Jasad Korban Sekte Sesat Kenya yang Mati Kelaparan Kini 73, Diperkirakan Terus Bertambah

Jumlah korban tewas yang diduga pengikut sekte sesat Kenya, yang berulang kali meningkat saat penggalian dilakukan, diperkirakan bisa bertambah lagi.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 25 Apr 2023, 18:00 WIB
Jenazah para korban sekte sesat di Kenya dari Desa Shakahola, dekat kota pesisir Malindi, Minggu, 23 April 2023. (Foto AP)

Liputan6.com, Malindi - Korban sekte sesat di Kenya terus bertambah, terkini, polisi menemukan 73 jasad yang sebagian besar dari kuburan massal di sebuah hutan di Kenya timur. Diduga pengikut sekte Kristen itu percaya bahwa mereka akan pergi ke surga jika mereka kelaparan, kata pihak berwenang.

Jumlah korban tewas diduga anggota sekte sesat Kenya, yang berulang kali meningkat saat penggalian dilakukan, diperkirakan bisa bertambah lagi.

Palang Merah Kenya mengatakan 112 orang telah dilaporkan hilang ke meja pelacakan dan konseling yang telah didirikan di rumah sakit setempat.

Pengikut self-proclaimed Good News International Church  telah tinggal di beberapa pemukiman terpencil di area seluas 800 acre (324 hektar) di dalam Hutan Shakahola.

Total korban tewas mencapai 73 orang, dengan 26 jasad baru digali pada Senin 24 jasad, kata kepala polisi sub-daerah Malindi John Kemboi kepada Associated Press yang dikutip Selasa (25/4/2023).

Kemboi mengatakan penyelidik telah menerima bala bantuan dan mampu menjangkau lebih banyak wilayah.

Pemimpin kultus, Paul Mackenzie, ditangkap pada 14 April menyusul informasi yang menunjukkan adanya kuburan dangkal yang berisi setidaknya 31 jenazah pengikutnya.

14 anggota kultus lainnya dilaporkan berada dalam tahanan polisi.

Pemimpin sekte, Mackenzie didakwa pada 15 April di Pengadilan Hukum Malindi, di mana hakim memberikan waktu 14 hari kepada polisi untuk melakukan penyelidikan sementara dia ditahan. Media Kenya melaporkan bahwa dia menolak makanan dan air.

Belum ada komentar dari perwakilan mana pun untuk Mackenzie sejauh ini.

"Apa yang kami lihat... mirip dengan terorisme," kata Presiden Kenya William Ruto hari Senin.

Ruto mengatakan dia telah menginstruksikan lembaga penegak hukum untuk menyelidiki secara menyeluruh masalah tersebut sebagai kasus kriminal yang tidak terkait dengan agama apapun.

Ruto, yang terpilih pada tahun 2022, dipuji sebagai presiden Kristen evangelis pertama di negara itu dan tidak malu dengan imannya, berdoa dan menangis secara terbuka di gereja sebelum pemilihannya.

Dia telah mencalonkan beberapa pendeta ke parlemen dan lembaga pemerintah seperti komisi antikorupsi.

 


Pemimpin Kultus Sesat kenya Sudah Ditangkap Dua Kali

Ilustrasi Penangkapan (Liputan6.com/Abdillah)

Mackenzie telah ditangkap dua kali sebelumnya – pada 2019 dan Maret tahun ini – sehubungan dengan kematian anak-anak. Setiap kali, dia dibebaskan dengan jaminan, dan kedua kasus tersebut masih diproses melalui pengadilan.

Politisi lokal mendesak pengadilan untuk tidak membebaskannya kali ini, mengecam penyebaran aliran sesat di daerah Malindi.

Kultus umum terjadi di Kenya, yang sebagian besar masyarakatnya religius.


Pemimpin Sekte Sesat Membantah Bersalah

Ilustrasi Penangkapan (Liputan6.com/Abdillah)

Temuan itu diduga merupakan sisa-sisa jasad pengikut sekte Kristen non-arus utama yang percaya akan masuk surga jika membuat diri mereka sendiri kelaparan sampai mati, demikian seperti dikutip dari Sky News, Minggu (23/4/2023).

Pada hari Kamis, para detektif menandai petak-petak tanah dengan tongkat dan pita kuning di hutan Shakahola di daerah Kilifi, menurut rekaman yang disiarkan oleh televisi lokal.

Area itu dekat lokasi di mana polisi menyelamatkan 15 anggota gereja 'Good News International Church' pekan lalu.

Pemimpin gereja yang diduga sebagai tersangka utama, Paul Mackenzie, ditangkap menyusul informasi yang juga menunjukkan adanya kuburan dari setidaknya 31 pengikutnya.

Mackenzie membantah melakukan pelanggaran hukum.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya