Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini viral di media sosial sebuah pesan bernada ancaman bagi Muhammadiyah. Rupanya, ancaman itu dilakukan oleh salah seorang peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang (AP) Hasanuddin.
Ancaman tersebut berbunyi "perlu saya halalkan darahnya" ketika berkomentar terkait penentuan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah yang dilakukan Muhammadiyah.
Advertisement
Pihak BRIN turut menanggapi adanya viral percakapan di dunia maya yang membuat keresahaan di masyarakat dalam siaran pers yang dikutip pada akun instagram resmi @brin_indonesia nomor 017/SP/HM/BKPUK/IV/2023.
"Diawali dari diskusi di dunia maya. Dalam percakapan tersebut, sebuah komentar diunggah dan menuai respon warga net. Isu semakin merebak setelah konten yang serupa juga diperbincangkan melalui platform media sosial twitter. Percakapan tersebut diduga melibatkan sivitas Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)," kata story akun tersebut, Senin 24 April 2023.
Saat ini BRIN telah melakukan pengecekan atas informasi dan penulis komentar bernada ancaman tersebut.
"Langkah konfirmasi dilakukan untuk memastikan apakah benar sivitas tersebut adalah ASN di BRIN atau bukan," tulisnya.
Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad pun lantas mengimbau agar warga Muhammadiyah agar tetap bijak, dewasa meski ada pesan bernada ancaman tersebut.
"Kami mengimbau agar warga tidak terpancing dengan berbagai cemoohan, sinisme, tudingan, hujatan, kritik yang menyerang, hingga ada oknum yang mengancam secara fisik terkait perbedaan pelaksanaan idul fitri 1444 H," tutur Dadang Kahmad, dikutip dari laman muhammadiyah.or.id.
Meski begitu, saat ini Polri sedang melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut. Hal itu diungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan.
Berikut sederet fakta terkait viral di media sosial sebuah pesan bernada ancaman bagi Muhammadiyah yang dilakukan salah seorang peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dihimpun Liputan.com:
1. Bunyi Pesan Bernada Ancaman terhadap Muhammadiyah
Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang (AP) Hasanuddin tengah menjadi sorotan. Akibat komentar AP Hasanuddin di media sosial yang bernada ancaman pembunuhan kepada jemaah Muhammadiyah.
AP Hasanuddin diketahui menulis komentar terkait perbedaan perayaan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah antara pemerintah dengan Muhammadiyah. Komentar itu ditulis dia saat menanggapi unggahan Facebook milik peneliti BRIN Thomas Djamaluddin.
Dimana dalam unggahan awal, Thomas menyindir yang disambut komentar dari seseorang bernama Aflahal Mufadilah.
Dalam komentarnya Thomas menilai Muhammadiyah sudah tidak taat kepada pemerintah karena tidak mengikuti ketetapan pemerintah terkait Lebaran 2023.
"Eh, masih minta difasilitasi tempat sholat Id. Pemerintah pun memberikan fasilitas," tulis Thomas.
Komentar Thomas ternyata direspon oleh AP Hasanuddin dengan nada ancaman. Lantaran, kalimatnya frontal yang dituliskan AP Hasanuddin dengan kalimat 'Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah?'.
"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," kata Andi.
Advertisement
2. BRIN Akan Proses Pelaku
Dalam siaran pers yang dikutip pada akun instagram resmi @brin_indonesia nomor 017/SP/HM/BKPUK/IV/2023. Pihak BRIN telah turut menanggapi adanya viral percakapan di dunia maya yang membuat keresahaan di masyarakat.
"Diawali dari diskusi di dunia maya. Dalam percakapan tersebut, sebuah komentar diunggah dan menuai respon warga net. Isu semakin merebak setelah konten yang serupa juga diperbincangkan melalui platform media sosial twitter. Percakapan tersebut diduga melibatkan sivitas Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)," kata story akun tersebut, Senin 24 April 2023.
Saat ini BRIN telah melakukan pengecekan atas informasi dan penulis komentar bernada ancaman tersebut.
"Langkah konfirmasi dilakukan untuk memastikan apakah benar sivitas tersebut adalah ASN di BRIN atau bukan," tulisnya.
Selain itu, apabila penulis komentar tersebut dipastikan ASN BRIN dimaksud AP Hasanuddin. Maka akan dilakukan tindaklanjut proses secara etik yang akan dilakukan Majelis Etik ASN.
"Sesuai regulasi yang berlaku BRIN akan memproses melalui Majelis Etik ASN, dan setelahnya dapat dilanjutkan ke Majelis Hukuman Disiplin PNS sesuai PP 94/2021," sebutnya.
"Kepala BRIN mengimbau agar publik tidak terpancing. dengan isu yang beredar dan mengajak publik untuk merujuk pada sumber informasi yang terpercaya," tutup keterangan resmi BRIN.
3. Muhammadiyah Imbau Tak Usah Terpancing
Menyikapi komentar di media sosial (medsos) terkait diduga peneliti astronomi BRIN yang berisi kemarahan terhadap warga Muhammadiyah, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad mengimbau agar warga Muhammadiyah agar tetap bijak, dewasa.
"Kami mengimbau agar warga tidak terpancing dengan berbagai cemoohan, sinisme, tudingan, hujatan, kritik yang menyerang, hingga ada oknum yang mengancam secara fisik terkait perbedaan pelaksanaan idul fitri 1444 H," tutur Dadang Kahmad, dikutip dari laman muhammadiyah.or.id.
Dadang menambahkan, Muhammadiyah sudah kenyang pengalaman diperlakukan negatif atau buruk seperti itu sepanjang perjalanan sejarahnya hingga kini.
"Dulu ketika Kyai Ahmad Dahlan memelopori arah kiblat yang benar secara syariat dan ilmu disikapi serupa, dituding kafir dan dirobohkan masjid yang dibangunnya di Kauman. Kini perangai serupa tertuju ke Muhammadiyah oleh orang-orang yang boleh jadi berilmu, mungkin karena merasa benar sendiri atau memang bersikap kerdil yang tentu tak sejalan dengan khazanah dunia ilmu dan akhlak Islam," jelas Dadang.
Dadang mengajak kepada para pihak yang tak sejalan dengan pandangan keislaman Muhammadiyah agar kedepankan akal sehat, sikap ilmiah yang objektif, dan keluhuran adab Islam layaknya orang beragama dan berilmu.
"Bila di negeri ini para petinggi negeri selama ini begitu gencar menyuarakan moderasi dan toleransi dalam beragama dan berbangsa serta ajakan jangan radikal dan intoleran," tegas Dadang.
Maka Muhammadiyah hanya ingin bukti apakah hal tersebut dipraktikkan secara autentik dan nyata, bukan hanya ditujukan kepada pihak lain, tetapi di lingkungan sendiri-sendiri agar tidak sekadar retorika dan sepihak seperti pepatah.
"Kuman di seberang lautan tampak, Gajah di pelupuk mata tak tampak” atau pepatah lain “Tiba di mulut dimuntahkan, Sampai di perut dikempiskan," ucap dia.
"Muhammadiyah secara organisasi tetap elegan dalam menyikapi sikap maupun pernyataan negatif seputar perbedaan idul fitri karena sudah biasa dan terbiasa," imbuh Dadang.
Dadang mengimbau kepada seluruh warga Muhammadiyah agar tidak bersikap yang sama dengan mereka yang kerdil pemikiran dan sikapnya dalam beragama dan berbangsa. Tunjukkan bahwa warga Muhammadiyah berkeadaban, berilmu, berbangsa, dan bahkan beragama lebih baik di dunia nyata.
"Bila dari pernyataan-pernyataan buruk orang-orang itu terhadap Muhammadiyah ada yang sudah melewati batas dan dapat masuk ke ranah hukum, tentu jalan hukum itu selalu terbuka untuk dilakukan sejalan dengan koridor yang dijamin konstitusi dan terhormat dalam berbangsa. Sekali lagi warga Muhammadiyah agar tetap mengedepankan pemikiran dan sikap luhur, serta tidak mengambil langkah sendiri-sendiri," jelas Dadang.
Terakhir, Dadang bergarap kepada para elite negeri dan cerdik cendekia untuk bersama-sama menciptakan suasana beragama dan berbangsa yang lebih kondusif dan bermartabat luhur, seraya menjauhkan diri dari hal-hal tidak atau kurang terpuji yang dapat meretakkan hidup berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia milik bersama.
Advertisement
4. Polri Mulai Selidiki
Polri merespons kasus peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang berkomentar di sosial media dengan mengancam warga Muhammadiyah terkait perbedaan penetapan Idul Fitri 1444 Hijriah.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan mengatakan Polri sedang melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.
"Polri merespons adanya ancaman segala macam dengan melakukan penyelidikan," kata Ramadhan seperti dilansir Antara.
Sebelumnya, Senin 24 April 2023, Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Pol Adi Vivid A Bactiar mengatakan pihaknya sedang melakukan analisa karakteristik psikologis atau profiling terkait pernyataan ancaman tersebut.
"Sedang kami profiling tentang pernyataan tersebut," kata Vivid.
5. PP Muhammadiyah Buat Laporan
Secara terpisah, pengurus Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah mendatangi Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa untuk membuat laporan polisi terkait komentar ancaman dari peneliti BRIN tersebut.
Tiga orang perwakilan pengurus PP Pemuda Muhammadiyah itu didampingi pengacara tiba di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, pukul 09.19 WIB.
Mereka kemudian menuju ruang Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Bareskrim Polri dan belum mau memberikan komentar sebelum membuat laporan.
Hingga berita ini diturunkan, perwakilan pengurus PP Pemuda Muhammadiyah masih berada di ruang SPKT Bareskrim Polri, Senin 24 April 2023.
Advertisement