Liputan6.com, Jakarta Satgas Operasi Damai Cartenz menyatakan tidak pernah memakai bom saat melakukan operasi pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37). Hal itu dimaksud guna membantah narasi dari kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz, Kombes Pol Donny Charles Go menjelaskan, anggota satgas yang terdiri dari TNI-Polri tidak sama sekali dibekali senjata bom dalam operasi pembebasan Pilot Susi Air.
Advertisement
"Anggota kami di lapangan tidak dibekali dengan senjata itu," kata Donny saat dikonfirmasi pada Rabu (26/4/2023).
Sehingga, Donny menilai narasi pemakaian bom oleh pihak Indonesia dilakukan sekedar propaganda yang dikeluarkan KKB Papua. Supaya menyudutkan posisi petugas yang ada di lapangan.
"Itu bisa saja propaganda yang sengaja dihembuskan untuk menyudutkan aparat yang berada di lapangan," katanya.
Sebelumnya, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) membagikan kabar kondisi terkini Pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37) pasca penyerangan dari kelompok kriminal bersenjata (KKB), di Paro, Papua, Selasa (7/2/2023) lalu.
Lewat video yang dibagikan, Jubir Komnas TPNPB-OPM Sebby Sambom, Kapten Philips menyampaikan kondisinya yang masih dalam keadaan baik. Setelah tiga disandera ketika penyerangan terhadap pesawat Susi Air
"Selamat siang hari ini hari senin tanggal 24 bulan april tahun 2023. Sekarang hampir 3 bulan dari waktu OPM menangkap saya di Paro," kata Philips dari video yang dilihat, Rabu (26/4/2023).
Terlihat, Philips yang memakai kaos hitam dan celana pendek sepertintengah berada di tengah hutan. Didampingi oleh dua anggota TPNPB-OPM, ia menjelaskan kesehariannya selama jadi sandera.
"Saya masih hidup masih sehat saya makan yang baik minum yang baik. Saya tinggal disini duduk bersama, istirahat bersama tidak ada masalah dengan saya," katanya.
KKB Minta Pihak Indonesia Tak Melakukan Pengeboman
Dalam akhir penyampaian, Philips meminta agar pihak Indonesia tidak melakukan pengeboman kepada wilayah tempatnya berada.
Karena, hal itu bisa sangat berbahaya bagi dirinya dan orang-orang sekitar.
"Indonesia lepas bom di daerah jadi tidak usah, kalau lepas bom itu bahaya buat orang-orang disini," ujarnya.
Reporter: Bachtiarudin Alam/Merdeka.com
Advertisement