Liputan6.com, Jakarta - Momen Lebaran menjadi ajang berkumpul bersama keluarga besar, kolega dan lainnya untuk silaturahmi. Selain itu, kadang saat libur Lebaran juga sebagai ajang untuk liburan keluarga.
Hal tersebut membutuhkan dana lebih besar dari biasanya mengingat harus siapkan keuangan untuk mudik, beli baju baru, makanan dan lainnya. Selain tabungan, biasanya tunjangan hari raya (THR) juga dipakai untuk momen Lebaran tersebut. Bahkan, kemungkinan THR digunakan seluruhnya untuk Lebaran.
Advertisement
Hal tersebut bisa saja menganggu keuangan setelah libur Lebaran Idul Fitri usai. Ingin kembali mengatur keuangan usai libur Lebaran dan apa saja yang perlu dievaluasi usai libur Lebaran? Berikut sejumlah hal yang perlu dievaluasi usai libur Lebaran Idul Fitri:
1. Cash Flow
Perencana keuangan Oneshildt Financial Planning Mohammad Andoko menuturkan, usai libur Lebaran perlu evaluasi cash flow apakah defisit, surplus, dan pas. Sebelum Lebaran, biasanya mendapatkan gaji dan THR. Apakah dengan ada tambahan dana dari THR, justru malah defisit. Hal ini karena THR dipakai untuk pulang kampung, kebutuhan Lebaran dan liburan.
2.Dana Darurat
“Apakah terpakai dana daruratnya. Sekarang kalau ada yang terpakai setor lagi untuk dana darurat. Dana darurat 3-6 kali dari pengeluaran,” ujar Andoko.
3.THR Dapat Dipakai untuk Tambah Aset dan Investasi
“Apakah THR bisa disisihkan tambah aset dan investasi. April ada beberapa emiten bagikan dividen. Apakah bisa beli saham,” tutur dia.
4. Utang
Andoko menuturkan, bagi yang alami defisit biasanya tambah utang lewat kartu kredit, pinjaman online dan pihak ketiga. Utang tersebut bisa timbul menurut dia karena keingingan lebih besar daripada kebutuhan dan tidak melihat kemampuan. Oleh karena itu, ia mengingatkan untuk mengelola THR dengan baik dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Andoko pun menyarankan agar tidak alami defisit saat momen Lebaran, seseorang dapat menyisihkan dana untuk hadapi momen Lebaran. “Jadi sejak jauh-jauh hari sudah siapkan. Selain itu, rayakan Idul Fitri dengan kesederhanaan bukan ajang pamer,” tutur dia.
Tips Atur Keuangan Biar Tak Boncos Usai Idul Fitri
Sebelumnya, selama bulan Ramadhan permintaan masyarakat terhadap makanan maupun pakaian cenderung meningkat. Menyusul, banyaknya tawaran potongan harga atau diskon.
Selain itu, tradisi mengenakan "baju baru" saat lebaran juga erat bagi masyarakat Indonesia. Kondisi ini tentu saja dapat mempengaruhi keuangan masyarakat.
Lantas bagaimana cara mengatur keuangan menjelang Lebaran?
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, setidaknya terdapat empat tips yang dapat digunakan masyarakat dalam mengelola keuangan saat Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri.
1. Buat Rencana Keuangan
"Susun alokasi keuangan selama bulan Ramadan, seperti belanja sahur, buka puasa, THR, sedekah, zakat, dan kebutuhan lebaran," tulis OJK dalam melalui akun @ojkindonesia.
2. Tahan Godaan Belanja Barang yang Tidak Dibutuhkan
Hal ini bertujuan agar tujuan yang disusun dalam rencana keuangan dapat tercapai.
"Diskon besar memang menggoda tapi belanjalah hanya untuk kebutuhan sesuai rencana yang sudah disusun," jelas OJK.
3. Jangan Meminjam Secara Online
Fitur paylater atau pinjaman online memang bisa membantu menalangi belanja kebutuhan kita. Namun, itu merupakan bentuk uang yang harus dilunasi.
4. Catat Pengeluaran Secara Disiplin
Mulai sekarang, biasakan mencatat pengeluaran harian agar kamu bisa memantau segala bentuk transaksi keuanganmu.
"Ingat, selalu disiplin terhadap rencana keuangan yang telah kamu susun," terang OJK.
Advertisement
Sudah Gajian? Ini Tips Atur Keuangan Biar Enggak Cuma Numpang Lewat
Sebelumnya, kebutuhan dan keinginan seakan tak ada habisnya. Gaji setiap akhir bulan pun rasanya hanya numpang lewat. Biar gaji kita ga cuma numpang lewat, yuk mulai atur pengelolaannya termasuk disiplin menabung dan mulai berinvestasi.
Simak tips atur gaji biar gak cuma numpang lewat, dikutip dari Instagram resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Senin (31/10/2022).
1. Catat Pemasukan dan Pengeluaran
Catat semua pemasukan dan pengeluaran untuk mengatur aliran dana, dan memilah mana yang merupakan prioritas kebutuhan dan keinginan.
2. Atur Prioritas Kebutuhan
Atur pos anggaran untuk kebutuhan yang utama, seperti biaya hidup sehari-hari, transportasi, dan utang yang harus dilunasi. Dari alokasi ini kamu bisa tahu sisa anggaran yang dimiliki.
3. Bayar Cicilan atau Tagihan Utang
Utamakan membayar cicilan atau tagihan terlebih dahulu dan selalu tepat waktu agar tidak terkena denda yang bisa memberatkan keuanganmu.
Mulai Investasi
4. Pisahkan Anggaran untuk Tabungan
Simpan tabungan dalam rekening terpisah untuk membantumu disiplin menabung dan mudah mengatur alokasi anggaran.
5. Mulai Berinvestasi
Investasi bisa menjadi pilihan untuk memperoleh keuntungan dan menambah keuangan. Tapi jangan lupa, pelajari dan pilih investasi yang memiliki manfaat dan risiko sesuai kebutuhanmu.
Namun, jangan sampai kamu terjerumus ke investasi bodong. Sebab saat ini masih marak kasus investasi bodong yang merugikan masyarakat dalam jumlah besar. Banyaknya penawaran investasi bodong tersebut bisa berdampak kepada masyarakat yang menjadi takut untuk mulai berinvestasi.
Padahal masih banyak di luar sana penyedia layanan investasi sungguhan yang secara legal menawarkan produk atau aset investasi nyata.
Advertisement