Liputan6.com, Jakarta - Dalam siaran langsung di Instagram, Nursyah ibunda Indah Permatasari, mengklaim telah minta maaf kepada anaknya beberapa hari setelah pernikahan dengan Arie Kriting digelar.
Namun, ada sejumlah faktor yang membuat hubungan ibu, anak, dan mantu ini tak kunjung membaik. Salah satunya, Nursyah mengklaim sering dikirimi (maaf) santet ke rumahnya.
Advertisement
Lantas apakah pintu maaf untuk Indah Permatasari dan Arie Kriting benaran terkunci? Tidak adakah harapan lagi untuk menebalkan tali silaturahmi mumpung masih suasana Idul Fitri?
Nursyah mengaku sudah kenyang dengan harapan. Ia lantas bersaksi saat minta maaf kepada anak, muka Indah Permatasari tak lagi bercahaya. Tak ada lagi auranya. Inilah pengakuannya.
Bukan Tak Ada Lagi Harapan
“Bukan enggak ada lagi harapan, capai saya. Sudah apa namanya..., sudah kenyang saya tuh. Sudah kenyang saya,” ungkap Nursyah dalam live Instagram, Selasa (25/4/2023).
“Padahal saya sering berulang-ulang saya bilang: Sesudah Indah kawin saya minta maaf. Sudah sering saya bilang habis kawin Indah Permatasari, saya minta maaf,” ia menyambung.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Tak Ada Cahayanya
Nursyah mengatakan, kepada Indah Permatasari, ia tak hanya minta maaf tapi sempat memeluk bintang film Wedding Agreement. Saat itu, ia mengaku tak mendapati aura putrinya.
“Karena mukanya Indah itu tidak ada cahayanya. Mukanya Indah itu tidak ada auranya lagi, sudah tidak ada. Akhirnya saya minta maaf saya peluk,” papar Nursyah panjang.
Kurang Cukup, Ya?
Momen manis ini tak serta merta memperbaiki masalah dua perempuan dari dua generasi tersebut. Nursyah menyebut pihak seberang kembali berulah meski kata maaf telah terucap.
“Sudah diambil dengan cara tidak sopan santun, dengan pakai jin pula. Coba bayangkan habis kawin Indah Permatasari saya yang minta maaf apa kurang cukup ya?” ia membeberkan.
“Mukanya Indah itu tidak ada lagi auranya sudah diselimuti sama jin,” klaim Nursyah. Saat artikel ini disusun, belum ada tanggapan atau respons resmi dari Indah Permatasari dan Arie Kriting.
Advertisement