Liputan6.com, Jakarta - Chery memiliki pabrik atau fasilitas perakitan mobil berteknologi canggih di Wuhu, Anhui, China. Berdasarkan pantauan Oto.com, pabrikan asal Tiongkok itu memiliki fasilitas yang sangat lengkap, mulai dari pengembangan R&D, produksi, fasilitas uji tabrak (crash test), aerodinamika, hingga uji kekedapan.
Hampir keseluruhan dari kegiatan perakitan mobil di sini menggunakan alat otomatis atau mesin serupa robot. Bila sengaja membandingkan, sepertinya lebih banyak jumlah mesin ketimbang karyawan manusia di sini.
Advertisement
Mesin-mesin canggih itu memiliki tugasnya masing-masing. Mulai dari area khusus untuk perakitan enjin, rangka, interior, dan juga stamping. Dari penglihatan kami, pekerja manusia lebih banyak dibutuhkan untuk mengoperasikan mesin dan juga mengerjakan bagian mobil yang sulit dijangkau oleh mesin tersebut.
Dari penjelasan tour guide yang juga karyawan Chery, pabrik ini mampu merampungkan 1 mobil dalam durasi 2,5 jam saja. Sementara kemampuan produksi per harinya bisa melahirkan 400 unit dengan kapasitas produksi per tahun di angka 200 ribu unit.
“Bagian-bagian pengerjaan di pabrik ini mayoritas menggunakan robot atau dioperasikan oleh mesin. Di sini kami memproduksi 40 model mobil berbeda dari Chery,” ungkapnya.
Fasilitas produksi itu juga dijuluki sebagai ‘Chery’s Future Factory’ yang sudah mengemas teknologi cerdas berbasis digital. Pantauan kami, ada beberapa robot khusus bertugas membawa komponen yang akan dipasang oleh manusia lewat jalur yang sudah disediakan.
Yang paling menarik adalah produksi mobil di sini juga mampu dioperasikan secara otomatis lewat jaringan internet alias secara daring. Menurut penjelasan Chery, teknologi canggih yang terintegrasi diharapkan bisa mengefisiensi biaya operasional agar dapat unggul di seluruh industri yang ada.
“Kegiatan produksi kami di sini bukan hanya untuk pasar lokal di China atau negara yang menggunakan setir kiri, melainkan kami membuat juga mobil setir kanan untuk diekspor ke berbagai negara tujuan,” tambahnya.
Masih menurut penjelasan karyawan pabrik mobil Chery, setidaknya nilai investasi yang dikucurkan oleh perusahaan untuk pembangunan fasilitas khusus produksi ini menelan biaya sebesar 4 miliar Yuan, atau setara Rp8,6 triliun lebih.
“Untuk memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang baik di dalam (Cina) maupun luar, kami menargetkan kenaikan produksi per hari dari 400 unit menjadi 600 unit,” imbuhnya.
Sementara di R&D area (research & development), saya tak bisa banyak mengeksplornya, mungkin saja karena pertimbangan privasi produk. Bisa dibilang bagian R&D jadi divisi penting bagi sebuah perusahaan, tak terkecuali Chery.
Sebab pusat R&D akan menunjang kebutuhan tentang pembuatan dan pengembangan sebuah produk baru agar sesuai dengan kebutuhan serta target pasar yang dituju oleh Chery. Produk yang sesuai dengan demand tentunya berkaitan dengan keberhasilan dari sebuah produk.
Menariknya di manufaktur milik Chery ini saya bisa melihat beragam mobil kamuflase (spyshot) entah dipakai berkendara atau sebatas diparkir di sisi jalan. Tentu mobil-mobil spyshot tersebut akan jadi produk anyar yang akan dilepas ke publik setelah proses R&D-nya selesai.
Fasilitas Uji Tabrak
Selengkap itu fasilitas manufaktur dari Chery, bahkan mereka juga punya fasilitas uji tabrak sendiri di sini. Mobil-mobil model baru produksi Chery sebelum resmi dijual di berbagai negara dipastikan sudah lulus uji tabrak dan keselamatan sesuai dengan segmen dan levelnya masing-masing
Dijelaskan oleh tour guide area crash test, fasilitas uji tabrak milik Chery ini resmi beroperasi sejak 2010 lalu. Pengetesan dilakukan secara komprehensif, mulai test tabrak kendaraan, hingga pengujian berbagai fungsi teknologi yang ada pada mobil.
“Kami memiliki standarisasi berbagai pengetesan. Mulai dari Euro NCAP, Asia NCAP, Latin NCAP, ASEAN NCAP, dan China NCAP,” katanya.
Dia juga menunjukkan ruangan khusus penyimpanan dummy (boneka berbentuk orang) di sana. Dummy itu sudah dilengkapi dengan berbagai sensor untuk mengukur tingkat kerusakan yang terjadi saat uji tabrak mobil berlangsung.
“Kami memiliki sekitar 25 dummy berbagai ukuran. Seluruh dummy kami impor dari Amerika Serikat dengan harga 134 ribu dollar AS (Rp2 miliar) per dummy,” katanya.
Sayang saya tidak bisa melihat kegiatan uji tabraknya secara langsung, sebab tiba di area ini pukul 2 atau 3 sore. Sementara sesi uji tabrak sudah berlangsung pada pagi hari. Namun saya menjumpai di beberapa sudut ruangan, terdapat mobil bekas tabrak ditutup rapi dengan cover khusus.
Selesai di fasilitas uji tabrak, kami geser ke area terakhir, yakni pengujian aerodinamika dan kekedapan. Ruangannya cukup besar dilapisi semacam besi khusus dan sensor-sensor canggih.
Sang guide mempraktikan dengan suara dari mulut, terbukti ketika pintu tertutup ruangan tersebut serasa hampa suara.
Sumber: Oto.com
Advertisement