akan dirasakan semuanya dan akan terus memburuk seiring berjalannya waktu. Gejala awal serangan jantung tersebut juga biasanya tidak akan hilang meski sudah minum obat atau beristirahat,” Ignatius Yansen menjelaskan.
Waktu yang Tepat untuk Temui Dokter
Tidak ada patokan pasti kapan pasien harus menemui dokter. Pasalnya, nyeri dada atau rasa tidak nyaman di dada memang sudah menjadi gejala umum yang pasti akan dirasakan oleh penderita serangan jantung.
Apabila nyeri tersebut sudah mulai diikuti dengan gejala tidak wajar lainnya dan berulang, jangan ragu untuk segera memanggil bantuan dan menemui dokter.
Jika hasil tes menunjukkan positif mengalami serangan jantung, dokter bisa langsung memberikan perawatan efektif yang dapat membantu memulihkan aliran darah ke jantung dan meminimalkan komplikasi.
“Perlu Anda ingat bahwa semakin cepat serangan jantung terdeteksi, semakin tinggi juga harapan pemulihan,” kata Ignatius Yansen.
Advertisement
Penyebab Serangan Jantung
Ignatius Yansen menyebutkan beberapa penyebab serangan jantung. Menurutnya, serangan jantung terjadi akibat kurangnya asupan darah kaya akan oksigen ke dalam otot-otot jantung.
Hal ini biasanya menyerang mendadak, tapi tubuh biasanya sudah akan mengirim beberapa sinyal secara bertahap yang bisa dirasakan tanda-tandanya.
Beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab serangan jantung yaitu:
Trombosis Akut
Trombosis akut adalah sebuah gangguan jantung yang bisa menjadi pemicu datangnya serangan jantung. Kondisi ini adalah gangguan ketika pembuluh darah jantung mengalami penutupan mendadak dan menghambat aliran darah ke jantung.
Hipoksemia
Selain trombosis akut, sebuah kondisi langka bernama hipoksemia juga bisa menjadi penyebab serangan jantung. Ini adalah kondisi dimana paru-paru mengalami penurunan fungsi karena faktor tertentu.
Paru-paru tidak dapat bekerja dengan maksimal sehingga kadar oksigen dalam darah menjadi rendah atau bisa diakibatkan oleh anemia di mana jumlah oksigen ke jantung berkurang.
Penggunaan Obat-Obatan Tertentu
Beberapa jenis obat yang terlalu sering dikonsumsi juga dapat memicu serangan jantung, seperti obat dengan zat adiktif.
“Maka dari itu penting bagi Anda untuk lebih bijak dalam mengonsumsi obat-obatan dengan selalu berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu untuk obat yang Anda minum.”
Gaya Hidup Tidak Sehat
Gaya hidup yang tidak sehat seperti jarang berolahraga, pola makan buruk, merokok juga bisa memicu penumpukan lemak atau kolesterol dalam tubuh. Ini merupakan salah satu pemicu utama dari terjadinya serangan jantung.
Advertisement