Uniknya Tradisi Sesaji Rewanda Bersama Monyet Gua Kreo di Bulan Syawal

Tradisi ini dilaksanakan pada tanggal 3 bulan Syawal oleh warga kampung Talun kacang, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunung Pati, Semarang.

oleh Tifani diperbarui 27 Apr 2023, 05:00 WIB
Suasana Kirab tradisi Sesaji Rewanda di Goa Kreo Semarang, (Foto Titoisnau)

Liputan6.com, Semarang - Bulan Syawal menjadi waktu perayaan kemenangan umat Islam setelah puasa di bulan Ramadan. Pada bulan Syawal banyak digelar berbagai macam perayaan yang menjadi simbol kemenangan.

Salah satunya ialah tradisi sesaji rewanda yang digelar masyarakat Semarang. Tradisi ini dilaksanakan pada tanggal 3 bulan Syawal oleh warga kampung Talun kacang, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunung Pati, Semarang.

Dikutip dari laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id, nama sesaji rewanda terdiri dari 2 suku kata. "Sesaji" yang bermakna hadiah dan "rewanda" berarti monyet.

Tradisi ini dimaknai sebagai upacara memberi hadiah untuk para monyet. Tradisi sesaji rewanda dilakukan untuk mengenang kisah napak tilas Sunan Kalijaga saat mencari kayu untuk pembangunan Masjid Agung Demak.

Saat mencari kayu, konon Sunan Kalijaga dibantu para monyet untuk menggulirkan batang kayu jati yang kemudian dihanyutkan ke Sungai Kreo. Setelah itu barulah batang kayu itu dibawa ke Demak untuk pembangunan Masjid Agung.

Perayaan tradisi di bulan Syawal ini dilakukan dengan mengarak gunungan. Gunungan yang diarak juga bermacam-macam, mulai dari buah-buahan, sayur-sayuran hingga ketupat.

 


Nasi Monyet

Hal unik dalam tradisi sesaji rewanda ini adalah keberadaan gunungan "sego kethek". Sego kethek atau nasi monyet ini lah menjadi gunungan yang akan diberikan kepada para monyet di Gua Kreo.

Gunungan sego kethek berisi nasi, sayuran lengkap dengan lauk pauk berupa tahu dan tempe yang dibungkus daun jati. Biasanya, gunungan sego kethek memiliki tinggi hingga 2,5 meter.

Perayaan tradisi sesaji rewanda digelar mulai pukul 09.00 WIB. Para warga mengarak gunungan dari kampung mereka di Kampung Kandri ke Gua Kreo yang jaraknya sekitar 800 meter.

Arak-arakan Sesaji Rewanda didahului oleh tarian empat orang berkostum monyet. Mereka melambangkan para sahabat Sunan Kalijaga yang diminta untuk memindahkan kayu jati.

Sementara itu di belakangnya ada replika batang kayu jati, yang menyimbolkan kayu jati yang dicari Sunan Kalijaga pada saat itu. Setelah tiba di kawasan Goa Kreo, prosesi upacara dimulai.

Upacara ini dipimpin sejumlah tokoh adat yang memanjatkan do’a kepada Sang Pencipta. Setelah itu anak-anak yang berkostum monyet itu menari diiringi tabuhan gamelan, dan diikuti para masyarakat lainnya.

Setelah pembacaan doa dan peragaan tarian selesai, gunungan kemudian dibagikan. Para warga kemudian berebut gunungan yang ada.

Tak ketinggalan, para monyet akan ikut berebut buah-buahan dan sayuran yang ada di gunungan itu. Saat itulah para warga dan monyet menikmati gunungan bersama-sama.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya