Sampah di Jakarta Tembus 13 Ribu Ton Selama Libur Lebaran 22-25 April 2023

DLH DKI Jakarta memprediksi puncak tonase penanganan sampah akan terjadi pada H+7 hingga H+9 Lebaran 2023. Setelah itu, tonase sampah akan kembali ke rata-rata tonase normal sebelum ditinggal mudik warga Ibu Kota.

oleh Winda Nelfira diperbarui 27 Apr 2023, 06:46 WIB
Antrean truk sampah dari Jakarta saat akan menurunkan muatan di TPST Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, Senin (18/3). Jumlah sampah yang masuk TPST Bantar Gebang mencapai 7.400 ton per hari. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto mencatat tren jumlah sampah yang dikirim ke tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) Bantargebang mengalami peningkatan kembali selama libur Lebaran Idul Fitri 1444 H/2023 M.

Pada hari H Lebaran, Sabtu 22 April 2023 terkumpul sampah sebanyak 1.987 ton. Jumlah sampah yang dikumpulkan meningkat pada H+1 Lebaran, Minggu 23 April 2023 di mana ada sebanyak 2.344 ton sampah warga Ibu Kota yang dikirim ke Bantargebang.

Asep menyebut, jumlah sampah kembali meningkat pada H+2 Lebaran, Senin 24 April 2023, yakni ada 4.096 ton sampah yang terkumpul. Kemudian, di H+3 Lebaran, Selasa 26 April 2023 sejumlah 5.025 ton sampah dikumpulkan DLH.

Sehingga, apabila ditotalkan sampah yang dikumpulkan DLH DKI Jakarta selama periode libur Lebaran dari 22-25 April 2023 tembus 13.452 ton.

Kendati demikian, menurut Asep selama Lebaran 2023 tren jumlah sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang ini menurun dari hari biasa (normal). Pasalnya, kata dia, sejak H-4 Lebaran pihaknya telah melakukan pengosongan TPS di seluruh wilayah Jakarta.

"Sehingga H-4 sampai dengan H-1 sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang meningkat, kemudian sampah menurun saat H dan H+1 Hari Raya," kata Asep dalam keterangan tertulis, Rabu (26/4/2023).

 


Strategi Pengosongan TPS

Pelang TPS terlihat di kolong Tol Wiyoto-Wiyono, Sungai Bambu, Jakarta, Selasa (15/1). Kolong Tol tersebut berubah menjadi tempat penampungan sampah warga di 3 kelurahan sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Asep menyampaikan strategi pengosongan TPS ini dilakukan agar TPS dapat menampung sampah dengan kapasitas maksimal pada saat libur lebaran. Selain itu, kata dia untuk menghindari TPS dari bau menyengat, berkembangnya lalat dan vektor penyakit lainnya.

“Sampah jika lebih dari 3 hari berdiam di TPS sudah mulai membusuk dan membuat tidak nyaman lingkungan. Kita menghindari itu,” kata Asep.

Asep memprediksi puncak tonase penanganan sampah akan terjadi pada H+7 hingga H+9 Lebaran 2023. Setelah itu, kata dia, tonase sampah akan kembali ke rata-rata tonase normal sebelum ditinggal mudik warga Ibu Kota.

"Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kami sudah mengantisipasi peningkatan tersebut. H+7 sampai dengan H+9 operasional pengangkutan sampah akan sangat optimal," ucapnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya